Membeli baju secara live shopping kini mulai banyak dilakukan (ilustrasi) | Unsplash/Marcus Loke

Inovasi

Transformasi Cuap-cuap Jadi Cuan

Hadirnya fitur live shopping adalah game changer dalam dunia belanja daring. 

Dinamika dunia belanja ritel, kerap memiliki dinamikanya sendiri. Hadirnya teknologi, makin mendorong banyaknya pilihan saluran dan cara berbelanja yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen.

Berawal dari belanja daring, konsep lokapasar kemudian hadir. Kini, di dalam platform lokapasar, muncul lagi belanja melalui live streaming, hingga belanja di platform social media alias social commerce

Digital Marketer & Founder @diginusantara Glenn Jolodoro mengatakan, meski sudah biasa, tapi berbelanja dengan cara daring juga masih menyimpan beberapa tantangan. Pertama, bagaimana meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual itu sesuai dengan keinginan konsumen. 

Misalnya, cocok atau tidak warnanya, atau kualitasnya, dan ukurannya. Kedua, konsumen kerap merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan penjual. 

Karena hanya disediakan menu chatting saja yang mungkin diresponnya juga tidak real time. “Hadirnya live shopping// ini, adalah cara yang sudah hampir mendekati realita,” kata Glenn dalam acara Obral Obrol liTerasi Digital Kiat Sukses Jualan Dengan Live Streaming, yang digelar secara daring, pekan lalu. 

Lebih lanjut, Glenn mengatakan, ketika konsumen masuk ke dalam sebuah channel live shopping, dihrapkan pelanggan akan mendapat pengalaman yang serupa dengan mengunjungi ITC, Mal Ambassador atau butik-butik. Sehingga memang benar-benar konsumen bisa berinteraksi dengan penjual, dan di sisi lain penjualnya juga secara persuasif menawarkan barang dengan cukup detail. 

Dengan demikian, hal ini membuat konsumen jauh lebih yakin apakah ingin membeli barangnya atau tidak. Tren ini, disebut Glenn, juga merupakan fenomena yang luar biasa. 

Karena, berhasil menjadi game changer bagi jenis-jenis produk seperti fesyen, kosmetik, dan peralatan rumah tangga. Glenn menyebutkan, live shopping, saat ini benar-benar menjadi surganya para pedagang untuk kategori produk-produk tersebut. 

“Jadi ketika kita, tidak ada rencana berbelanja gitu, kemudian secara tidak sengaja melihat live shopping yang tadinya niat tidak beli, jadi beli,” kata Glenn.

Tetapi, ia berpendapat, agaknya live shopping masih belum cocok untuk produk-produk elektronik atau otomotif. Mengingat kedua kategori produk ini, sifatnya membutuhkan komparasi barang satu sama lain secara teknis.

Kurangi Keribetan

Hadirnya fitur live shopping di sebuah platform, diakui Ndan Masbon Usari, sangatlah berguna. Menurut pemilik //vlog// yang juga berjualan produk rumah tangga di lokapasar ini, rata-rata calon pembeli produknya adalah ibu-ibu.

“Kebayang dong detailnya kayak apa? di-chat saja itu panjang banget, belum juga dibalas. Tapi, dengan adanya fitur ini saya bisa memberikan bahwa keunggulan-keunggulan produk saya seperti apa. Termasuk cara menggunakannya,” kata Ndan Masbon.

Contohnya, ia ingin menjual tudung saji bertingkat. Saat mengirimkan tudung saji ke pembeli, dia memang tidak mengirimkannya dalam bentuk tingkat. “Kita copot-copotin dulu biar nggak kena volume barang. Nah itu banyak banget teman-teman yang nanya di chat ini gimana cara menyusunnya. Nah, di live shopping ini bias kita berikan sedikit tutorial tentang bagaimana cara merakit barangnya,” kata dia. 

Menurut Ndan Masbon, dalam melakukan live shopping penjual juga harus memiliki konsep dan strategi tersendiri. Dia mengibaratkan live shopper adalah layaknya penjaga toko yang diharapkan bisa meyakinkan calon-calon pembeli.

Selain itu, pastikan betul kita memiliki pengetahuan yang memadai tentang semua barang-barang yang kita jual. Contohnya, seperti timbangan kopi harga Rp 50 ribu dengan timbangan kopi harga Rp 150 ribu. 

“Kita harus kasih tahu dulu nih benefit-nya apa kalau kamu beli yang Rp 150 ribu. Oh ternyata yang 150 ribu scale-nya cuma beda satu gram dibandingin  yang Rp 50 ribu“ kata Ndan Masbon. 

Tetap Perlu Literasi 

photo
Belanja perlengkapan gaya secara daring (ilustrasi) - (Unsplash/Brooke Lark )

Meskipun belanja daring bukan konsep yang baru, tapi tetap ada risiko yang mungkin lahir dari setiap transaksinya. Digital Marketer & Founder @diginusantara Glenn Jolodoro, ada empat pilar literasi digital, yakni kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika digital, yang tetap harus menjadi perhatian. 

Uniknya live shopping ini, kata Glenn, ia berjalan di platform media sosial, di mana media sosial sendiri adalah tempat yang juga penuh tantangan bagi live shopper

Salah satunya, dalam urusan menjaga brand awareness-nya. Bukan tidak mungkin, calon pembeli kemudian mengulik tentang kehidupan prbadi sang penjual, demi meyakinkan diri tentang barang atau jenama yang sedang ditawarkan. 

Selain itu, Glenn mengungkapkan, ini adalah momentum bagi para penjual untuk membuat atau menjelaskan tentang barang-barang dagangannya secara detail. Baik itu kelebihan, maupun kekurangan produk. 

Misalnya, lanjut Glenn, ketika kita jualan parfum. Kita harus sampaikan, jika parfum ini sebaiknya tidak digunakan di siang hari. Dengan begitu, calon pembeli mendapat gambaran tentang kekurangan dan kelebihan produk kita. “Hal ini juga sekaligus dapat membangun kepercayaan konsumen dengan kita sebagai penjual,” ujarnya.

Profesi Baru

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Shopee Indonesia (@shopee_id)

Tak hanya konsep belanjanya yang menemukan saluran baru, live shopping juga melahirkan profesi baru, yaitu live shopper. Ayyus Syaida mengungkapkan, ia mulai terjun ke dunia live shopping, ketika  ada fitur terbaru di TikTok Shop. 

Dia kemudian melakukan kegiatan live di aplikasi sejak 2021. “Jadi awal ada fitur terbaru dari TikTok Shop itu saya mulai iseng menggunakan ‘ah mau coba dulu gimana sih caranya untuk live streaming’,” ujar Ayyus dalam kesempatan yang sama. 

Berawal dari coba-coba, dalam perjalanannya, kemudian muncul beberapa kegiatan yang ditawarkan oleh TikTok Shop. Ia pun menyambut ajakan yang datang, dan mulai serius belajar bagaimana memandu jalannya //live shopping// dengan mulus. 

Kini, ternyata Ayyus pun sampai bisa memenangkan beberapa kompetisi. Termasuk juga mendapat tawaran dari jenama dan UMKM untuk memandu jalannya live shopping di berbagai platform belanja. 

Menurut Ayyus, tak perlu keahlian khusus untuk terjun di dunia live shopping. Karena yang dibutuhkan paling utama adalah kemauan. “Jadi menurut saya untuk memiliki kemampuan ini bisa beriringan. Ketika kita sudah mulai terbiasa untuk terjun ke dalam dunia live shopper ini kemungkinan kaya skill bicara kita, komunikasi, semua bakalan terlatih di situ,” ujarnya.

Yang paling penting setelah terjun, lanjut Ayyus, live shopper harus belajar terus. Termasuk, memahami bagaimana cara membuat audiens bisa nyaman mendengarkan kita menjelaskan produk. Atau bagaimana menjalin engagement dengan penonton.

Terkait sarana dan prasarana, Ayyus mengungkapkan, faktor tersebut juga sebenarnya sangat penting diperhatikan. Sarana pertama yang harus live shopper perhatikan sebelum live adalah harus membuat konsep dulu.

Misalnya, kalau sedang mempromosikan produk kecantikan, mungkin kita bisa mengusung tema seperti tengah melakukan tutorial make up. Dengan tema seperti itu, live shopper mungkin perlu menyiapkan produk dan beberapa alat pendukung.

Ayyus mengatakan, live shopper juga harus menjelaskan kelebihan dan kekurangan produk yang sedang diperkenalkan. Jangan lupa juga untuk mempersiapkan alat-alat peralatan yang untuk mendukung live streaming

Kedua,live shopper harus memperhatikan pengaturan latar belakang, pencahayaan, dan kualitas kamera. “Kita usahakan harus jelas ya, karena kita sendiri kalau misalkan nonton live streaming terus kualitas gambarnya kurang oke pasti kan kurang tertarik juga,” ia mengingatkan. 

Indonesia Siapkan Pabrik Gelatin Halal

Pemerintah akan mempersiapkan proyek manufaktur gelatin halal untuk masuk rantai pasok global.

SELENGKAPNYA

Rumput Tetangga tak Selalu Hijau Sungguhan

Pamer di media sosial adalah jalan instan untuk mendapat pengakuan di aspek kehidupan sosial.

SELENGKAPNYA

Jejak Keturunan Nabi di Tanah Air

Panggilan habib bukan kebanggaan. Jika tak memberikan manfaat, dia mendapat dosa dua kali lipat

SELENGKAPNYA