
Kabar Utama
‘Ibu, Aku Dikejar Orang Itu’
Terduga pelaku sempat mengejar korban hingga ke depan pintu rumah.
OLEH SILVY DIAN SETIAWAN, M FAUZI RIDWAN, SANTI SOPIA
Seorang anak berusia sembilan tahun berinisial EHP di Kecamatan Danunegaran, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, lolos dari dugaan percobaan penculikan. Kejadian sekitar pukul 14.00 WIB pada 23 Januari 2023 lalu tersebut terjadi di depan rumah korban.
Ibu korban, Susi Kartiningsih (39 tahun), mengatakan, terduga pelaku terdiri atas dua orang, yakni laki-laki dan perempuan yang mengendarai satu sepeda motor. Bahkan, salah satu terduga pelaku sempat mengejar korban yang baru duduk di kelas tiga sekolah dasar (SD) tersebut hingga ke depan pintu rumah.
“Saking ketakutan, anak saya lari masuk rumah sambil ketakutan dan nangis, bilang, ‘Uti-uti, ibu, aku dikejar orang itu’. Panik masuk rumah, posisi sandal masih dipakai. Si pelaku perempuan tadi yang pakai jilbab warna pink, ngejar anak saya sampai depan rumah,” kata Susi kepada Republika, Senin (30/1).
Menurut Susi, waktu itu ia tengah menidurkan anaknya yang paling kecil di dalam rumah. Ia sebelumnya juga sempat mengajak EHP untuk ikut tidur siang, tapi EHP tidak mau karena tidak merasa kantuk.
EHP pun izin kepada ibunya untuk bermain bersama temannya, yang rumahnya tidak jauh dari rumah korban. Namun, EHP tidak dapat bermain bersama temannya karena mendapati temannya tersebut juga tengah tidur siang saat ia sampai di rumah temannya. “Jadi, anak saya pulang dan main sendirian di depan rumah,” ujarnya.
Kemudian, ada pengendara motor yang diduga pelaku berhenti sekitar 20 meter dari lokasi EHP bermain. Terduga pelaku dikatakan sempat merekam korban menggunakan ponsel pintarnya dan melambaikan tangan kepada korban.
“Entah merekam video apa mengambil foto anak saya agak lumayan lama, sambil melambai tangan ke arah anak saya agar mau mendekat. Lalu anak saya merasa tidak kenal, anak saya tidak mau nyamperin, hanya geleng-geleng kepala,” ujar Susi.
Merasa tidak kenal, EHP pun tidak mau mendekat ke tempat terduga pelaku. Namun, salah satu terduga pelaku mencoba untuk mendekati korban, yang mana membuat korban langsung lari ketakutan.

“Yang si laki-laki masih standby di atas motor. Berhubung neneknya kebetulan berada di luar rumah, jadi tahu orang yang mengejar anak saya dan teriak memanggil bapak saya, kakeknya,” kata Susi.
Mendengar teriakan nenek korban, kakek korban pun langsung mengejar pelaku. Namun, terduga pelaku yang menggunakan sepeda motor langsung pergi ke arah barat dari rumah korban.
“Sampai pos kamling, mereka sempat berhenti di sana. Selang beberapa menit, sepasang orang tadi balik lagi ke timur melewati rumah saya dan kakeknya masih berdiri di pinggir jalan kampung depan rumah mengawasi sepasang orang tadi,” ujar Susi.
“Lalu kakeknya nyamperin sepasang orang itu, mau menegur kenapa cucunya ketakutan dikejar. Tapi, sebelum kakeknya sampai, sepasang orang tadi sudah buru-buru pergi ke arah utara perempatan timur rumah saya,” kata Susi.
Entah merekam video apa mengambil foto anak saya agak lumayan lama, sambil melambai tangan ke arah anak saya agar mau mendekat.
EHP pun hingga kini masih mengalami trauma. Susi menyebut akan membawa anaknya ke psikolog. Susi sendiri sudah mendatangi pihak kepolisian untuk menindaklanjuti dugaan percobaan penculikan terhadap anaknya tersebut. Ia juga sudah dimintai keterangan oleh kepolisian, termasuk EHP.
Dari pihak kepolisian, kata dia, juga akan membuat surat pengantar agar anaknya dapat dibawa ke psikolog. “Dibikinkan surat pengantar ke psikolog dari kepolisian untuk memulihkan kondisi mental anak saya,” kata Susi.
Hingga saat ini, anaknya masih takut untuk keluar rumah. “Bahkan habis kejadian itu, anak saya tak suruh bobo siang, tapi seperti ketakutan. Saat berbaring di samping saya, anak saya masih ketakutan dan matanya memandang ke atas terus,” ujarnya.
Untuk berangkat ke sekolah saja, anaknya tidak berani setelah kejadian tersebut. Hal ini membuat Susi harus membujuk anaknya agar mau berangkat sekolah. Mengingat anaknya yang masih trauma, Susi harus mengantar anaknya ke sekolah setiap hari sejak kejadian percobaan penculikan yang terjadi pada 23 Januari lalu tersebut.

“Setiap hari masih diantar ke sekolah dan setengah jam sebelum pulang sekolah diminta jemput dan gurunya standby di sekolah,” kata Susi.
Susi menuturkan, pihak kepolisian melakukan penjagaan di lingkungan sekolah sejak terjadinya percobaan penculikan itu. Namun, penjagaan tidak dilakukan di sekitar rumah Susi, meskipun tempat kejadian perkara dugaan percobaan penculikan terjadi di depan rumahnya.
“Tidak ada penjagaan (di rumah) dan waktu kejadian jalan kampung dalam keadaan sepi sekali waktu Senin kemarin, sekitar jam dua siang. Setelah (kejadian) itu pihak kepolisian tidak mendatangi rumah saya, TKP yang sebenarnya kan waktu kejadian pertama pada Senin (23/1) pas libur sekolah. Harusnya juga menyusuri TKP-nya di rumah saya, tapi hanya di sekolah yang dijaga,” ujar Susi.
Susi menyebut juga telah menghubungi pihak sekolah terjadi kejadian tersebut. Dari pihak sekolah, juga turut menghubungi pihak kepolisian agar kejadian tersebut dapat segera diselesaikan.

Pihak kepolisian mengaku sudah melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari olah TKP, dikatakan bahwa kejadian tersebut belum mengarah ke percobaan penculikan. “Untuk di Kota Yogyakarta sementara belum ada, belum mengarah ke situ (percobaan penculikan),” kata Kabid Humas Polresta Yogyakarta, Timbul Sasana Raharjo.
Meski begitu, Timbul menyebut, pihaknya akan terus mendalami kejadian yang terjadi pada 23 Januari lalu tersebut. Pihak keluarga juga sudah mendatangi kepolisian untuk memberikan keterangan terkait dugaan pencobaan penculikan itu. “Belum mengarah ke situ, tetapi tetap akan kita lakukan pendalaman terkait kejadian tersebut,” ujar Timbul.
Isu penculikan anak kembali menyeruak dalam beberapa waktu terakhir di berbagai daerah. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga mengimbau orang tua untuk lebih ketat mengawasi serta membimbing anak. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi atas marak penculikan anak di sejumlah daerah.
“Lebih kepada pengawasan orang tua dan peningkatan bimbingan orang tua. Memang fenomena yang muncul saat ini di beberapa daerah terjadi seperti itu,” ujar Kepala Dinas DP3A Kota Bandung, Uum Sumiati.
Lebih kepada pengawasan orang tua dan peningkatan bimbingan orang tua.
Ia mengingatkan agar orang tua tidak membiarkan anak bepergian sendiri. Anak-anak pun diminta lebih berhati-hati serta untuk langsung pulang apabila selesai kegiatan sekolah. Orang tua pun diminta membentengi anak-anak dengan bekal pengetahuan.
Menurut psikolog Karina Adistiana, Indonesia memang termasuk negara yang kurang aman untuk anak-anak. Orang tua juga tidak bisa terlalu polos, seperti enggan percaya terhadap kasus penculikan. Akan tetapi, yang harus diingat adalah bukan dengan menakut-nakuti anak.
“Intinya orang tua perlu mengajak anak mengenali lingkungan, bersama siapa dia pergi. Kemudian tahu apa yang harus dilakukan kalau dia pergi dari rumah,” kata Karina.
Menurut Karina, tentu ada banyak jalan instan, seperti halnya membekali anak dengan identitas hingga teknologi yang membuat orang tua tahu keberadaan anak. Tetapi, yang lebih penting dan sering kali tidak disadari adalah menumbuhkan kesadaran keamanan pada anak.
Orang tua juga tidak bisa terlalu polos, seperti enggan percaya terhadap kasus penculikan.
Karina mencontohkan upaya menumbuhkan kesadaran ini. Misalnya, ketika anak diajak pergi ke suatu tempat, katakanlah pusat perbelanjaan, selalu beri tahu anak beberapa hal yang bekaitan dengan keamanan. Hal itu seperti menunjukan di mana satpam dan sebagai apa fungsinya, di mana pintu darurat.
“Jadi, bukan sekadar membekali anak dengan kartu identitas, melainkan membekali anak pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan jika menghadapi situasi bahaya,” ujar dia.
Daftar Panjang Kabar Burung Penculikan Anak
Hoaks tentang penculikan anak beredar di berbagai daerah di Indonesia.
SELENGKAPNYAMenjaga Anak di Tengah Derasnya Isu Penculikan
Anak kini harus diajari mekanisme pertahanan diri.
SELENGKAPNYAKetika Anak Belanja Daring tanpa Pengawasan
Berikan batasan yang jelas mengenai transaksi yang boleh dan tidak.
SELENGKAPNYA