Gaya Hidup
Kesepian Kini Jadi Prioritas Kesehatan Global
Kesepian sebagai ancaman kesehatan yang sering diabaikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan kesepian sebagai salah satu prioritas kesehatan global. WHO meluncurkan Komisi Hubungan Sosial, yang berfokus pada mengatasi ancaman kesehatan dari epidemi kesepian global selama tiga tahun ke depan.
Komisi ini bertujuan memahami kesepian sebagai isu kesehatan yang mendesak, mengkaji perkembangan ilmiah terbaru, serta merancang strategi untuk mendukung masyarakat dalam memperkuat hubungan sosial mereka. Komisi ini dipimpin oleh Utusan Pemuda Uni Afrika, Chido Mpemba, dan Ahli Bedah Umum AS, dr Vivek Murthy.
Keduanya telah lama memberikan perhatian pada risiko isolasi sosial dan mendorong masalah ini menjadi salah satu fokus utamanya selama bertugas. Dr Murthy menggambarkan kesepian sebagai ancaman kesehatan yang sering diabaikan dan sekarang telah menjadi permasalahan yang merata.
Menurut dia, kesempatan untuk mengubah paradigma tersebut sudah ada. “Sudah terlalu lama, kesepian berada di balik bayang-bayang, tidak terlihat dan kurang dihargai, mendorong penyakit mental dan fisik. Sekarang kita punya kesempatan untuk mengubahnya,” kata dr Murthy, dilansir CNN, Kamis (16/11/2023).
Anggota komite dan Kepala Petugas Kesehatan di Google, dr Karen DeSalvo, menyampaikan, kepedulian yang baik harus diterapkan dalam konteks hubungan sosial. Dia mencatat, dalam pengalaman sebagai dokter dan komisaris kesehatan di New Orleans, kepedulian itu penting, tapi harus dipahami dalam konteks.
Dia juga menyoroti bagaimana isolasi sosial dapat memberikan dampak pada kesehatan seseorang, bahkan dalam situasi medis yang sederhana, seperti nyeri dada. Isu kesepian baru-baru ini semakin mendapat perhatian dalam bidang kesehatan masyarakat.
Kesepian telah diakui sebagai faktor risiko terhadap kesehatan mental dan fisik. Negara bagian New York baru-baru ini menunjuk terapis seks dr Ruth Westheimer sebagai duta kesepian pertamanya.
Pada Mei 2023, dr Murthy menyusun kerangka kerja untuk menangani kesepian dan memperbaiki struktur sosial di negara. Riset menunjukkan, kurangnya jenis hubungan sosial tertentu berkaitan dengan masalah kesehatan mental yang buruk serta meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan bunuh diri.
Kesepian juga terkait dengan masalah kesehatan fisik, seperti risiko kematian dini, masalah kardiovaskular, penurunan kognitif, dan peningkatan risiko demensia. Bahkan dalam konteks pandemi Covid-19, isolasi sosial dan kesepian telah menjadi penyebab peningkatan gejala depresi dan kecemasan pada generasi muda.
Meskipun manusia secara alami merupakan makhluk sosial, isolasi yang diakibatkan oleh pandemi telah membatasi interaksi sosial yang biasanya terjadi, khususnya di kalangan anak muda. Kesepian bukanlah masalah eksklusif bagi lansia.
Sebuah survei global menunjukkan bahwa hampir satu dari empat orang dewasa merasakan kesepian. Bahkan anak-anak dan remaja juga merasakan kesepian pada tingkat tertentu.
Komisi WHO yang baru diharapkan dapat memberikan bukti dan bantuan dalam memahami hubungan antara kesepian dan dampak kesehatan yang merugikan, seperti penyakit jantung. Tujuannya adalah membantu sistem kesehatan di seluruh dunia dalam menangani masalah kesehatan masyarakat ini serta memberikan panduan bagi masyarakat untuk mengatasi isolasi sosial dan kesepian.
Pertolongan dari Musik
Setelah pandemi berlalu, banyak konser musik digelar. Ribuan orang menyerbu konser-konser yang diselenggarakan di Jakarta dan lainnya. Tapi, tahukah Anda, ternyata menghadiri acara musik live dapat berdampak besar pada suasana hati dan kesehatan mental Anda.
Baik itu pertunjukan di bar setempat atau pertunjukan di stadion yang tiketnya terjual habis, kegembiraan mendengarkan musik yang diputar secara langsung tidak dapat ditiru.
1. Musik baik untuk otak Anda
Melansir laman Perth Concert Hall, Sabtu 11/11/2023), penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik melepaskan endorfin dan dopamin di otak. Selain memberikan rasa euforia, pelepasan zat kimia tersebut di otak mampu mengurangi perasaan stres dan cemas.
2. Ini memberi Anda sesuatu untuk dinantikan
Selama pandemi ini, banyak dari kita yang merasakan kekecewaan, ketidakpastian, bahkan kesedihan karena tidak mengetahui kapan kita bisa kembali melakukan hal-hal yang kita sukai. Kini, karena semakin banyak acara yang akan diadakan, merencanakan sesuatu yang menyenangkan seperti konser di kalender Anda dapat membuat Anda merasa penuh harapan dan bersemangat tentang masa depan.
3. Membantu Anda bersantai dan melarikan diri
Kita semua terkadang butuh istirahat. Terlibat sepenuhnya dalam pengalaman musik live dapat memberikan pelarian sementara dari stres dan kehidupan sehari-hari yang monoton.
4. Ini cara yang bagus untuk terhubung dengan orang-orang
Kegembiraan bersama saat pergi ke konser bersama adalah salah satu cara terindah untuk menjalin ikatan dengan orang yang Anda cintai. Dan, jika Anda ingin memperluas lingkaran sosial Anda, menghadiri pertunjukan musik live bisa menjadi cara yang bagus untuk bertemu orang baru yang memiliki minat serupa dengan Anda.
5. Anda akan memiliki kenangan positif untuk diingat
Sebagian besar dari kita mungkin masih ingat sensasi saat melihat band favorit kita tampil di atas panggung atau mendengar lagu yang kita sukai diputar secara live untuk pertama kalinya. Pengalaman konser yang luar biasa dapat menjadi kenangan istimewa yang Anda hargai selamanya.
Kegembiraan bersama saat pergi ke konser bersama adalah salah satu cara terindah untuk menjalin ikatan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
PR Besar Indonesia dalam Urusan Menjaga Kesehatan Mental
Banyak stigma yang beredar tentang kesehatan jiwa di masyarakat hingga saat ini
SELENGKAPNYAAtasi Masalah Kesehatan Mental tanpa Stigma
Kita sudah harus mulai menormalisasi konsep curhat kepada profesional.
SELENGKAPNYATantangan Kesehatan Mental dari Zaman ke Zaman
Di generasi baby boomers, isu kesehatan mental belum menjadi perhatian.
SELENGKAPNYAButuh Perjuangan untuk Raih Kesehatan Mental
Penting untuk selalu mengatasi kekhawatiran yang mengganggu.
SELENGKAPNYA