ILUSTRASI Pengertian wasathiyah dalam Islam merujuk antara lain pada Alquran surah al-Baqarah ayat 143. | DOK ARABICCALLIGRAPHYGENERATOR

Dunia Islam

Pengertian Wasathiyah Secara Bahasa dan Maknawi

Pengertian wasathiyah berkaitan dengan firman Allah mengenai ummatan wasathan.

Perkataan wasathiyah dalam beberapa tahun belakangan cukup sering disampaikan dalam pelbagai ceramah ataupun forum akademik. Terminologi itu biasanya disandingkan dengan Islam sehingga muncul “Islam Wasathiyah” atau “Wasathiyah Islam.”

Secara kebahasaan, menurut Ibnu Faris, wasathiyah berasal dari bentuk wasatha. Itu terdiri dari atas huruf waw, shin, dan tha’. Maknanya adalah “bangunan yang benar dan menunjukkan ciri-ciri keadilan dan pertengahan.” “Sesuatu yang paling adil ada pada pertengahan,” ujarnya.

Dalam Alquran surah al-Baqarah ayat ke-143, Allah berfirman.

وَكَذٰلِكَ جَعَلۡنٰكُمۡ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوۡنُوۡا شُهَدَآءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوۡنَ الرَّسُوۡلُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيۡدًا

Artinya, "Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."

Kata wasatha di sana bermakna 'adil' atau 'tengah.'

Menurut Raghib al-Ashfahani dalam Mu’jam Mufradat al-Fadzil Qur’an, kata wasathiyah berasal dari wasatha yang berarti 'pertengahan sesuatu bila sesuatu itu setiap sisinya sama.'

Lantas, apakah wasathiyah dapat dimaknai sebagai moderasi atau moderat? Ataukah, istilah ini memiliki makna yang lebih luas dari itu?

Tokoh dari Pondok Pesantren Salfiyah Syafi’iyah Situbondo KH Afifuddin Muhajir menjelaskan, wasathiyah ternyata mengandung pengertian yang lebih luas daripada kata moderat, umpamanya.

Menurut Kiai Afifuddin, wasahiyah bisa berarti sikap atau cara pandang yang realistis. Dengan perkataan lain, Islam wasathiyah atau wasathiyah Islam, dapat dimaknaii bahwa Islam berada di antara realistis dan idealitas. Islam memiliki cita-cita tinggi dan ideal untuk menyejahterakan umat di dunia dan akhirat.

Ibnu Asyur (1879-1973) mendefinisikan bahwa wasathiyah adalah sikap antara dua kutub atau pemikiran yang ekstrem, yakni yang mengurangi dan menyempitkan (at-tafrith). Wasathiyah pun merupakan sikap sempurna, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat ke-143.

Organisasi Al-Ittihad Al-Alamiy lii Ulamail Muslimin mendefinisikan wasathiyah sebagai manhaj pemikiran Islam yang dibangun atas dasar keseimbangan, keadilan, proporsional. Cara pandang ini melihat semua urusan agama dan dunia, tanpa ekstrem kanan dan ekstrem kiri, tidak ada kezaliman di dalamnya, serta tidak mengurangi keseimbangan dan keadilan.

Ini merujuk pada firman Allah SWT dalam surah ar-Rahman ayat kedelapan dan kesembilan.

اَلَّا تَطۡغَوۡا فِى الۡمِيۡزَانِوَاَقِيۡمُوا الۡوَزۡنَ بِالۡقِسۡطِ وَلَا تُخۡسِرُوا الۡمِيۡزَانَ

Artinya, "Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu."

Seorang ulama terkenal dari Mesir, Yusuf al-Qardhawi mendefinisikan istilah wasathiyah sebagai “keseimbangan, pertengahan, dan keadilan antara dua kutub yang saling berbeda dan bertentangan." Posisi seimbang itu terjadi ketika salah satu kutub tidak mendominasi yang lain atau satu kutub tidak mengambil hak kutub lainnya.

Menurut dia, contoh kutub-kutub yang saling bertentangan ini yaitu antara spiritual dan materi, antara individualistik dan kolektif, antara idealisme dan pragmatisme, antara konstan dan fleksibilitas, dan sebagainya.

Zaid Abdul Kaim Zaid dalam bukunya, Al-Wasathiyah fi Al-Islam menerangkan, wasathiyah adalah sikap seimbang dan adil dalam segala sesuatu. Wasathiyah bukanlah sekadar berada pada posisi antara dua kutub yang berbeda atau pertengahan yang parsial.

Misalnya, si fulan pertengahan dalam kedermawanan dan ilmunya. Atau, yang dimaksud adalah pertengahan antara baik dan buruk. Maka, menurut Zaid, ini adalah paham yang keliru tentang wasathiyah.

Farid Abdul Qadir menyimpulkan wasathiyah dalam tesis magisternya pada Universitas Ibnu Saud. Menurut dia, wasahtiyah adalah karakteristik umat Islam yang dikenal dengan keadilannya, cirinya yang terbaik, untuk mengemban misi menjadi saksi bagi manusia dan menegakkan bukti-bukti kebenaran Islam.

 

 

 

 

 

Ada Apa di Balik Brutalnya Geng Motor?

Masa transisi remaja harus jadi perhatian.

SELENGKAPNYA

Mengapa Judi Online Sukar Diberantas?

Judi online juga menyusup ke situs lembaga pemerintah.

SELENGKAPNYA

Indonesia dan Tantangan Keketuaan ASEAN 2023

ASEAN harus menjadi platform regional yang dominan untuk mengatasi tantangan bersama.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya