Pengungsi Palestina tiba di Jalur Gaza utara, untuk pertama kalinya sejak 15 bulan agresi Israel, Selasa, 28 Januari 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Hati-Hati Evakuasi Warga Gaza

Pemindahan warga Gaza sesuai keinginan Zionis.

JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rencana mengevakuasi seribu warga yang terluka dan anak-anak yatim di Gaza. Rencana itu perlu ditimbang matang-matang mengingat ada niatan Israel didukung AS untuk mengosongkan Gaza.

"Sebaiknya Prabowo jangan ikut-ikutan mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia karena jika hal itu terjadi, Prabowo jangan mimpi Israel akan mau menerima kembali warga Gaza yang sudah dievakuasi tersebut," ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (9/4/2025).

Dia mengatakan, jika Prabowo ingin membantu pengobatan dan perawatan rakyat Gaza yang sakit atau luka-luka akibat dari serangan Israel, maka pengobatan dan perawatannya bersama lima negara yang akan dikunjungi Prabowo harus dilakukan di Gaza. 

"Karena sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun maka kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya 1001 cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka," ucap Anwar. 

Terlebih, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza agar lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah tersebut. 

"Lalu Israel akan menempatkan warga negaranya ke daerah yang mereka duduki sehingga dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi  bagian dari negara Israel raya yang mereka cita-citakan," kata Anwar. 

Anwar menjelaskan, hal seperti itu sudah terjadi terhadap Kota Yerusalem. Dulu, kata dia, Yerusalem dikuasai oleh rakyat Palestina, tapi sekarang Yerusalem telah diduduki oleh Israel.  "Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," jelas Waketum MUI Pusat ini. 

Ia mengingatkan, lima negara yang akan dikunjungi Prabowo merupakan negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan Israel dan Amerika. Turki misalnya, sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak 1949, Mesir sejak 1979, Yordania sejak 1994, dan UEA mulai menjalin hubungan pada 2020 lalu. 

photo
Pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Kairo, Kamis (19/12/2024). - (WAFA)

"Qatar belum punya hubungan diplomatik tapi sudah menjalin hubungan dagang tidak resmi dengan Israel sejak 1996. Oleh karena itu kalau Indonesia akan berkonsultasi dengan negara-negara tersebut maka sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi," kata Anwar.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya melansir akan melawat ke lima negara di Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Salah satu tujuannya untuk meminta dukungan mereka terhadap rencana Indonesia mengevakuasi 1.000 warga Palestina di Gaza ke Indonesia.

Presiden Prabowo menegaskan Indonesia akan menjalankan rencananya itu manakala mendapatkan “lampu hijau” dari seluruh pihak, termasuk negara-negara yang saat ini aktif membantu rakyat Palestina di Gaza.

“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal. Saya kira itu sikap Pemerintah Indonesia. Untuk itu, saya harus konsultasi kepada pemimpin daerah tersebut,” kata Presiden Prabowo saat jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum berangkat ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu dini hari.

Presiden Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2025) dini hari WIB. - (BPMI Setpres)  ​

Presiden menjelaskan dirinya sengaja datang langsung ke lima negara itu untuk berkonsultasi dengan pemimpin negara masing-masing, karena Presiden menyebut dirinya terus mendapatkan telepon dan menerima utusan yang menanyakan kesiapan Indonesia untuk membantu situasi di Gaza.

“Ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan, tetapi komitmen Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina, saya kira mendorong Pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” kata Prabowo.

Presiden juga mengatakan, rencananya itu juga untuk menindaklanjuti permintaan komunitas internasional yang menilai Indonesia perlu berperan lebih aktif lagi, mengingat Indonesia merupakan negara non-blok, dan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

“Indonesia dianggap bisa diterima oleh semua pihak yang bertikai. Saya kira, posisi ini membuat kita memang memiliki tanggung jawab, karena itu saya sampaikan bahwa Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak untuk berperan, kami siap berperan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia,” kata Presiden Prabowo.

photo
Pengemudi truk menunggu untuk melintasi Perbatasan Rafah, antara Mesir dan Jalur Gaza, di Rafah, Kegubernuran Sinai Utara, Mesir, 24 Februari 2025. - (EPA-EFE/MOHAMED HOSSAM)

Terkait rencana evakuasi itu, Presiden mengatakan, Pemerintah Indonesia siap menampung kurang lebih 1.000 warga Palestina di Gaza untuk gelombang pertama, terutama mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, dan anak-anak yatim piatu.

“Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” kata Presiden. Walaupun demikian, rencana itu masih akan dibahas lebih lanjut dengan Pemerintah Palestina. Presiden Prabowo mengutus Menteri Luar Negeri Sugiono untuk berdiskusi dengan pihak Palestina.

Sejauh ini, Indonesia telah mengirimkan bantuan berupa makanan, alat-alat kesehatan, obat-obatan, pakaian, air bersih, untuk rakyat Palestina di Gaza, baik yang disalurkan melalui El Arish, Mesir, maupun yang diterjunkan langsung dari udara bekerja sama dengan Angkatan Udara Yordania. Indonesia juga telah mengirimkan kapal rumah sakitnya KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat untuk sandar selama beberapa bulan di El Arish, dan merawat korban-korban perang dari Gaza.

Indonesia juga saat ini masih mengirimkan tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya ke Rafah, Gaza, untuk memberikan layanan kesehatan di rumah sakit lapangan milik Uni Emirat Arab, dan di rumah sakit terapung juga milik UEA di El Arish, Mesir. Dokter-dokter dan tenaga kesehatan yang saat ini bekerja merawat pasien di Gaza dan El Arish itu merupakan prajurit-prajurit TNI dari Korps Kesehatan tiga matra TNI.

photo
Sebuah kamp tenda untuk pengungsi Palestina didirikan di tengah bangunan yang hancur di sebelah barat kamp Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza, pada Senin, 3 Maret 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

“Kita juga sudah kirim tim medis yang terus bekerja di dalam Gaza. Kondisi cukup berbahaya. Rumah sakit tempat kita (dokter-dokter Indonesia) sering ditembaki. Kita bersyukur, saya terima kasih kepada prajurit kita dari Kesehatan TNI yang bekerja di situ,” kata Presiden.

Patut dicatat, akhir bulan lalu media Israel melaporkan bahwa kelompok pertama yang terdiri dari 100 warga Palestina dari Jalur Gaza sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Program ini disebut sebagai bagian dari program percontohan untuk mendorong "emigrasi sukarela" warga Palestina dari Jalur Gaza.

Times of Israel mengutip Channel 12 News yang mengatakan bahwa program percontohan akan dijalankan oleh Mayor Jenderal Ghassan Alian, yang mengepalai Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), sebuah badan Kementerian Pertahanan. Laporan tersebut menambahkan bahwa sebagian besar warga Palestina akan dipekerjakan dalam pekerjaan konstruksi.

Menurut surat kabar tersebut, Israel berharap jika program percontohan ini berhasil, maka akan mendorong ribuan warga Gaza untuk pindah ke Indonesia untuk bekerja dan mempertimbangkan pemukiman permanen di sana, sebuah langkah yang memerlukan persetujuan Jakarta, menurut Channel 12.

Upaya Israel ini kerap dipandang sebagai bagian dari pengosongan Jalur Gaza untuk dicaplok kembali. Berbagai negara dan lembaga internasional melihat rencana "emigrasi sukarela" ini sebagai bagian dari pembersihan etnis di Gaza.

Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia. Kendati demikian, menurut the Times of Israel saluran komunikasi khusus telah dibuka antara kedua negara untuk mengembangkan program percontohan tersebut, kata laporan itu. Jika uji coba ini berhasil, “departemen imigrasi pemerintah” akan mengambil tanggung jawab atas program tersebut, menurut laporan tersebut.

Surat kabar tersebut menyatakan bahwa Menteri Pertahanan Israel Israel Katz akan menunjuk pensiunan Brigadir Jenderal Ofer Winter—seorang perwira senior yang kontroversial di militer, namun sangat dihormati oleh orang-orang Israel yang religius—untuk memimpin proyek tersebut.

Sementara, anggota Komisi I DPR RI Sukamta mendukung rencana Pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu korban genosida Israel di Gaza, Palestina, dan berharap hal tersebut segera terlaksana.

photo
Seorang gadis muda Palestina yang terluka akibat serangan udara Israel di sekolah Dar al-Arqam, dibawa untuk dirawat di Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza, pada Kamis, 3 April 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

"Kondisi di Gaza yang dapat kita saksikan melalui foto dan video yang beredar sangat mengerikan. Korban kembali berjatuhan, sementara sebagian besar rumah sakit hancur. Maka sangat penting untuk bisa dilakukan segera evakuasi, terutama korban luka dan juga anak-anak yatim piatu," kata Sukamta dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Dia mendukung sepenuhnya agar hal tersebut segera terlaksana mengingat Israel telah melanggar secara sepihak perjanjian gencatan senjata, serta melakukan pengeboman ke tenda-tenda pengungsian, petugas kemanusiaan dan wartawan.

Menurut Sukamta, evakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu Palestina ini perlu diupayakan oleh banyak negara, termasuk Indonesia, mengingat jumlahnya yang sangat besar.

"Ada sekitar 120 ribu korban luka-luka, lebih dari 38 ribu anak yatim. Ini jumlah yang sangat besar. Perlu ada bantuan komunitas internasional untuk ikut membantu warga Gaza," ujarnya.

Dia menyatakan langkah evakuasi korban luka dan anak yatim ini beda dengan ide Trump untuk memindahkan warga Gaza. Menurutnya, evakuasi ini hanya bersifat sementara untuk membantu pemulihan luka dan juga trauma. Jika kondisi di Gaza sudah membaik, mereka akan dikembalikan ke tanah airnya.

Sukamta berharap dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, dan Yordania pada 9–15 April 2025 dapat menghadirkan solusi konkret penghentian segera genosida di Gaza yang dilakukan Israel.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

PBB: Semuanya Hampir Habis di Gaza

Lebih dari 180 anak dilaporkan syahid di Gaza pada tanggal 18 Maret.

SELENGKAPNYA

Israel Mulai Fasilitasi Pembersihan Etnis di Gaza

Israel merencanakan relokasi hingga 10.000 warga Gaza per hari

SELENGKAPNYA

Israel Matangkan Pencaplokan Gaza

Israel mengancam pendudukan Gaza jika sandera tak dibebaskan.

SELENGKAPNYA