Ilustrasi gedung DPRD DKI Jakarta. Belum lama ini staf di sana terpapar Covid-19 | Republika/Rakhmawaty La'lang

Jakarta

Staf Setwan DPRD Jakarta Positif Covid-19

Gedung DPRD Jakarta akan disterilisasi dan rapat-rapat akan ditunda untuk mencegah covid-19.

 

 

RATIH WIDIHASTUTI

JAKARTA -- Satu orang staf di Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD DKI Jakarta positif terpapar Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Selain itu, ada enam orang petugas pengamanan dalam (Pamdal) Gedung DPRD DKI Jakarta dinyatakan reaktif terhadap Covid-19.

"Memang ada satu orang staf kami di bagian protokol yang positif. Kemudian enam orang pamdal dinyatakan reaktif," kata pelaksana tugas Sekretaris Dewan DPRD DKI Jakarta Hadameon Aritonang di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (14/7).

Anggota DPRD yang kerap disapa Dame ini menjelaskan jika staf tersebut terpapar Covid-19 sebelum dilaksanakan kunjungan kerja (kunker). Sebab staf DPRD diketahui belum pernah mengikuti kunker DPRD DKI Jakarta.

Saat ini staf tersebut sudah dalam penanganan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Kemudian staf ini akan dilakukan rapid test kembali. “Pasti akan dilakukan pemerikasaan lebih lanjut, jadi akan selalu dipantau lebih lanjut.” ujar Dame.

Staf DPRD ini tidak terlihat gejala Covid-19. Hanya terlihat sehat tanpa gejala apapun. Dame juga menambahkan akan ada tindakan dari DPRD DKI Jakarta untuk melakukan tes cepat dan usap Covid-19 kembali setelah adanya pasien positif di wilayah DPRD DKI Jakarta.

Dame juga mengatakan keprihatinannya, dengan harapan staff DPRD DKI Jakarta tersebut akan lekas sembuh untuk dapat beraktivitas normal kembali dengan menjalankan protokol kesehatan. Dia merasakan bagaimana peningkatan Covid-19 semakin naik secara signifikan.

Dalam hal ini meminta agar masyarakat tetap patuhi aturan protokol kesehatan, karena gejala pembawa virus tidak pernah terlihat seperti layaknya orang tidak terjangkit virus tersebut. Saat ini mungkin telah diketahui, bahwa yang terjangkit Covid-19, dalam dua hari ini bertambah 404 kasus Covid-19 dan lebih tinggi dari sebelumnya.

Sementara itu, enam pamdal yang reaktif diketahui dari rapid test yang dilakukan terakhir oleh setwan pada pekan lalu. Keenamnya, sejauh ini belum dilakukan tes swab, namun sementara ini mereka tidak diperbolehkan kerja.

"Pamdal ada enam orang reaktif, saat ini mereka disuruh di rumah dulu, nanti besok mereka mau kami swab. Kita tunggu hasilnya keluar, berdoa tidak ada yang positif," ucap Dame.

Akibat satu staf Setwan positif, kata Dame, akhirnya gedung lama DPRD disterilisasi dan disemprotkan cairan disinfektan terlebih dahulu dan rapat-rapat di DPRD ditangguhkan. "Karena kegiatan yang tidak bisa tertunda (masih ada rapat), terus terang kita sudah lakukan penyemprotan gedung lama mulai dari lantai satu sampai lantai tiga," kata dia menambahkan.

Salah satu rapat yang dibatalkan yaitu Rapat Komisi D DPRD DKI Jakarta dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman soal program DP 0 Persen. Rencananya rapat tersebut akan digelar pada Selasa (15/7).

"Batal digelar berdasarkan masukan. Kemarin sore dan hari ini ada sterilisasi atau penyemprotan dan 'tracing' (pelacakan), tiga sampai empat hari ditutup dulu sementara," kata Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta.

Politisi Gerindra tersebut mengatakan ada beberapa pegawai DPRD DKI Jakarta yang terungkap reaktif Covid-19 melalui tes cepat (rapid test) yang rencananya, akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut dengan tes usap (swab test) dengan PCR.

"Takutnya saat dia masuk (kerja), kemudian ada droplet atau yang lainnya sehingga ada potensi penularan kan repot. Makanya disemprot dulu," ujar dia.

 

Lima puskesmas ditutup

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon Safari mengatakan sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung, sebanyak lima pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sempat ditutup. Karena petugas kesehatan terpapar virus asal Wuhan, Cina itu.

"Untuk sekarang seluruhnya sudah beroperasi lagi. Lima Puskesmas sempat ditutup itu akumulasi sejak Maret 2020. Terakhir,Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih," kata Erizon.

Erizon menyebutkan para tenaga medis yang positif Covid-19 itu dipastikan telah menjalani isolasi mandiri. "Umumnya tenaga medis yang terpapar langsung lakukan isolasi mandiri," kata Erizon.

Penutupan Puskesmas dilakukan untuk memastikan proses disinfeksi bisa berjalan dengan baik sehingga kondisi Puskesmas kembali steril dari virus maupun kuman-kuman. Ia menyontohkan, Puskesmas Cempaka Putih yang sempat ditutup selama dua hari pada Sabtu (11/7) hingga Ahad (12/7) untuk proses disinfeksi usai ditemukan petugas medisnya terpapar Covid-19.

Seluruh petugas yang bekerja di Puskesmas Cempaka Putih harus menjalani tes usap memastikan ada atau tidaknya kembali kasus positif Covid-19. "Kami semua petugas di Puskesmas Cempaka Putih harus ikut tes usap massal. Selama menunggu hasil, kami isolasi mandiri. Hasilnya Alhamdulillah negatif semua, termasuk saya," kata Kepala Puskesmas Cempaka Putih Dicky Alsadik.

Dicky juga mengatakan, pihaknya saat ini kembali melayani pelayanan kesehatan di Puskesmas Cempaka Putih. Hal ini usai selama dua hari layanannya sempat dipindahkan ke RSUD Cempaka Putih dan Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat