Medika
Cegah Penularan Hepatitis Mulai dari Bangku Sekolah
Banyak yang tidak menyadari proses penularannya, karena bisa terjadi tiba-tiba.
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan Riskesdas, 2013, prevalensi virus hepatitis B di Indonesia berkisar sekitar 7,1 persen atau sekitar 18 juta. Sementara, virus hepatitis C berkisar 1,01 persen atau sekitar 2,5 juta.
Virus ini sangat infeksius, terutama hepatitis B dan C yang dapat menyebabkan sirosis hati, dan kanker hati, bahkan kematian. Penyakit hepatitis pun telah menjadi perhatian serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Pada 5 April 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menerima 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology). Kemudian pada 15 April 2022, WHO menyatakan kejadian ini sebagai (KLB), kejadian ini terus bertambah dengan adanya laporan-laporan dari berbagai negara sehingga didapatkan jumlah kasus probable di seluruh dunia sekitar 300 kasus.
Pertama kali kasus ini dilaporkan di Indonesia pada 27 April 2022. Pada saat itu, tiga kasus telah dilaporkan dan hingga 12 Mei 2022 terjadi pertambahan kasus hingga 18 laporan kasus. Delapan belas kasus ini tersebar di lima provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur.
Kasus kematian dilaporkan terjadi di DKI Jakarta sejumlah empat kasus, Jawa Timur satu orang, Kalimantan Timur satu orang dan Sumatra Barat satu orang. Berdasarkan usia, rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia satu sampai enam tahun.
Dokter spesialis penyakit dalam, dr Imelda Maria Loho, SpPD, FINASIM mengatakan, hepatitis secara umum ada lima, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A dan E sering kali menimbulkan gejala kuning, yang penyebarannya disebabkan oleh fecal oral, terkait kebiasaan hidup tidak bersih, makanan, atau minuman tercemar dan sanitasi buruk.
Sementara, penyebaran hepatitis B sedikit berbeda. Banyak yang tidak menyadari proses penularannya karena bisa terjadi tiba-tiba seperti akibat transfusi darah, transplantasi, jarum suntik dan seks, sementara di Indonesia penularannya mayoritas melalui ibu ke anak.
"Hepatitis bisa dicegah dengan vaksinasi dimana vaksinasi hepatitis A pada anak mulai usia 12 bulan, dua dosis dengan interval enam sampai 36 bulan, sedangkan pada dewasa tersedia tunggal atau kombinasi dengan vaksin hepatitis B sebanyak dua dosis dengan rentang bulan nol, enam, sampai 12," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (4/9/2023).
Ia menjelaskan, vaksinasi hepatitis B pada anak dilakukan segera setelah lahir, sebelum 24 jam. Sementara itu, Head of Business Development PT Etana Biotechnologies Indonesia, M Indra Lamora, menyebut beberapa kasus penyakit hepatitis banyak ditemui pada anak-anak usia sekolah dasar.
Sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menangani penyakit ini seperti penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, serta melakukan imunisasi hepatitis. Hingga saat ini upaya pencegahan hepatitis terus ditingkatkan, mengingat komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi hepatitis pada 2030.
Perkuat Edukasi
Untuk mengatasi tantangan ini, setiap tahun tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia. Hal ini bertepatan dengan resolusi World Health Assembly (WHA) ke-63 pada 21 Mei 2010 yang mendorong setiap negara untuk memperingati Hari Hepatitis Sedunia pada 28 Juli.
Berbagai dukungan diperlukan untuk mencapai eliminasi hepatitis. Salah satunya dari PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana).
Etana bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyelenggarakan edukasi Kesehatan dan Apresiasi Penanggulangan Penyakit Menular dengan tema “Segerakan Tes dan Obati”. Edukasi Kesehatan ini merupakan bagian dari Peringatan Hari Hepatitis Sedunia Provinsi DKI Jakarta yang membahas secara khusus penyakit hepatitis dan tuberkolosis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Dwi Oktavia mengatakan, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemandirian dalam mencegah infeksi penularan hepatitis dan penyakit prioritas lain yang tentunya membutuhkan keterlibatan kita semua untuk penanggulangannya.
"Kami telah melakukan upaya penanggulangan bekerjasama dengan lintas sektor mulai dari membudayakan perilaku cuci tangan, menggencarkan pelatihan keamanan pangan untuk pengusaha pangan olahan dan siap saji, serta membentuk duta keamanan pangan di sekolah-sekolah dan membina kantin sehat hingga meningkatkan akses air bersih," ujarnya.
Indra menambahkan, Etana berkontribusi dalam upaya penanggulangan penyakit hepatitis dengan melakukan edukasi ke tenaga kesehatan dan masyarakat. "Bersamaan dengan kegiatan edukasi hari ini, kami melakukan kick off pemberian edukasi hepatitis A ke sekolah dasar di DKI Jakarta bekerja sama dengan puskesmas setempat," ujarnya.
Hepatitis secara umum ada lima yaitu hepatitis A, B, C, D dan E.DR IMELDA MARIO LOHO SPPD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Anak Anemia Berisiko Jadi Korban Bullying, Kok Bisa?
Sebagian besar kasus anemia, terutama pada anak, tidak menimbulkan gejala
SELENGKAPNYAJangan Ragu Bersiasat Kembangkan Bakat Anak
Kesenian di Indonesia juga bisa mengikuti berbagai tren terkini.
SELENGKAPNYAUrgensi Mitigasi Dampak Polusi Terhadap Anak
Stunting tidak hanya menurunkan imunitas anak, tetapi akan menurunkan kognitifnya juga.
SELENGKAPNYAScreen Time Berlebihan dan Terancamnya Masa Depan Anak
Anak dengan kebiasaan makan yang lebih sehat juga menunjukkan perkembangan kognitif yang lebih baik
SELENGKAPNYA