
Khazanah
MUI: Perkuat Keharmonisan Bangsa
Forum itu diharapkan meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah.
JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II di Jakarta pada 8-10 Desember 2022. Forum itu diharapkan dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah di kalangan pengurus MUI dan tokoh Islam Indonesia.
"Serta meningkatkan kerukunan, kedamaian, dan keharmonisan berbagai komponen bangsa," kata Ketua Steering Committee (SC) Mukernas II MUI Prof Utang Ranuwijaya kepada Republika, Jumat (9/12).
Ia menyampaikan, mukernas juga bertujuan memperteguh konsolidasi dan soliditas organisasi MUI dan program kerja MUI secara nasional. Mukernas dihadiri 246 peserta yang terdiri atas pimpinan harian Dewan Pimpinan MUI, pimpinan Dewan Pertimbangan MUI, dan utusan pimpinan komisi/badan/lembaga Dewan Pimpinan MUI.
Hadir pula dewan pimpinan MUI provinsi dan perwakilan ormas-ormas Islam tingkat pusat.

Mengenai agenda mukernas, Utang menyampaikan, ada tiga agenda pokok yang dibahas. Pertama, keorganisasian MUI. Tujuannya untuk memperbaiki struktur, sistem, manajemen, dan melakukan peningkatan mutu organisasi.
"Agenda kedua mengenai program kerja MUI. Ada dua yang dibahas, yaitu program kerja yang sudah dilaksanakan tahun 2022, artinya mengevaluasi program kerja, dan perumusan atau penentuan program kerja prioritas untuk tahun 2023," kata Utang.
Sedangkan, agenda ketiga dalam mukernas adalah merumuskan rekomendasi. Setiap MUI menggelar agenda berskala nasional selalu mengeluarkan rekomendasi untuk internal MUI, masyarakat, pemerintah, internal dalam negeri, dan dunia internasional.
Jangan umat Islam ini akidahnya menyimpang, dari cara berpikir yang juga menyeleweng.KH MA'RUF AMIN Wakil Presiden
Sebelumnya, saat membuka mukernas ini, Kamis (8/12), Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin meminta MUI menjaga akidah umat dari pemikiran maupun paham menyimpang. Wapres juga mengingatkan pengurus dan anggota MUI harus berkhidmat dalam menjaga dan melayani umat.
"Yang dijaga akidahnya daripada akidah-akidah yang menyimpang, itu dijaga oleh kita. Jangan umat Islam ini akidahnya menyimpang, dari cara berpikir yang juga menyeleweng," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf menjelaskan, cara berpikir yang tepat yakni tidak berlebihan atau radikal, tetapi juga tidak liberal. Karena itu, dia menilai cara berpikir moderat atau Islam wasathiyah merupakan yang paling tepat. "Jangan radikal, tetapi juga tidak abai, tidak punya perhatian sama sekali. Kita jaga supaya tetap wasathiyah, itu kita jaga," ujar Ma'ruf,
Karena itu, dalam rumusan mukernas kali ini, Kiai Ma'ruf meminta MUI berfokus menjaga dan melayani umat. Dia juga meminta MUI tidak perlu berfokus mengislamkan semua orang.
"Tidak perlu, memang tidak mungkin semua itu menjadi Muslim. Allah sendiri juga mengatakan begitu. Kebanyakan manusia itu tidak akan beriman walaupun kamu mau, kata Allah kepada Nabi Muhammad. Jangan ingin semua masuk, tidak semua," ujarnya.
Berhubungan Intim tanpa Ejakulasi, Wajibkah Mandi Junub?
Jika terjadi kesepakatan bertemunya dua jenis alat kelamin yang berbeda, hal itu mewajibkan mandi janabah.
SELENGKAPNYAJanganlah Bersedih Saat Musibah
Janganlah Anda merasa sedih dengan musibah yang menimpa Anda.
SELENGKAPNYANotaris Meng-imla'-kan Perjanjian
Perlu juga untuk memastikan bahwa yang dibacakan itu tersampaikan dan dipahami.
SELENGKAPNYA