Truk Scania | Dok Scania

Otomotif

Pasar Truk dan Bus Kembali Bergeliat

Pasar pertama yang diperebutkan produsen bus listrik adalah Transjakarta.

JAKARTA -- Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus terjadi, pasar di segmen kendaraan komersial terus mengalami pertumbuhan. Kondisi ini membuat agen pemegang merek untuk kendaraan komersial Mercedes Benz, yakni PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) merasa yakin untuk terus melakukan ekspansi di Tanah Air.

Presiden Direktur DCVI Naeem Hassim mengatakan, saat ini, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menyambut pasar pada 2023. "Kami telah menyiapkan sejumlah langkah untuk terus memperkuat posisi kami di Indonesia," kata Naeem Hassim di Jakarta pada Selasa (27/9).

photo
Truk Mercedes Benz - (Dok DCVI)

Salah satu strategi yang disiapkan adalah dengan melakukan optimalisasi fasilitas produksi Mercedes Benz yang terletak di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, saat ini, fasilitas itu telah digunakan untuk merakit empat model. Nantinya, akan segera ditingkatkan menjadi tujuh model.

Lewat strategi itu, DCVI berharap, bisa makin berperan dalam memperluas kesempatan kerja di Indonesia. Sekaligus, bisa menghadirkan produk dengan kualitas terbaik dalam harga kompetitif.

"Kami juga akan melakukan perluasan dealer. Saat ini, kami telah mengakomodasi kebutuhan konsumen di berbagai wilayah lewat 16 dealer dalam 27 cabang. Selanjutnya, jaringan itu akan kami tingkatkan menjadi 18 dealer dalam 32 cabang," kata dia.

Pabrikan Jerman itu pun yakin dapat terus mendongkrak pangsa pasar di segmen bus dan truk. Daimler menargetkan, strategi itu bisa membuat Mercedes Benz mengantongi market share truk di atas 10 persen dan market share bus di atas 50 persen.

Optimisme itu, antara lain, melihat penjualan per Agustus 2022. Secara year to date Agustus 2021, dua produk andalan Mercedes Benz di segmen truk, yakni Axor dan Actros, berhasil membukukan peningkatan sebesar 101 persen dan 187 persen. Sementara, produk-produk bus juga mengalami pertumbuhan sebesar 84 persen.

photo
Truk Mercedes Benz - (Dok DCVI)

Dia juga mengungkap soal kelanjutan rencana Mercedes Benz untuk terjun dalam pasar bus listrik. "Kami akan menghadirkan prototipe bus listrik ke Indonesia pada kuartal pertama atau kuartal kedua tahun 2023," ucapnya.

Sebelum akhirnya resmi menjual bus listrik, Daimler melakukan berbagai persiapan dan kajian terkait kondisi infrastruktur serta kebutuhan konsumen di Indonesia. Karenanya, dia pun yakin kalau Daimler dapat menghadirkan produk yang paling pas bagi pasar Indonesia. Baik dari segi performa, kualitas, hingga layanan purnajual.

"Jika seluruh persiapan itu bisa berjalan dengan lancar maka kami akan siap untuk memasarkan bus listrik pada kuartal tiga atau kuartal empat 2023," ujarnya.

Pasar pertama yang akan disasar oleh produk bus listrik itu untuk memenuhi kebutuhan Transjakarta. Ini mengingat telah terdapat sejumlah operator Transjakarta yang sangat tertarik untuk menggunakan bus hijau dari Mercedes Benz.

photo
Truk Scania - (Dok Scania)

Selain Mercedes Benz, pasar kendaraan komersial di Indonesia juga diramaikan oleh merek Eropa lain, seperti Scania. Meski volume penjualannya belum sebesar Mercedes Benz, pabrikan Swedia itu berkomitmen untuk terus mengakomodasi kebutuhan kendaraan komersial di Indonesia.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada Januari hingga Agustus 2022, Scania mencatat penjualan ritel sebanyak 132 unit.

Corporate Governance & Sustainability Division Head PT United Tractors Tbk (Scania Indonesia) Sara K Loebis mengatakan, perusahaan telah menyiapkan beragam strategi untuk bisa terus mendorong pertumbuhan di Indonesia.

"Hal itu dilakukan lewat aspirasi keberlanjutan dengan peluncuran alat transportasi yang ramah lingkungan serta terus berinovasi untuk menghadirkan kualitas produk dan layanan terbaik. Untuk produk, kami pun telah menghadirkan truk dan bus terbaru berteknologi selective catalytic reduction (SCR) berstandar emisi Euro 4 dan Euro 5," kata Sara dalam keterangan pers kepada Republika.

photo
Truk Scania - (Dok Scania)

Dia pun menekankan, United Tractors tidak hanya memperhatikan kualitas produk. Akan tetapi, juga menyediakan jaminan produk pada masa purnajual atau yang dikenal dengan istilah United Tractors Guaranteed Product Support (UT GPS).

Layanan Purnajual

United Tractors juga menyediakan fasilitas UT Command Center sebagai wujud komitmen perusahaan dalam memberikan kemudahan akses informasi kepada mitra usaha. Kemudian, Mobile Apps UTConnect untuk parts order tracking, equipment monitoring, dan complaint handling langsung dari gawai para mitra usaha. Ada juga Scania Maintenance Package (SMP) untuk memastikan perawatan berkala dijalankan oleh mekanik UT.

“Ke depannya, kami akan terus berinovasi dan mengembangkan produk untuk mendukung terwujudnya transportasi berkelanjutan dan ramah lingkungan serta memberikan teknologi dan fasilitas terbaik bagi mitra usaha kami di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Pengamat otomotif Bebin Juana mengatakan, kendaraan komersial merupakan segmen yang akan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan tingginya kebutuhan mobilisasi massal dalam beragam keperluan. Bahkan, saat dihantam pandemi, segmen ini tidak turun seperti segmen lainnya.

"Kebutuhan kendaraan komersial akan terus meningkat. Terutama, di segmen angkutan penumpang, baik itu dalam segmen bus dalam kota maupun luar kota," kata Bebin kepada Republika, Rabu (28/9).

Terlebih, saat ini, industri pariwisata juga kembali bergeliat sehingga akan berdampak kepada kebutuhan bus untuk sektor pariwisata.

 

 
 
Fasilitas charging untuk bus dan truk tentu membutuhkan area dan kapasitas listrik yang besar sehingga membutuhkan investasi yang besar pula.
 
 

 

 

Dia pun menekankan bahwa fluktuasi harga bahan bakar minyak (BBM) tak akan menyurutkan permintaan di sektor kendaraan komersial. Bahkan, kondisi itu justru berpeluang membuat pasar kendaraan komersial makin naik. Alasannya, fluktuasi harga BBM akan membuat masyarakat beralih untuk menggunakan transportasi umum.

Sementara, untuk elektrifikasi kendaraan komersial, kata dia, masih terbatas kendaraan komersial yang digunakan di dalam kota. Karena, hal ini sangat berkaitan dengan kebutuhan infrastruktur pengisian ulang baterai.

"Fasilitas charging untuk bus dan truk tentu membutuhkan area dan kapasitas listrik yang besar sehingga membutuhkan investasi yang besar pula. Sehingga, saat ini elektrifikasi yang paling memungkinkan adalah untuk kendaraan yang digunakan di dalam kota, seperti bus kota," ucapnya.

Eropa Kian Suram

Inflasi di Eropa meningkat signifikan menjadi 9,1 persen pada Agustus 2022.

SELENGKAPNYA

Xi Hilang dari Publik karena Isolasi Mandiri

Xi kali ini menghilang dari publik beberapa pekan sebelum kongres Partai Komunis Cina digelar.

SELENGKAPNYA

Transformasi Cuap-cuap Jadi Cuan

Hadirnya fitur live shopping adalah game changer dalam dunia belanja daring. 

SELENGKAPNYA