Jurnal Haji
Jabal Magnet, Fenomena Alam yang Bikin Penasaraan
Wadi al-Jinn berjarak sekitar 30 kilometer sebelah barat laut dari pusat Kota Madinah.
OLEH A SYALABY ICHSAN
Wadi al-Jinn atau Jabal Magnet menjadi salah satu agenda liputan tim Media Center Haji (MCH) Madinah pada Kamis (16/6). Sejak dini hari, kami bergabung dengan sebuah Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang memandu jamaah dari kloter Jakarta-Bekasi (JKS-13) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG-14). Selepas shalat Shubuh di Masjid Nabawi, kami menuju ke deretan bus rombongan KBIH tersebut.
Salim Harsono, pemandu dari KBIH tersebut menjelaskan, rombongan jamaah mendapat kesempatan untuk pelesir ke Jabal Magnet, kebun kurma, dan percetakan Alquran. Selain itu, para jamaah akan diajak melihat selintas jejak petilasan Masjid Qiblatain dan Perang Khandaq.
Salim mengungkapkan, Jabal Magnet merupakan tujuan wisata tambahan yang populer bagi jamaah Indonesia. Meski bukan termasuk objek ziarah dan tak ada hubungannya dengan sejarah Nabi, fenomena alam di lembah itu mengundang rasa penasaran. Kami pun harus pergi pagi-pagi karena para jamaah masih mempunyai agenda shalat Arbain di Masjid Nabawi pada waktu Zuhur.
Wadi al-Jinn berjarak sekitar 30 kilometer sebelah barat laut dari pusat Kota Madinah. Daerah ini disebut Jabal Magnet karena memiliki misteri tersendiri. Dilansir dari Arab News, warga lokal percaya kekuatan jin hadir di Wadi Al-Jinn. Di antara banyak cerita aneh tentang lembah ini adalah tentang kendaraan yang bergerak ke atas di jalan pegunungan, tanpa perlu menginjak pedal gas. Ketika pengemudi akan mematikan mesin, mobil akan bergerak.
Bus pun melewati bentangan gunung batu yang menjuntai bak pagar raksasa. Langit biru dan udara pegunungan benar-benar menghibur kami yang sudah harus bangun sejak pukul 03.30 pagi demi mengejar liputan pelesiran ini. Bus kami lalu disambut lampu berwarna merah.
Tanda jika efek magnet sudah bisa terasa. Herman, sopir bus, berkenan untuk menjajal fenomena alam tersebut. Dia lantas menetralkan mesin kendaraan. Tiba-tiba bus berjalan mundur meski jalan terbilang agak turun.
Hanya saja, Herman tak bisa berlama-lama dengan atraksinya. Dia pun memasukkan giginya kembali untuk meneruskan perjalanan.
Sesudah merasakan fenomena alam tersebut, bus-bus jamaah kembali meneruskan perjalanan sampai habisnya jalan beraspal. Tampak jelas kemewahan pemandangan gunung batu di tengah gurun. Urat-uratnya terukir jelas membentuk pahatan yang indah. Cokelat warnanya berpadu padan dengan langit biru yang sungguh rupawan. Di dalam hati, saya bergumam, “Nikmat mana lagi yang kau dustakan?”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Amal Tersembunyi
Bagaimana dengan kita? Adakah amalan tersembunyi yang cukup hanya diri dan Allah yang tahu?
SELENGKAPNYASalam untuk Rasulullah
Sejumlah riwayat menyebutkan, barang siapa rajin berziarah ke makam Muhammad SAW pasti akan mendapat syafaatnya.
SELENGKAPNYAJamaah Diimbau tak Bawa Atribut ke Tanah Suci
Atribut yang dimaksud seperti poster, spanduk, maupun bendera.
SELENGKAPNYA