Petugas melakukan pemeriksaaan di area Kilang PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, Jateng, Kamis (27/10/2022). | Republika/Edwin Dwi Putranto

Ekonomi

Pertamina Digitalisasi Pengisian Ulang Avtur

Secara umum, tidak banyak perbedaan antara sistem DGO dan Padma.

JAKARTA -- Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, meningkatnya kebutuhan avtur, terutama di bandara-bandara besar di Indonesia menuntut Pertamina Patra Niaga untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan. Salah satunya melalui digitalisasi proses pengisian ulang bahan bakar (refuelling).

Sebelumnya refuelling ini dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan, penjadwalan, hingga verifikasi volume pengisian avtur sehingga memungkinkan adanya potensi human error. "Dengan adanya digitalisasi, kami mengharapkan ada integrasi data dalam setiap proses refuelling," kata Riva melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (8/12).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pertamina Patra Niaga (@ptpertaminapatraniaga)

Untuk itu, Riva melanjutkan, Pertamina Patra Niaga saat ini resmi mengoperasikan dan memperbanyak depot pengisian pesawat udara (DPPU) yang mengimplementasikan sistem digitalisasi digital ground operation (DGO) dan Pertamina Aviation Fuel Delivery Management (Padma) guna mendukung proses pengisian ulang.

Sistem DGO akan mulai diimplementasikan di tiga DPPU, yakni Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan, Ngurah Rai Bali, dan Juanda Surabaya Jawa Timur. Sedangkan, untuk Padma akan mulai digunakan di lima DPPU, yakni Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan Sumatra Utara, Hang Nadim Batam Kepulauan Riau, Supadio Pontianak Kalimantan Barat, dan Minangkabau Padang Sumatra Barat.

Implementasi DGO dan Padman pada bandara-bandara ini bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai. Hal itu mengingat 78 persen volume penyaluran avtur Pertamina secara total dilakukan di 10 bandara. "Jadi, kami harus memastikan layanan yang Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar yang terbaik," kata Riva.

 
 
Untuk memaksimalkan program digitalisasi, ke depan Padma akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya.
 
 

Secara umum, tidak banyak perbedaan antara sistem DGO dan Padma. DGO saat ini memiliki 23 fitur yang terintegrasi, mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, pemonitoran proses refuelling secara langsung, proses verifikasi, pembayaran, proses laporan, hingga data pelanggan.

Sementara Padma merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang saat ini memiliki 13 fitur yang fungsinya sama seperti DGO. Perbedaan mendasarnya, DGO ini secara penuh automasi dan terintegrasi. Padma masih perlu memasukkan data sebelum benar-benar terintegrasi.

"Untuk memaksimalkan program digitalisasi, ke depan Padma akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya. Setelah itu baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lainnya secara bertahap," ujar Riva.

Di sisi lain, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sumarmo di Jawa Tengah siap memenuhi kebutuhan avtur pada akhir tahun, terutama pada momentum Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Kepala DPPU Adi Sumarmo Tengku Nazwar Kusyamsah sempat mengatakan, DPPU Adi Sumarmo yang berdiri pada 1993 memiliki lima tangki timbun dengan total kapasitas 900 kiloliter (kl). Ketahanan stok DPPU Adi Sumarmo rata-rata hingga 18 hari.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Adi Soemarmo Int'l Airport (@adisoemarmoairport)

Saat ini permintaan avtur melalui DPPU Adi Sumarmo di kisaran 20 kl/hari. Sedangkan pada masa normal atau sebelum pandemi Covid-19 permintaan avtur bisa mencapai 60 kl/hari.

"Kalau peak season seperti Natal dan tahun baru penyaluran kami bisa mencapai 160 kl/hari," kata Nazwar.

Menembus Pasar Afrika dengan Produk Halal

Pasar Mesir pada dasarnya membutuhkan produk makanan dan minuman dari Indonesia.

SELENGKAPNYA

BTN Bidik 5,8 Juta Milenial

Pertumbuhan KPR terus menunjukkan perbaikan dengan risiko yang secara umum relatif terjaga.

SELENGKAPNYA

LPS Naikkan Suku Bunga Penjaminan Valas

Cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2022 meningkat menjadi 134 miliar dolar AS.

SELENGKAPNYA