Warga antre mengambil uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia, Banda Aceh, Aceh, Kamis (29/4/2021). Pemerintah Aceh telah memberlakukan peraturan daerah (Qanun) nomor 11/2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang mewajibkan semua | ANTARA FOTO / Irwansyah Putra

Ekonomi

Kepak Sayap BSI Menembus Mancanegara

Kehadiran BSI di Dubai merupakan langkah strategis

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mulai merealisasikan program BUMN Go Global yang dicanangkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Hal itu terwujud setelah menerima letter of incorporation dari Dubai International Financial Center (DIFC).

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan, perseroan sedang berproses ke tahap akhir untuk memulai operasional di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). "BSI ingin memaksimalkan peluang bisnis dari potensi besar pasar syariah di dunia yang selama ini belum tersentuh secara optimal," kata Hery, akhir pekan lalu.

Menurutnya, kehadiran BSI di Dubai merupakan langkah strategis menandai rekam jejak pertama bank syariah terbesar Indonesia itu di pasar global. BSI akan menjadi bank dari Indonesia pertama yang memiliki kantor perwakilan di kawasan Timur Tengah.

Dengan ekspansi ini, BSI berharap dapat mewujudkan misinya sebagai Top 10 bank syariah global berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Kehadiran BSI di Dubai diharapkan tidak hanya dapat berkontribusi pada pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia.

BSI akan mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai tersebut sebagai jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global. Hal ini agar investor dapat menginvestasikan dana pada proyek-proyek pemerintah, BUMN, dan juga untuk proyek-proyek pembangunan lainnya di Tanah Air.

BSI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,26 triliun pada kuartal III 2021. Angka itu naik 37,01 persen secara tahunan (yoy). Hery mengatakan, perolehan laba dikontribusikan oleh strategi BSI yang fokus pada digitalisasi.

BSI pun menargetkan pertumbuhan laba sekitar 30-35 persen pada akhir 2021. Hery menyampaikan, target-target BSI disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang terus diharapkan membaik seiring meredanya pandemi.

Setelah membuka cabang di Dubai, BSI disarankan melanjutkan kiprah internasionalnya dengan membuka cabang di wilayah ASEAN. Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto menjelaskan, perbankan di Tanah Air telah masuk dalam tahap ASEAN integrated bank.

Artinya, bank-bank besar di kawasan Asia Tenggara dapat membuka cabang untuk menghimpun dana sekaligus menyalurkan pembiayaan di negara-negara anggota ASEAN. Menurutnya, BSI saat ini sudah terkategori sebagai bank besar dengan dukungan modal inti yang kuat.

"Kita sudah masuk area ASEAN integrated bank dan BSI bisa berkompetisi serta membuka cabang di negara ASEAN lain," kata Toto.

Toto mengatakan, BSI akan mampu menarik banyak investor untuk mengembangkan industri halal nasional ke depan. Dengan model akad tabungan syariah yang kompetitif, BSI dapat mengumpulkan dana investor Muslim global.

"BSI akan diminati investor karena dapat menyajikan layanan perbankan syariah yang semakin kompetitif," katanya.

Layanan single system, kata Toto, juga dapat memperkuat koordinasi operasional dan digital perseroan sehingga dapat meningkatkan efisiensi. Melalui hal itu pula, ada banyak potensi bisnis baru dengan mengoptimalkan integrasi data nasabah. Terlebih, BSI juga merupakan bank syariah yang sangat didukung pemerintah untuk mendorong peningkatan kinerja ekonomi halal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat