Kapolda Metro Jaya, Nana Sudjana saat berkunjung ke Kampung Sehat Ketahanan Pangan di Kampung Ledug, Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Kamis (19/11). | Eva Rianti/Republika

Kisah Dalam Negeri

Ketahanan Pangan di Kampung Sehat Jatiuwung

Kampung ketahanan pangan ini diciptakan menanggapi pandemi Covid-19.

OLEH EVA RIANTI

Sejak sekitar tiga bulan yang lalu ‘Kampung Sehat Ketahanan Pangan’ di Jatiuwung, Kota Tangerang, lahir. Berlokasi tepatnya di Kampung Ledug, Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang; lahan seluas 10 hektare yang awalnya merupakan lahan tidur tersebut kini berubah 180 derajat menjadi lahan produktif yang ditanami sejumlah bahan pangan.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Jatiuwung, Syarif Hidayat, menceritakan muncul dan berkembangnya lahan produktif tersebut. Dia mengatakan, ‘Kampung Sehat Ketahanan Pangan’ diinisiasi Pemerintah Kota Tangerang bersama dengan Satuan Polsek Jatiuwung dan Rayon Militer (Ramil) Jatiuwung, dengan melibatkan masyarakat sekitar, terutama warga yang terdampak pandemi Covid-19.

“Ini (kampung ketahanan pangan) diciptakan menanggapi pandemi Covid-19. Alhamdulillah dibantu polsek, ramil, kita bisa memberdayakan dan memaksimalkan lahan ini,” tutur Syarif kepada Republika saat panen raya, Kamis (19/11).

Syarif menyampaikan, terdapat tiga klaster sumber pangan yang ditanam atau dikembangbiakkan di lokasi ‘Kampung Sehat Ketahanan Pangan’ Jatiuwung. Ketiganya adalah sektor pertanian, perikanan, dan peternakan.

Dari sektor pertanian, di lokasi tersebut beragam sayur-mayur yang segar tumbuh, seperti kangkung dan bayam. Selain itu, ada cabai dan tanaman umbi-umbian hingga palawija. Dari sektor perikanan, terdapat ikan nila dan ikan lele yang dibudidayakan. Adapun, dari sektor peternakan; ada ayam, kambing, hingga sapi yang dipelihara.

photo
Kapolda Metro Jaya, Nana Sudjana, saat berkunjung ke Kampung Sehat Ketahanan Pangan di Kampung Ledug, Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Kamis (19/11). - (Eva Rianti/Republika)

Dalam perjalanannya, Syarif menyebut, ada sekitar 100 kepala keluarga (KK) yang terlibat dan menggarap kegiatan pertanian hingga peternakan di lokasi tersebut. Notabene dari mereka adalah masyarakat sekitar yang terdampak pandemi Covid-19.

“Efek pandemi terhadap masyarakat cukup luar biasa. Salah satu solusinya adalah ketahanan pangan. Kita berdayakan sekitar 100 KK di sini,” ujar dia.

Lebih lanjut, Syarif mengatakan, penerima manfaat dari hasil pertanian hingga peternakan itu lebih luas, meliputi tiga rukun warga (RW). Secara operasional, Syarif berujar, ada banyak sokongan dari sejumlah pihak dalam menyediakan  berbagai hal yang dibutuhkan, meliputi bibit, pupuk, air, segala peralatan dan perlengkapan, hingga fasilitas pendukung.

Syarif mengatakan, pihaknya akan melakukan pengembangan dengan menghadirkan agrowisata. “Ke depan mungkin banyak program ya, seperti bikin agrowisata. Kita bikin di sini hiburan anak-anak. Saat ini pandemi. Masyarakat butuh hiburan,” ujar dia.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana sempat meninjau panen raya di Kampung Sehat Jatiuwung pada Kamis (19/11) lalu. Nana menyatakan apresiasinya terhadap aktifnya kegiatan ketahanan pangan di lokasi tersebut.

“Ini (kampung ketahanan pangan) adalah suatu hal yang sangat baik dan tentunya positif dalam rangka membantu masyarakat dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi terkait dengan masalah pangan,” kata Nana.

Menurut catatannya, Nana menyebut, hasil pertanian yang ditanam di lokasi tersebut setidaknya akan mengalami empat hingga 12 kali panen dalam setahun. Setiap panen akan menghasilkan hingga Rp 700 juta.

Menurut dia, hal tersebut akan mencukupi pangan masyarakat, khususnya di sekitar Jatiuwung. Nana berharap program tersebut dapat ditumbuhkembangkan. Dia menambahkan, program itu juga bisa menciptakan manfaat yang luas bagi masyarakat sekitar.

“Dan tentunya ini pun bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi para petani atau bagi masyarakat yang ada, khususnya dalam rangka mengantisipasi kelangkaan pangan dalam kondisi pandemi Covid-19,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat