
Keluarga
Daftar Panjang Kabar Burung Penculikan Anak
Hoaks tentang penculikan anak beredar di berbagai daerah di Indonesia.
Penculikan anak menjadi momok bagi para orang tua di Indonesia saat ini. Deretan panjang berita terjadinya penculikan pun beredar di berbagai daerah.
Sebelumnya, isu penculikan anak di media sosial beredar di sejumlah daerah, seperti Bogor maupun Depok. Aparat kepolisian memastikan bahwa isu atau informasi yang beredar dipastikan hoaks atau bohong.
Polda Jawa Barat pun mengimbau masyarakat tidak mudah percaya isu penculikan anak yang saat ini marak beredar di media sosial. Mereka yang menerima informasi itu harus terlebih dahulu melakukan klarifikasi kepada petugas yang berwenang.
"Apabila ada informasi terkait suatu kejadian baiknya diklarifikasi," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo saat dihubungi, Senin (30/1/2023).
Ia mencontohkan, klarifikasi yang dilakukan oleh Polres Bogor terkait isu penculikan anak di media sosial menunjukkan, kejadian penculikan anak tidak ada. Sejauh ini, Polda Jawa Barat pun belum menerima laporan terkait kasus penculikan anak.
"Jadi, kalau informasi yang ada selama ini belum pernah mendapatkan laporan penculikan anak. Klarifikasi yang dibuat oleh Polres Bogor ini menunjukkan tidak ada kejadian penculikan tersebut," ujarnya.
Ibrahim melanjutkan, orang tua tetap harus mengawasi anak-anak mereka agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ia menilai kewaspadaan harus ditekankan kepada anak untuk menjaga diri. "Terkait anak, namanya anak kecil memang perlu diawasi untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan. Kewaspadaan kepada anak perlu dilakukan," katanya.

Tak hanya di Bogor, di Pangandaran isu penculikan anak pun ikut merebak. Sejumlah informasi mengenai penculikan anak beredar di kalangan warga Kabupaten Pangandaran pada Kamis (26/1/2023). Aparat kepolisian menyebutkan, informasi penculikan anak yang beredar di media sosial itu merupakan hoaks.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pangandaran, AKP Luhut Sitorus, mengakui, terdapat informasi sejumlah mengenai penculikan anak di wilayah Pangandaran, Parigi, Langkaplancar, Cigugur, bahkan Padaherang. Namun, menurut dia, informasi itu merupakan hoaks. "Itu sebenarnya hoaks," kata dia saat dikonfirmasi Republika, pekan lalu.
Menurut dia, hingga saat ini polisi belum menerima laporan terkait penculikan anak di Kabupaten Pangandaran. Ia menambahkan, sejauh ini juga tak ada perkara penculikan anak di daerah itu.
Karena itu, ia mengimbau warga di Kabupaten Pangandaran untuk tidak mudah terpengaruh mengenai informasi penculikan anak yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Apalagi, apabila informasi itu bersumber dari media sosial. "Itu akan membuat resah warga. Jadi ada kekhawatiran," ujar Luhut.
Ia meminta warga tetap waspada mengenai kasus penculikan anak. Meski begitu, warga juga diharapkan dapat menyaring informasi yang diterimanya. "Diharapkan warga Pangandaran tidak terpengaruh hoaks," kata dia.
Bersumber dari Grup Facebook

Di Purbalingga, informasi tentang upaya penculikan anak sekolah dasar (SD) di Desa Tajug, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, beredar di media sosial Facebook. Informasi tersebut diunggah di grup Facebook Sumur Gowok Sawangan, Sabtu (28/1/2023) siang.
Unggahan tersebut berisikan informasi adanya upaya penculikan siswa SD Negeri 1 Tajug oleh seorang pria tidak dikenal. Modusnya disampaikan bahwa pelaku membawa mobil dan menawari permen kepada siswa.
Postingan ini menjadi ramai dan dikomentari banyak netizen. Sejumlah netizen juga ikut membagikan kembali informasi itu ke beberapa grup Facebook sehingga menimbulkan keresahan dalam masyarakat.
Kapolsek Karangmoncol Iptu Amirudin saat dikonfirmasi memastikan bahwa informasi tentang upaya penculikan anak di Desa Tajug tidak benar alias hoaks. Hal tersebut setelah dilakukan pengecekan langsung oleh Bhabinkamtibmas Polsek Karangmoncol di Desa Tajug.
View this post on Instagram
"Bhabinkamtibmas telah menggali informasi dan meminta keterangan sejumlah warga di Desa Tajug. Hasilnya tidak benar informasi yang beredar bahwa ada upaya penculikan anak di Desa Tajug," ujar Kapolsek, Ahad (29/1/23).
Kapolsek menjelaskan, hasil pengecekan di lapangan, diperoleh keterangan bahwa memang ada siswa SD yang saat itu ditawari permen, tapi belum bisa dipastikan yang menawari itu adalah penculik. Sedangkan, mobil yang ada di lokasi seperti dalam postingan, merupakan mobil milik warga yang dikenali dan diketahui identitasnya.
"Dari keterangan saksi warga desa setempat dan siswa SD yang ditawari permen, belum ada indikasi upaya penculikan anak di lokasi tersebut seperti informasi di media sosial," kata Amirudin menegaskan.
Di dekat lokasi, yaitu jalan depan sekolah saat kejadian anak ditawari permen, situasi dalam keadaan ramai aktivitas warga. Kecil kemungkinan upaya penculikan terjadi seperti yang diinformasikan di media sosial Facebook.
Kapolsek berpesan, walaupun berita di medsos terkait isu penculikan anak di Desa Tajug tidak benar, tapi masyarakat harus tetap waspada dan selalu mengawasi aktivitas anak-anaknya. Hal itu untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya di medis sosial. Hal itu agar tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat," kata dia.
Masyarakat harus tetap waspada dan selalu mengawasi aktivitas anak-anaknya.
Menjaga Anak di Tengah Derasnya Isu Penculikan
Anak kini harus diajari mekanisme pertahanan diri.
SELENGKAPNYAMencintai Lelaki Lain
Rasa cintanya akan ketampanan Yusuf mendorong Zulaikha melakukan hal memalukan.
SELENGKAPNYABocah Cilik Perdayai Tiga Penculik
Kecerdikan itu terlihat dari kemampuannya memperdayai tiga penculiknya sekaligus.
SELENGKAPNYA