Wira Kolaborasi Apik Malaysian-Indonesia | Republika

Geni

Wira Kolaborasi Apik Malaysia-Indonesia

Selain ikut bermain, Yayan Ruhian juga bertindak sebagai pengarah aksi.

Hassan Munas (Hairun Azreen) kembali ke rumahnya di Rawang, Malaysia. Setelah delapan tahun pergi, Hassan kembali untuk menyelamatkan keluarganya. Hassan menapaki tangga rumah susun yang sudah kusam. Pandangannya tertuju pada mereka yang duduk di pojokan tangga, orang-orang bermasa depan suram yang sedang mengonsumi obat-obatan terlarang.

 

Sesampainya di rumah, tak ada sambutan hangat yang didapat Hassan dari adiknya, Zain (Fify Azmi). Ayah Hassan (Hilal Munaz) terkejut melihat kedatangan anak sulungnya itu. Hassan lantas menjelaskan kepulangannya itu. Setelah pindah ke Machang untuk berkarier sebagai tentara, dia ingin mengajak ayah dan adiknya ikut pindah ke Machang dan tinggal di rumah baru.

 

Ayahnya tak langsung mengiyakan permintaan Hassan. Pria yang sudah paruh baya itu menganggap ajakan Hassan sebagai upaya lari dari kenyataan yang ada. Ayah Hassan enggan pergi dari tempat tinggalnya karena ingin menyelesaikan urusan dengan Raja (Dain Said). Raja sejak lama menindas dia dan warga kampung. Keluarga Hassan juga memiliki utang kepada Raja.

 

Beberapa tahun lalu, Raja datang menggusur kampung untuk pembangunan pabrik alat kontrasepsi. Raja berjanji memberikan pekerjaan kepada warga tergusur sebagai ganti rumah mereka. Sayangnya, pembangunan pabrik itu tak diiringi oleh perlakuan-perlakuan baik Raja.

 

Kesombongan, ketamakan, dan kerakusan Raja membuat lingkungan rumah susun, lingkungan di sekitar pabrik menjadi merusak. Banyak pekerja meninggal dunia karena kelebihan jam kerja. Ada juga warga yang meninggal karena overdosis, lantaran belakangan pabrik tersebut memproduksi sabu-sabu.

 

Zain sama seperti ayahnya. Dia tak ingin terus diinjak-injak oleh Raja. Zain dan anak Raja, Vee (Ismi Melinda), kerap bertarung di ring. Sayangnya, Zain sering kalah. Hassan dan Zain sepakat melunasi semua utang-utang kepada Raja. Pada akhirnya, keduanya harus menghadapi kedua anak Raja di ring.

 

Mereka juga mendapatkan ancaman dari orang- orang Raja yang bengis, termasuk Ifrit (Yayan Ruhian) yang menjadi kepala penjaga Raja. Akankah Hassan dan Zain mampu mengalahkan Raja dan mengembalikan keadilan bagi orang-orang yang ditindas oleh Raja?

 

Film berjudul Wiraini merupakan kolaborasi antara Malaysia dan Indonesia yang sangat apik. Film drama-laga yang semula tak begitu laku di kedua negara, kali ini dikemas secara baik oleh sutradara asal Malaysia, Adrian Teh.

 

Menurut dia, drama laga kurang populer di Malaysia. "Sebab, kami kekurangan bakat pengarah aksi, seperti Kang Yayan. Oleh sebab itu, kami jemput Kang Yayan ke Malaysia untuk menjadi pengarah aksi di film ini," ujar Adrian kepada Republika saat premier film Wiradi CGV, Jakarta, baru-baru ini.

 

Adegan laga sangat mendominasi film untuk penonton 17 tahun ke atas ini. Pada pembuka film penonton langsung disajikan adegan pertarungan aktris Fify Azmi dan Ismi Melinda dalam sebuah ring. Adegan itu berdurasi hampir tiga menit dengan teknik pengambilan gambar mengikuti gerakan kelahi untuk menambah sensasi kelahi yang amat keras.

 

Adrian bersama Yayan menyuguhkan banyak jenis pertarungan dalam film berdurasi 109 menit ini. Mulai adegan satu lawan satu hingga satu lawan belasan orang. Dia juga beberapa kali menyuguhkan adegan gerakan lambat yang menambah kesan dramatis pada perkelahian. Iringan musik di belakang adegan juga ditata ciamik oleh penata suara Jackey Yow.

 

Adegan puncak pertarungan pada film garapan rumah produksi ACT 2 Pictures ini adalah ketika Hassan harus berhadapan dengan Ifrit. Tak tanggung-tanggung, Adrian memberikan sekitar sembilan menit pada adegan kelahi ini.

 

"Saya punya banyak ide yang harus diletakkan pada adegan kelahi, itu memang rencana saya dengan Kang Yayan, jadi saya sangat menyukainya," kata Adrian.

 

Aktor laga sekaligus pengarah koreografi film Wira, Yayan Ruhian, senang bisa bekerja sama dengan para kru film dari Malaysia. Menurut dia, film ini merupakan hasil kola borasi yang baik antara kedua negara, Indonesia dan Malaysia. "Sangat senang bisa bekerja sama dengan teman-teman dari Malaysia," kata Yayan.

 

photo
 

 

Meski dialognya dalam film sedikit, aksi Yayan mencengangkan. Dia terlihat sangat energik dalam adegan kelahi. Dia mengajak masyarakat Indonesia menonton film itu. "Mari kita tonton hasil karya-karya yang baik melalui layar bioskop yang resmi dan tidak ilegal," ujar Yayan.

 

Aktris dari Indonesia, Ismi Melinda, menjalani diet ketat untuk perannya sebagai Vee."Dari segi fisik, kami juga berlatih karena sutradaranya ingin kami punya fisik yang juga merupakan fisik pejuang," ujar Ismi.

 

Dia sempat menjalani pola makan sangat ketat untuk mendapatkan tubuh ideal. Salah satunya, tidak diperbolehkan mengonsumsi gula dan garam selama proses syuting. Ismi menjalani diet itu selama lima bulan.

 

Sebagian pemain, dia juga harus mempelajari teknik-teknik seni bela diri campuran (mixed martial arts atau MMA. Menurut dia, teknik pukulan dan tendangan dari bela diri tersebut cukup berbeda. "Kalau silat, banyak tendangan. Kalau MMA harus menguasai muay thai, boxing, seperti itu," kata Ismi.

 

Secara alur cerita, film kedelapan Adrian ini terasa lambat pada awal film. Namun, setelah beberapa perkelahian dan jalan cerita yang mulai dibeberkan, film ini menjadi sangat menarik. Terlebih, cerita di dalamnya sangat kuat, membawa isu-isu sosial dan sangat merakyat. Setelah tayang di Malaysia sejak November 2019 sampai Januari pertengahan lalu, Wira hadir di jaringan bioskop CGV Indonesia mulai 30 Januari.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat