Nusantara
Asesmen Siswa Penting dalam Penerapan Merdeka Belajar
Tenaga pendidik memiliki informasi awal dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar secara tepat.
JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya sebelum menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar.
Langkah asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi diperlukan agar tenaga pendidik memiliki informasi awal dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar secara tepat.
“Dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran, guru dapat mengumpulkan dan mengolah informasi untuk kemudian mengelompokkan para siswa berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Iwan Syahril, Senin (4/7).
Setelah mengetahui data dan kondisi para murid, guru dapat memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya.
“Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki peserta didik dan menelusuri kemajuannya," kata dia.
Academic Manager di Sekolah Bina Cita Utama, Indriyati Herutami, menjelaskan, pada dasarnya asesmen merupakan bagian terpadu dalam proses pembelajaran. Asesmen, menurut dia, merupakan fasilitas pembelajaran dan penyediaan informasi secara holistik sebagai umpan balik pada peserta didik dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
"Asesmen dirancang sesuai dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran," kata Indriyati.
Selain itu, lanjut dia, asesmen harus dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai.
Kepala Sekolah Global Jaya School Jakarta, Oscarina Dewi, menjelaskan lebih lanjut mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Dia mengatakan, banyak orang berpikir menerapkan suatu metode pembelajaran bukanlah hal yang mudah karena harus membuat perencanaan dan kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda untuk semua peserta didik di kelas. Padahal, kata dia, hal tersebut tidak sesulit itu.
"Menerapkan pembelajaran terdiferensiasi tidak sesusah yang dibayangkan, pada dasarnya guru-guru sudah mengimplementasikannya, tapi mungkin belum menyadarinya,” kata Oscarina.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Menuju Puncak Haji
Berbagai persiapan sudah mulai dilakukan untuk menyambut para jamaah haji.
SELENGKAPNYALayanan di Arafah dan Haji Akbar
Selain perbaikan AC, Arafah kali ini akan dilengkapi dengan fasilitas toilet yang jauh lebih banyak.
SELENGKAPNYA