Pengalaman menikmati kopi semakin menarik dengan perkembangan teknologi. Kecanggihan teknologi berupa kolaborasi manusia dengan kecerdasan buatan (AI) kini diaplikasikan oleh jenama Expat Roasters dalam pengalaman menikmati kopi spesialti atau kopi berkualitas tinggi.

Expat Roasters adalah jaringan kafe dan coffee roastery terkemuka, yang didedikasikan untuk mencari dan memanggang biji kopi terbaik dari seluruh dunia. Inovasi baru dihadirkan Expat Roasters pada gelaran Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2023 yang berlangsung pada 3-5 November 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.

Saat Republika bertandang ke gerai Expat Roasters di Jakarta Coffee Week 2023, terlihat antrean mengular panjang, dengan wajah-wajah semringah penuh penasaran. Mereka adalah penikmat kopi yang menantikan "pesanan" kopi yang dibuat oleh manusia dan AI.

Gerai Expat Roasters di gelaran Jakarta Coffee Week menghadirkan kopi buatan manusia dan kecerdasan buatan (AI). - (Republika/Shelbi Asrianti)

SHARE    

Mengusung konsep "Art Vs Science", Expat Roasters memungkinkan pengunjung gerainya di Jacoweek mencicipi dan membandingkan campuran kopi yang dibuat dengan cermat oleh manusia dan pemanggang AI. Inisiatif inovatif itu menunjukkan komitmen Expat Roasters untuk terus mendorong batasan pemanggangan kopi dan menampilkan potensi AI di ranah kopi spesialti.

Awalnya, pengunjung di gerai Expat Roasters diminta mengisi formulir terlebih dahulu, guna mengungkap intensitas kopi yang disukai sesuai preferensi. Ada pilihan soal keasaman, rasa manis, body atau berat atau kekentalan kopi di lidah saat diminum, serta flavor notes alias aroma, rasa, dan karakter kopi yang digemari. 

Menilik dari informasi itu, Expat Roasters akan meracik biji kopi seperti yang diinginkan, dengan hasil kustom sesuai selera pengunjung. Dengan membayar Rp 250 ribu, pengunjung bisa mendapat dua kaleng biji kopi dengan ukuran masing-masing 200 gram. Satu kaleng hasil racikan roaster manusia dan lainnya roaster AI.

Gerai Expat Roasters di gelaran Jakarta Coffee Week menghadirkan kopi buatan manusia dan kecerdasan buatan (AI). - (Republika/Shelbi Asrianti)

SHARE    

Konsep yang menggabungkan seni pemanggangan kopi oleh manusia dengan teknologi AI mutakhir itu sangat diminati, yang terbukti dari antrean di gerai Expat Roasters Jacoweek 2023. Pendiri & CEO Expat Roasters, Shae Macnamara, berbagi kegembiraannya tentang upaya inovatif tersebut.

Dengan inovasi itu, Macnamara mengatakan penikmat kopi bisa melakukan eksplorasi rasa dalam memilih kopi favorit. "Di Expat Roasters, kami selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai keunggulan dalam kopi spesialti. Kolaborasi kami dengan AI mewakili garis depan baru dalam dunia kopi, yang membuat keahlian manusia dan algoritma mutakhir bersatu untuk menciptakan pengalaman minum kopi yang luar biasa," katanya.

Rahasia Latte Art Sempurna 

Rahasia membuat latte art (ilustrasi) - (Dok Indomilk)

SHARE    

Tidak sembarang orang bisa membuat latte art atau seni latte yang sempurna. Apalagi, untuk corak atau pola latte art yang lebih kompleks. Ternyata, ada rahasia di balik secangkir minuman dengan pola latte art yang hasilnya terlihat sempurna.  

Menurut barista Restu Sadam Hasan, kunci penting membuat latte art dengan hasil terbaik adalah pemilihan jenis susu. Restu menyampaikan hal tersebut pada sesi media bersama Indomilk di Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2023 beberapa waktu lalu.

Untuk membuat latte art, langkah pertamanya adalah membuat espresso. Selanjutnya, Restu mengatakan, bisa menggunakan susu segar yang sudah didinginkan. Memilih susu dengan kandungan lemak dan protein yang pas, disebut bisa mengangkat rasa kopi dan menghasilkan kualitas foam atau buih susu yang sempurna.

"Lebih segar susunya, lebih mudah di-frothing dan menjadikan hasil latte art lebih bagus," kata Restu. Frothing merupakan proses pembuatan buih untuk memberikan efek susu dengan tekstur lembut. 

Juara satu Indonesian Latte Art Championship (ILAC) 2019 dan 2021 itu menyampaikan, teknik frothing adalah tahap paling penting dalam pembuatan latte art. Selama proses ini, gelembung udara ditambahkan ke susu.

Proses frothing pun terbagi dua, yaitu stretching atau proses meregangkan susu hingga mengembang, dilanjutkan dengan texturing atau memberi tekstur pada susu. Setelah itu, bisa dilakukan swirling, untuk meratakan susu liquid dan foam.

Hasil frothing yang sempurna akan menghasilkan tekstur yang smooth, silky, dan shiny. Setelah itu, hasil frothing susu yang dibuat latte art akan mudah diaplikasikan dalam berbagai pola atau pattern. Namun, tetap ada faktor lain untuk melakoni seni tersebut.

Menurut Restu, untuk bisa menghasilkan latte art yang sempurna, tentu tidak bisa instan. Dibutuhkan butuh waktu untuk belajar. "Tentunya, selain dipermudah dengan tekstur susu yang smooth, tetap ada variabel skill dari barista," ujarnya. 

 

Lebih segar susunya, lebih mudah di-frothing dan menjadikan hasil latte art lebih bagus. 

 

RESTU SADAM HASAN, Barista. 

 

 

SHARE    

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat