Kuseduh Kata Pada Cawan Bimbang | Daan Yahya/Republika

Sastra

Kuseduh Kata Pada Cawan Bimbang

Puisi-puisi De Eka Putrakha

Oleh DE EKA PUTRAKHA

Kuseduh Kata Pada Cawan Bimbang

 

Sesuatu menyelinap dalam ruang khayal

Sesekali mencoba merayu

Katakan saja tentang apa yang dirasakan

Tuliskan saja tentang sebuah kebimbangan

Namun, aku masih membisu

 

Mendekap sepi sekiranya bertambah sepi

Melarutkan sunyi sekiranya kian sunyi

Menyeduh kata sekiranya semakin bimbang

Pada cawan yang masih kosong

Sementara kata-kataku menyepi

Kebimbangan larut dalam sunyi

 

Bandung, 22 juli 2022

***

 

Secawan Kopi

 

aku menemukan lara yang mengendap

mengecap pahitnya hidup

semua terlihat suram, buram, kelam

berkisah secawan kopi

padanya tercurah kemanisan

lalui sejauh bebanan dibawa pergi

 

perjalanan hidup serupa teka-teki

seteguk kopi pada secawan tadi

membawa langkah kaki

melayari samudera kasih ilahi

layari hitam kelam hidup

hingga menepi pada dermaga hati

resapilah ...

hidup amat manis bila disyukuri

 

Bandung, 15 April 2022

*** 

 

Kedai di Pinggiran Kota

 

Setiap hari lalu-lalang kendaraan cerita

menderu beriringan hiruk-pikuk orang-orang

hari-hari adalah kesibukan

meskipun ada cerita di antara derasnya peluh

semua sama-sama mengejar asa

juga dikejar bayang-bayang bimbang

 

Pada sebuah kedai kecil

mencoba berdiri megah seolah di tengah kota

cerita-cerita terbawa resah

dibawa ke kota atau terbawa dari kota

orang-orang setiap hari sibuk

suara-suara mesin membangunkan lena

pulang-pergi setiap hari

setidaknya ada beberapa orang

sengaja singgah di kedai kecil ini

membawakan cerita resah

atau menambah keresahan

sebelum masing-masing membawanya pulang

 

Bandung, 18 Mei 2022

***

 

Pesan yang Tertinggal

 

Barangkali kita memang perlu bercerita

menceritakan apa saja hingga tak ada lagi tanya

namun, kita seringkali perlu bertanya

agar tidak menjadi kenangan cerita bagi siapa saja

 

Apa memang kita senantiasa meninggalkan pesan?

walau semestinya hidup penuh dengan makna

setiap kita akan meninggalkan cerita

meninggalkan beragam kisah itu

juga menumbuhkan makna dari apa yang telah ditanam

 

Bandung, 22 Mei 2022

***

 

Persiapan Pulang Kampung

 

sebenarnya aku tak membawa apa-apa

selain kerinduan juga hati yang kesepian

sebagaimana kutemui kekecewaan

sampai pada akhirnya kubawa pulang

semuanya akan pergi

semuanya akan kembali

seumpama hati yang telah patah

satu demi satu menuju muasal

— pulang

 

Bandung, 14 Agustus 2022

***

 

Melalui Masa Lalu

 

Kenangan menjadi setapak jalan

kembali mengubah keinginan

seraya mengingat masa berlalu

kepada siapa akan kutanyakan

perihal kisah usang dan berdebu

 

Bawalah segala lupa jadi ingatan

menuju keterasingan tanpa mengasingkan

meski berhujan berpanas

masa menjadi kisah yang berlalu

 

Bukittinggi – Petaling, 11 November 2024

***

 

Setiap Hari Adalah Mencari

 

Kadang rindu merasa tak bertuan

pada suatu tempat baru yang asing

setiap persimpangan jalan memberi

arah untuk senantiasa berjalan

mencari hingga kehilangan dilupakan

sejenak membuka diri (juga) hati

 

Setiap hari pada hitungan kepergian

ada sesuatu sengaja ditinggalkan

berangkat dan kembali pada permulaan

adalah diri menemukan arah pulang

serta membawa banyak cerita tersimpan

kemudian pada lain hari yang sepi

semua terasa ingin ditemukan

dan memaksa harus menemukan

 

Petaling Jaya, 12 Oktober 2024

***

 

Menunggu

 

Ternyata menunggu ...

Menghimpun kecemasan dan harapan

Menghibur diri dari kebimbangan

KLIA2 menyuguhkan terapi

Tetapkan langkah pernah melangkah

Mencari arah tak pernah menyerah

 

KLIA2, 13 Oktober 2024 


De Eka Putrakha berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat. Perjalanan kepenulisannya pernah dimuat media negeri jiran yaitu jurnal DoeaJiwa Bil.11—November 2023. Tulisannya termuat dalam beberapa buku antologi bersama serta media cetak dan online (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura). Terpilih sebagai Pemenang 10 Resensi Terbaik – Resensi Buku peringkat ASEAN anjuran Persatuan Penyair Malaysia 2020. Buku tunggalnya antara lain; novel “Djiwa” (2022) dan kumpulan puisi “Hikayat Sendiri” (cetakan kedua, 2023). Dapat disapa melalui facebook De Eka Putrakha dan instagram @deekaputrakha.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Persinggahan

Puisi-puisi Rudiana Ade Ginanjar

SELENGKAPNYA

Ingatan Kromo

Cerpen Darju Prasetya

SELENGKAPNYA

Naras

Cerpen Darju Prasetya

SELENGKAPNYA