Penjual menata dimsum dagangannya di Kebayoran Vintage, Jakarta, Ahad (24/1). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyediakan akses pembiayaan yang murah dan cepat bagi para pelaku UMK di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, denga | ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Tajuk

Akselerasi Pemulihan

Perbaikan makroekonomi mesti disinergikan dengan sektor mikroekonominya untuk akselerasi pemulihan.

Perekonomian nasional diprediksi makin pulih dari dampak pandemi Covid-19. Sejumlah indikator ekonomi memperkuat harapan tersebut. Bahkan, pemerintah memproyeksikan ekonomi nasional akan tumbuh di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen.

Angka yang cukup optimistis saat remuk redam akibat pandemi pada 2020. Harapan akan perbaikan ekonomi nasional itu menguat setidaknya ditunjukkan dari indikator indeks keyakinan konsumen yang positif.

Mengacu data survei Bank Indonesia, indeks keyakinan konsumen Desember 2020 ada di level 96,5, lebih tinggi daripada bulan sebelumnya di level 92. Kita menginginkan indeks keyakinan konsumen mencapai level 100. Apakah mungkin tercapai pada 2021?

 
Namun, perlu kita pahami, indeks keyakinan konsumen merupakan gambaran rerata dari kondisi ekonomi.
 
 

Untuk menjawab itu, bukan hal sederhana. Namun, perlu kita pahami, indeks keyakinan konsumen merupakan gambaran rerata dari kondisi ekonomi kekinian, yang merepresentasikan ekspektasi konsumen. 

Indeks 100 berarti respons konsumen yang optimistis lebih besar ketimbang yang pesimistis. Apa lagi yang memperkuat harapan perekonomian nasional menguat tahun ini? 

Dari sisi makroekonomi, nilai tukar rupiah pada awal tahun memperlihatkan sentimen positif. Indonesia dinilai mampu menjaga pergerakan mata uangnya terhadap mata uang asing.

Sentimen positif juga terlihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Indeks saham mampu bertahan di level lebih dari 6.000. Kendati dinamika di bursa saham hal biasa, ini menunjukkan kepercayaan investor yang membaik. Kondisi yang berbeda saat awal pandemi Covid-19 menghantam pada semester I 2020.

 
Perbaikan makroekonomi mesti disinergikan dengan sektor mikroekonominya.
 
 

Tentu, pemulihan ekonomi nasional ini tak bisa berdiri sendiri. Perbaikan makroekonomi mesti disinergikan dengan sektor mikroekonominya. Sisi finansial ataupun perbankan dan pasar modal harus sejalan dengan perbaikan di sektor riil.

Usaha mikro kecil menengah merupakan salah satu yang paling terdampak pandemi. Berbeda sekali dengan ketika krisis moneter 1997-1998 ataupun krisis keuangan global pada 2008. UMKM masih bergeliat karena tak terhalang dalam berproduksi.

Berbeda dengan krisis akibat pandemi Covid-19, pembatasan aktivitas fisik dan sosial menyebabkan tak hanya setop produksi karena turunnya permintaan, tapi juga aktivitas jual-beli. Belanja masyarakat pun terbatasi.

Namun, tantangan itu bisa disiasati. Terobosan marketing digital dan teknologi terkini memungkinkan proses ekonomi tetap berjalan. Kekhawatiran penularan Covid-19 dalam aktivitas perdagangan mesti dibarengi penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Apalagi, sokongan pemerintah untuk berbagai program pemulihan ekonomi nasional tak terhenti. Ada empat pos besar yang akan mendapat alokasi anggaran pemulihan ekonomi. Dana terbesar untuk UMKM dan pembiayaan korporasi. Nilainya Rp 156,06 triliun.

 
Bila ada kasus 'penyunatan' atas anggaran sosial, bukan tak mungkin kepercayaan pada pemerintah menyusut. 
 
 

Berikutnya, program perlindungan sosial, yakni Rp 150,96 triliun. Tantangan dari program ini adalah akurasi data penerima dan transparansi serta akuntabilitas penyerahan bantuan. Akankah susut di tengah jalan sebelum sampai kepada yang berhak?

Bila ada kasus 'penyunatan' atas anggaran sosial, bukan tak mungkin kepercayaan pada pemerintah menyusut. Bukan indeks kepercayaan konsumen yang membaik, melainkan indeks korupsi yang meningkat. Jika ini terjadi, pemulihan ekonomi nasional akan berjalan lambat.

Diperparah penanganan pandemi Covid-19 dari sisi kesehatan yang tak kunjung berakhir. Jumlah kasus positif Covid-19 yang terus menanjak, menjadi ancaman bagi laju aktivitas perekonomian.

Konsumsi rumah tangga dengan demikian menjadi kata kunci bagi pemulihan eknonomi nasional. Kontraksi pada kuartal I 2021, mesti disiasati dengan bauran kebijakan penanganan Covid-19 yang terintegrasi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Semoga vaksinasi yang pada Rabu (27/1), memasuki program dosis kedua berjalan sukses. Kekebalan komunal diharapkan, menjadi motor utama pemulihan dari sisi kesehatan yang berlanjut dengan pemulihan ekonomi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat