Aisyiyah turut hadir dalam Kongres Perempuan Indonesia I pada 1928, momentum yang melatari lahirnya Hari Ibu.
'Aisyiyah dan Muslimat NU lahir dengan latar sejarah berbeda, tetapi mengusung spirit yang sama.
Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan merupakan pendiri gerakan 'Aisyiyah.
Istri KH Ahmad Dahlan ini berjuang dalam emansipasi kaum perempuan Muslim.
Kampus-kampus Muhammadiyah dan Aisyiyah sigap hadapi tantangan di masa depan.
PTMA sudah masuk pada fase baru yakni keunggulan menjadi visi bersama untuk meraih kesuksesan.
Klnik dan rumah sakit merupakan amal usaha Muhammadiyah yang terbesar setelah pendidikan.
Kunci yang paling utama menjalankan organisasi adalah keikhlasan.
Muktamar NA diharapkan menghasilkan calon pemimpin muda ‘Aisyiyah pada masa depan.
Memajukan perempuan bukan berarti perempuan mengalami ketertinggalan.
'Aisyiyah juga memiliki peran dalam menyiapkan era Indonesia Emas.
Para penggembira sudah berdatangan dari Papua sampai Aceh.
Tantangan zaman ke depan tidak mudah. Ini menuntut Aisyiyah meneguhkan peran lebih besar.
Islam memiliki pandangan yang maju tentang dunia perempuan.