Olahraga
PSSI Kejar Proses Naturalisasi Pemain
PSSI telah memiliki dokumen Sandy dan Jordi yang langsung dikirim ke Kemenpora.
JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terus bergerak menyelesaikan proses naturalisasi empat pemain berdarah Indonesia yang diajukan oleh pelatih Shin Tae-yong. Keempat pemain tersebut, yakni Sandy Walsh, Jordi Amat, Mees Hilgeers, dan Ragnar Oratmangoen.
Untuk saat ini, PSSI telah memiliki dokumen Sandy dan Jordi yang langsung dikirim ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Hasani Abdulgani mengatakan, agen dari kedua pemain tersebut sudah melengkapi dokumen sesuai permintaan dari tim legal PSSI pada Rabu (26/1).
Setelah dokumen tersebut lengkap, pihaknya kemudian mengirim berkas tersebut ke Kemenpora untuk dibahas di Komisi X DPR RI demi mendapatkan persetujuan sebelum dilantik oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). "Alhamdullilah, kekurangan dokumen sudah dilengkapi oleh mereka," kata Hasani saat dikonfirmasi Republika, Kamis (27/1).
Hasani berharap proses selanjutnya bisa berjalan dengan cepat sehingga para pemain tersebut bisa segera bergabung dengan timnas Indonesia. Apalagi, mereka ditargetkan untuk membela timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Asia 2023 pada Juni 2022. Ketersediaan pemain yang punya pengalaman merumput di Eropa tentu akan menambah kekuatan tempur skuad Garuda.
Sementara untuk dua pemain lain, yaitu Mees Hilgeers dan Ragnar Oratmangoen, Hasani menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih menunggu dokumen yang sedang disiapkan oleh agen kedua pemain tersebut. Dia mengungkapkan, agen mereka berjanji untuk menyerahkan dokumen mereka pada Februari.
Namun, dia mengatakan, proses menaturalisasi Hilgeers dan Oratmangoen kemungkinan akan jauh lebih mudah setelah belajar dari pengalaman Jordi dan Sandy. "Kita sudah belajar dari yang ini, mungkin nanti yang kedua akan lebih mudah. Kita sudah mempelajari beberapa kendala yang ditemukan saat mengumpulkan dokumen yang kita minta dari mereka," ujarnya.
Salah satu contohnya adalah ketika PSSI meminta akta kelahiran kakek atau nenek pemain yang berdarah Indonesia. Menurut Hasani, itu butuh waktu. Ia mencontohkan, terkadang orang biasa saja suka lupa menyimpan akta kelahiran mereka.
"Kita belajar dari situ, karena semua dokumen itu akan dibutuhkan untuk proses naturalisasi, membuktikan bahwa pemain itu benar-benar masih keturunan Indonesia," kata dia menjelaskan.
Dia juga mengatakan perbedaan antara proses menaturalisasi pemain berdarah Indonesia dan yang bukan keturunan. Dalam aturan FIFA, kata dia, jika tidak ada kaitan darah sama sekali dengan Indonesia, pemain itu harus memenuhi syarat minimal menetap dan tinggal di Indonesia selama lima tahun berturut-turut.
"Kalau dia punya hubungan darah dari kakek, nenek, ibu atau ayahnya, dia tidak harus tinggal di Indonesia," kata Hasani.
Sandy Walsh mengaku memiliki garis keturunan Indonesia dari kakek-nenek ibunya, Brigitta Portier. Ia menjelaskan, kakeknya lahir di Surabaya, sementara neneknya di Purworejo. Sementara, Jordi mengaku memiliki darah Indonesia dari neneknya yang lahir di Makassar. Menurut pengakuannya, neneknya tersebut merupakan keturunan dari Raja Siau, Manalang Doelag Kansil, yang berkuasa di Sulawesi Utara dari 1895 sampai 1909.
Adapun Mees Hilgers merupakan pemain kelahiran 13 Mei 2001 yang mengaku punya darah keturunan Indonesia dari ibunya. Sementara, Ragnar Oratmangoen mengaku memiliki keturunan Indonesia dari kakek-nenek dari ayahnya dari Maluku. Keluarga ayahnya pindah dari Indonesia ke Negeri Kincir Angin pada 1950-an, di mana Oratmangoen lahir dan besar tepatnya di Oss. n ed: Israr Itah
Daftar Pemain yang Sudah Dinaturalisasi Indonesia:
Marc Anthony Klok
Otavio Dutra
Ilija Spasojevic
Ezra Walian
Alberto Goncalves
Cristian Gonzales
Greg Nwokolo
Stefano Lilipaly
Kim Jeffrey Kurniawan
Esteban Vizcarra
Victor Igbonefo
Herman Dzumafo Effandi
Sergio van Dijk
OK Jhon
Mahamadou Al Hadji
Bio Paulin
Tonnie Cusell
Jhonny van Beukering
Ruben Wuarbanaran
Raphael Maitimo
Diego Michelis
Guy Junior Ondua
Osas Saha
Godstime Ouseloka Egwuatu
Cristian Alejanro
Fabiano Beltrame da Rosa
Arnol van der Vin
Esaiah Pello Benson
Fassawa Camara
Sackie Teah Doe
Bruno Casimir
Mamadou Diallo
Zoubairou Garba
Mufilutau Opeyemi Ogunsola
Silvio Escobar
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.