Pelatih kepala Real Madrid Zinedine Zidane memberikan instruksi dari garis samping saat pertandingan sepak bola semifinal Piala Super Spanyol antara Real Madrid melawan Athletic Bilbao di stadion La Rosaleda di Malaga, Spanyol, Kamis, 14 Januari 2021. Ath | AP/Jose Breton

Olahraga

Masihkah Nyawa Zidane Diperpanjang? 

Setelah dua kekalahan beruntun pada partai krusial, Zidane selalu keluar dari lubang jarum.

OLEH FREDERIKUS BATA

Seekor kucing sering disebut memiliki sembilan nyawa. Tentu saja, itu hanyalah sebuah mitos. Namun, paling tidak, hewan itu mempunyai kemampuan bertahan hidup yang baik. Dalam berbagai situasi ketika bergerak dan melompat, refleksnya sangat cepat sewaktu menghindari bahaya. Situasi demikian menyelamatkannya dari kematian.

Mitos sembilan nyawa milik kucing saya bandingkan dengan dinamika Zinedine Zidane di Real Madrid. Mengapa demikian? Sebagai seorang arsitek salah satu klub terbaik dunia, tekanan kepada Zidane sangat tinggi. Ia dituntut tampil sempurna di berbagai pertandingan. 

Masa lalunya saat gemilang sebagai pemain dan pelatih El Real periode pertama hilang tak berbekas, jika ia tidak konsisten menggapai hasil positif pada kemudian hari. Namun, ketika semua pandangan mata terarah padanya, Zidane selalu berhasil keluar dari kesulitan.

Nyawanya sebagai juru taktik El Real tampak lebih panjang dari para pendahulunya. Tengok saja kisah Vicente del Bosque, Fabio Capelo, Jose Mourinho, hingga Carlo Ancelotti yang disingkirkan setelah musim sebelumnya mempersembahkan gelar untuk si putih. Tak ada ampun.

Ini bukan perkara trofi atau tidak. Jika Los Blancos mulai kehilangan sentuhan dalam beberapa laga, biasanya sang pelatih jadi sasaran. Manajemen memecatnya. Hampir di sepanjang musim ini bergulir, isu pemecatan Zidane terus terdengar. Dimulai dari kekalahan beruntun Real Madrid dari Cadiz dan Shakhtar Donetsk pada Oktober tahun lalu. Sang entrenador lantas jadi sorotan.

Di luar dugaan, ia mampu membawa Sergio Ramos dan rekan-rekan mengatasi Barcelona di Camp Nou. Napas Zizou diperpanjang. Selanjutnya situasi serupa kembali terjadi. Pada akhir November hingga awal Desember 2020, Zidane ditumbangkan Deportivo Alaves dan Donetsk. Situasi demikian membuat si putih sempat kesulitan bersaing di papan atas La Liga dan berpotensi gagal lolos dari putaran grup Liga Champions. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh zidane (zidane)

Lagi-lagi Zidane menunjukkan magisnya saat berada di bawah tekanan. Balik dari Ukraina, Karim Benzema cs mengamuk. Setelahnya El Real menumbangkan beberapa tim kelas wahid macam Sevilla, Atletico Madrid, dan Athletic Bilbao di pentas domestik. Los Blancos juga menggasak Borussia Monchengladbach di panggung Eropa.

Perlahan tapi pasti, Madrid menuju tiga besar La Liga. Si Putih juga lolos ke babak knock out kompetisi terelite Benua Biru pada detik-detik terakhir. Nyawa Zidane diperpanjang.

Teranyar, dua kekalahan beruntun kembali membuat masa depan Zizou jadi perbincangan. Dimulai dari tumbangnya Madrid di tangan Bilbao pada semifinal Piala Super Spanyol 2021. Kemudian Si Putih gagal melewati adangan tim Segunda Division B, Alcoyano, pada babak 32 besar Copa del Rey. Fakta demikian membuat rumor Zidane bakal dipecat kembali terdengar. Kali ini, anginnya lebih kencang. Pasalnya, dua hasil negatif tersebut membuat Madrid kehilangan dua gelar dalam sepekan.

Seolah pasrah, sang entrenador meminta awak media untuk melihat situasi yang bakal terjadi dalam beberapa hari mendatang. Bersamaan dengan itu, El Real mulai dikaitkan dengan seorang pelatih asal Argentina, Marcelo Gallardo. Namun, dasarnya Zidane suka membalikkan keadaan dengan cepat.

Setelah kegagalan di Piala Super dan Copa del Rey, Los Blancos baru saja membantai tuan rumah Alaves di liga domestik. Papan skor menunjukkan angka 4-1 untuk Si Putih. Zizou tidak ikut mendampingi anak asuhnya dalam duel di Stadion Mendzorrorza, Ahad (24/1) dini hari WIB.

Karena terjangkit Covid-19, entrenador asal Prancis itu harus menjalani isolasi mandiri. Tugasnya di pinggir lapangan diserahkan pada seorang asisten bernama David Bettoni. Apa yang barusan terjadi, bak pengulangan. Setelah dua kekalahan beruntun pada partai krusial, Zidane selalu keluar dari lubang jarum. Kendati demikian, kemenangan atas Alaves belum meredam isu yang beredar. Seperti yang dia katakan, butuh beberapa hari ke depan, kepastian masa depannya terlihat. 

Setidaknya, bak seekor kucing, Zizou sering kali mampu menyelamatkan diri dari kejatuhan. Ia terus menunjukkan ketenangan. Ia paham dengan risiko besar, saat memutuskan menangani tim seperti Real Madrid.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat