Industri E-sports | Unsplash/Ella Don

Inovasi

Juara di Jagat Virtual, Sehat di Dunia Nyata

Tak sedikit pemain e-sport yang mengalami cedera berkepanjangan kemudian terpaksa pensiun.

Perkembangan teknologi digital, sukses melahirkan industri olahraga baru, e-sports. Berdasarkan Global Games Market Report 2021: The VR & Metaverse Edition, Indonesia menempati posisi ke-16 sebagai pasar gim terbesar di dunia, dengan pertumbuhan yang sangat cepat.

Namun, pertumbuhan ini kurang diimbangi dengan kesadaran bahwa e-sports juga membutuhkan dukungan layanan kesehatan. Hal ini, sama dengan standar yang juga berlaku di dunia olahraga konvensional.

Tingginya intensitas latihan, dan pertandingan, membuat banyak pemain yang mengalami cedera. Hal ini, tak jarang pula membuat pemain kemudian harus pensiun cepat karena kurang menerapkan gaya hidup aktif dalam kesehariannya.

Selain itu, kegiatan main gim ini masih banyak dianggap sebagai kegiatan yang tidak produktif. Termasuk juga, mengarah kepada gaya hidup kurang gerak atau sedentary lifestyle.

Melihat hal ini, Coda Indonesia sebagai salah satu bagian dari ekosistem industri gim, turut memberikan perhatian dengan meluncurkan program #MainSehatBarengCoda. Program yang diperkenalkan pekan lalu, di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten ini, bertujuan mengedukasi masyarakat akan pentingnya aspek well-being dalam bermain gim.

photo
Atlet e-sports juga kini mulai mendapatkan layanan kesehatan dan pemulihan cedera. - (Dok Coda Indonesia )

Baik untuk kepentingan pemulihan dan peningkatan performa atlet, maupun bagi para pemain gim dengan tujuan rekreasional. Direktur Hubungan Eksternal Coda Indonesia Rurie Wuryandari mengungkapkan, selain atlet e-sports profesional, Coda Indonesia juga ingin menargetkan para gamer amatir dan komunitas atau ekosistem gaming secara umum.

Menurutnya, edukasi publik ini, akan menghadirkan berbagai rekomendasi yang bisa dijadikan panduan untuk para orang tua dalam konteks parental control. Misalnya, bagaimana cara supaya anak dapat bermain gim dengan produktif, aman, dan sehat.

“Karena sebenarnya isu-isu kesehatan dan well-being di dalam bermain gim itu juga selain dihadapi oleh atlet profesional juga dihadapi oleh casual gamers, komunitas, dan ekosistem,” ujar Rurie.

Program ini, lanjut dia, bertujuan mempromosikan aspek-aspek positif gaming yang aman, sehat, dan produktif. Tak ketinggalan juga memberikan alternatif solusi bagi para gamers atau atlet dalam menghadapi risiko cedera.

Menurut Rurie, program ini juga menginisiasi penelitian ilmiah tentang aspek kesehatan dalam industri e-sports di Indonesia. Terutama, yang terkait dengan cedera, risikonya, dan bagaimana menghindari potensi cedera saat bermain gim.

 

Penanganan cedera

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Codashop (@codashop.idofficial)

Coda Indonesia juga menggandeng Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, khususnya Sport Medicine, Injury, and Recovery Center (SMIRC) untuk menjadi tempat pelatihan atau pengujian pemulihan bagi lima atlet e-sports yang mengalami cedera. Termasuk juga, menjadi rujukan untuk cedera yang berhubungan dengan e-sports di masa yang akan datang.

“Kami menyadari pentingnya penanganan yang cepat dan tepat pada cedera olahraga, tidak terkecuali di bidang e-sports. Hal ini krusial agar kondisi cedera tidak semakin memburuk, atau bahkan menimbulkan cedera lanjutan di masa yang akan datang,” ungkap Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr Yanwar Hadiyanto, MARS 

Menurutnya, melalui kerja sama ini RS Pondok Indah Group ingin lebih aktif memberikan edukasi pencegahan cedera olahraga. Termasuk juga, membantu para pegiat e-sport dengan keluhan cedera untuk dapat kembali berkarya dan pulih dari cedera dengan lebih cepat.

Sementara itu, dr Antonius Andi Kurniawan, SpKO menjelaskan ada beberapa tahapan program rehabilitasi di Sport Medicine Injury and Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah-Bintaro Jaya. Tahapan pertama, selalu dilakukan penegakkan diagnosis. “Jadi pasien datang pasti langsung dapat jawaban dari pertanyaannya. Kalau memang bisa di MRI ya di MRI atau di X-ray. Tapi yang jelas kita harus bisa memberikan informasi problemnya apa,” kata Andi.

Tahapan kedua adalah menjadi bagian dari Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) untuk menangani masalahnya. Cuma perlu diperhatikan, sambung Andi, penanganan masalahnya tak sebatas mengatasi nyeri namun juga mengembalikan kembali performa pasien.

Mengatasi keluhan nyeri, Andi menjelaskan, bisa dilakukan dengan cryotherapy seperti disemprot. Kemudian, perlu juga dilakukan perbaikan sendi agar ruang sendinya kembali ke normal.

Bagian otot menjadi fokus perhatian selanjutnya. Semua tahapan ini dilakukan untuk mengembalikan performa pasien ke tingkat terbaiknya.

Disiplin Istirahat Gawai

photo
Pemulihan cedera untuk atlet s-sports (ilustrasi) - (Dok Coda Indonesia )

Sama seperti atlet di cabang-cabang olahraga lainnya, atlet e-sports juga dituntut memiliki kebugaran yang prima. Menurut atlet profesional dari Esport Talent, Lius Andre, setiap pagi biasanya ia melakukan peregangan untuk olahraga ringan.

“Aku biasanya di pagi hari melakukan stretching dan olahraga ringan,” ujar Lius. Tapi, ia tak memungkiri banyak pula rekan sejawatnya yang kini mulai menggunakan jasa pelatih fisik dan mental untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

Biasanya, para pemain di dalam tim akan bangun pagi, berolahraga, kemudian menjalani sesi konsultasi untuk masalah mental yang mereka hadapi. “Jadi itu yang bakal membantu performa si player supaya fisik dan mentalnya tetap terjaga. Nah itu sebenarnya yang harus diberitahukan kepada masyarakat luas,” ungkap Lius.

Menurutnya, berkonsultasi terkait kesehatan mental juga tak kalah penting dengan kesehatan fisik. “Konsep Mens sana in corpore sano merupakan unsur penting dan harus diperhatikan oleh para pemain maupun gamer di smartphone,” Lius menambahkan.

Untuk menjaga kesehatan, khususnya kesehatan mata, Lius selalu mengistirahatkan matanya sudah capai. “Jadi kalau dari, setiap selesai jam istirahat biasanya langsung taruh gadget,” tegas Lius.

Kemudian, ia akan fokus pada kegiatan yang tak memerlukan interaksi dengan gawai. Mulai dari, mengobrol atau menghabiskan waktu di ruang terbuka untuk mendapatkan paparan matahari langsung. 

 
Karena isu-isu kesehatan dalam bermain gim juga dihadapi oleh casual gamers.
RURIE WURYANDARI, Direktur Hubungan Eksternal Coda Indonesia
 
 

 

Asshiddiqiyah Siap Syiarkan Hari Santri 2022

Hampir seluruh pesantren di Indonesia datang ke Pesantren Assiddiqiyah

SELENGKAPNYA

Enzim Ramah Lingkungan Dukung Pengelolaan Sampah DKI

Enzim ramah lingkungan merupakan cairan pembersih dari hasil pemanfaatan sampah organik.

SELENGKAPNYA

UUS Bank Sinarmas Spin Off Menjadi Bank Nano Syariah

Pada akhir 2022, total aset Bank Sinarmas setelah pemisahan UUS akan tetap terjaga di atas Rp 40 triliun.

SELENGKAPNYA