Kabar Utama
Indonesia-Australia Perkuat Kerja Sama
Albanese optimistis Indonesia akan menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.
JAKARTA – Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese melakukan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/6). Kedua pemimpin negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang, terutama terkait ketahanan pangan.
“Penting bagi kita untuk memperkuat ketahanan pangan. Kita membahas upaya menjaga keberlanjutan rantai pasok pangan termasuk gandum di tengah situasi dunia yang sangat sulit ini,” kata Jokowi saat memberikan keterangan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6).
Keberlanjutan rantai pasok pangan, termasuk gandum, harus dijaga di tengah situasi dunia yang tak menentu imbas perang Rusia-Ukraina. Menurut Jokowi, kerja sama peningkatan kapasitas di bidang food processing, food innovation, dan rantai pasok penting untuk diperkuat. Karena itu, Jokowi juga menekankan pentingnya nota kesepahaman atau MoU pertanian antarkedua negara agar segera diimplementasikan.
Jokowi pun menyatakan pentingnya perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia, misalnya untuk produk otomotif. Ekspor perdana mobil CBU buatan Indonesia ke Australia pun telah dilakukan pada Februari lalu. “Dan saya mengharapkan akses ekspor seperti ini akan terus terbuka,” kata dia.
Dalam pertemuan bilateral ini, Jokowi dan PM Albanese juga membahas isu kawasan dan dunia. Keduanya sempat bertukar pikiran mengenai perang yang terjadi di Ukraina, kerja sama Indopasifik, dan juga penguatan mitra pembangunan di Pasifik.
“Secara umum saya menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia bahwa hubungan baik kedua negara dapat memberikan kontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran kawasan. Untuk itu prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten,” ujar Jokowi.
Jokowi menjelaskan, strategic competition di kawasan perlu dikelola dengan baik untuk menghindari terjadinya konflik terbuka. Ia berpendapat, budaya damai dan strategic trust perlu terus diperkuat. “Kita juga sepakat untuk memperkuat kemitraaan di Pasifik terutama di bidang iklim, perikanan, dan pertanian,” ujar dia.
Selain itu, Jokowi juga mendorong implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), terutama terkait kesempatan WNI untuk bekerja di Australia. Jokowi mendorong agar kuota working holiday visa dapat ditingkatkan menjadi 5.000 peserta per tahun.
Di bidang pendidikan dan kesehatan, Indonesia menyambut baik pembukaan Monash University di BSD. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan investasi Australia dalam pengembangan SDM berketerampilan tinggi di Indonesia. Presiden juga menyampaikan apresiasinya terhadap investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di Jawa Barat yang senilai 1 miliar dolar AS selama 20 tahun.
Kedua pemimpin negara juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi dan perubahan iklim. Jokowi menyambut baik inisiatif PM Albanese terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim Indonesia-Australia dengan dana hibah awal senilai 200 juta dolar Australia.
“Saya juga menyambut baik komitmen investasi Fortescue Metals Group di bidang hidro power dan geothermal senilai 10 miliar dolar AS. Dan Sun Cable di bidang energi senilai 1,5 miliar dolar AS,” ujar dia.
Jokowi mengatakan, hubungan bilateral Indonesia dan Australia memiliki dua dasar pondasi yang kuat, yakni kemitraan strategis komprehensif sejak 2018 dan Indonesia-Australia CEPA yang mulai berlaku pada 2020. Menurutnya, dua pondasi tersebut sangat penting bagi kedua negara untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.
Kunjungan Albanese ke Indonesia ini menjadi bilateral pertama setelah menjabat sebagai perdana menteri Australia. Albanese optimistis Indonesia akan menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia. Albanese menekankan pentingnya terlibat dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan membawa delegasi bisnis terkemuka ke Indonesia.
“Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia. Merevitalisasi hubungan perdagangan dan investasi kami adalah prioritas bagi pemerintah saya,” kata Albanese.
Albanese menjanjikan kerja sama yang lebih kuat dalam perdagangan, keamanan, dan perubahan iklim. Menurutnya, kedua negara bekerja sama untuk mewujudkan potensi (IA-CEPA). Australia juga menawarkan keahlian teknis untuk pengembangan ibu kota baru Indonesia yang hijau dan berteknologi tinggi.
Albanese mengulangi janji 470 juta dolar Australia selama empat tahun untuk pembangunan luar negeri di Indonesia dan kawasan. Sedangkan dana sebesar 200 juta dolar Australia untuk kemitraan iklim dan infrastruktur dengan Indonesia, ditambah pembentukan kantor Asia Tenggara baru di departemen luar negeri Australia.
“Sesuai dengan target iklim ambisius pemerintah saya, saya ingin akses yang lebih baik ke energi bersih yang terjangkau, andal, dan aman di seluruh wilayah kita, saat kita bertransisi ke dunia nol bersih bersama-sama,” kata Albanese.
Hadir di KTT G-20
Presiden Joko Widodo secara langsung mengundang Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, untuk hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, pada November 2022. Dalam pertemuan bilateral kedua pemimpin negara tersebut, Albanese memastikan akan menghadirinya.
“Hari ini, saya memberi tahu Presiden Widodo bahwa saya akan menghadiri KTT para pemimpin G-20 di Bali pada November. Dengan bekerja sama dengan Indonesia, kita akan paling efektif mengatasi banyak tantangan yang kita hadapi dalam menavigasi pemulihan ekonomi global pasca-Covid,” kata Albanese dalam pernyataan pers bersama di Istana Bogor, Senin (6/6).
Albanese menilai, pekerjaan G-20 sangat penting pada saat ketidakpastian ekonomi global saat ini. Lebih lanjut, dia menyatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Presiden Joko Widodo untuk membantu dalam mewujudkan KTT G-20 yang sukses. Menurut dia, Indonesia berada di jalur untuk menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.
“Revitalisasi hubungan perdagangan dan investasi kami adalah prioritas bagi pemerintah saya. Dan karena itulah kami berencana bekerja sama dengan Indonesia, untuk merealisasikan potensi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia,” ujar dia.
Albanese tiba di Istana Kepresidenan Bogor sekitar pukul 10.00 WIB. Ia disambut oleh Presiden Jokowi dan mengikuti rangkaian sambutan upacara kenegaraan. Dalam pertemuan bilateral antara Jokowi dan Albanese, kedua pemimpin negara tersebut sepakat untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang.
Di luar pembicaraan kenegaraan yang ‘serius’, ada yang menarik dari rangkaian acara kenegaraan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan PM Albanese. Setelah menanam pohon kamper di halaman belakang Istana Bogor, Jokowi kemudian mengarahkan PM Albanese untuk bersepeda bersama, menggunakan sepeda bambu buatan Indonesia, yakni Spedagi, menuju restorasa di Kebun Raya Bogor, tempat akan dilaksanakan pertemuan tatap muka.
Rute yang dilalui keduanya untuk menuju restorasa merupakan rute, yang sering kali ditempuh oleh Presiden Jokowi saat bersepeda pagi di Kebun Raya Bogor pada akhir pekan. Keduanya pun tampak melepaskan jas dan hanya mengenakan kemeja dan celana panjang hitam saat bersepeda, serta masih mengenakan sepatu pantofel berwarna hitam. Tak lupa, kedua pemimpin negara juga mengenakan helm sepeda berwarna putih.
Selama bersepeda, keduanya tampak sambil berbincang bersama dan menikmati suasana di area Kebun Raya Bogor. Cuaca saat itu pun tak terlalu panas. Perjalanan dari Istana Kepresidenan Bogor hingga restorasa di Kebun Raya Bogor juga tak terlalu jauh, hanya ditempuh sekitar satu kilometer.
Dalam sambutan kunjungan tamu kenegaraan, biasanya pertemuan tatap muka atau tete a tete dilakukan di beranda belakang Istana Kepresidenan Bogor. Biasanya, Presiden Jokowi mengajak tamu negara berbincang sambil melihat pemandangan dan menikmati suasana Kebun Raya dari beranda Istana.
Namun, dalam pertemuan tatap muka dengan PM Australia Anthony Albanese kali ini digelar di tempat yang berbeda, yakni di restorasa Kebun Raya Bogor. Sepeda yang digunakan kedua pemimpin negara itu merupakan sepeda kayu buatan dalam negeri, yakni Spedagi.
Jokowi dan Albanese menggunakan Spedagi berjenis Sepeda Dalanrata (jenis road bike) yang dirancang untuk digunakan di jalur jalan raya. Penampangnya terbuat dari bahan bambu oval dengan posisi mendatar membuat frame terlihat lebih ramping sekaligus mereduksi flex bambu. Keduanya pun tampak nyaman menggunakan sepeda kayu Spedagi ini.
Albanese menyatakan, bersepeda dengan Presiden Jokowi adalah pengalaman yang luar biasa dan penghormatan luar biasa. “Selamat pagi, itu adalah pengalaman yang luar biasa dan saya menganggap sebagai kehormatan besar bahwa Presiden mengundang saya untuk naik sepeda bambu bersamanya ke tempat yang indah di taman botani ini,” ujar dia.
Lebih lanjut, Albanese memandang bahwa kegiatan bersepeda tersebut juga menunjukkan persahabatan antara Australia dan Indonesia. Menurut dia, Presiden Jokowi bahkan menawarkan agar sepeda bambunya dibawa ke Australia.
“Presiden telah menawarkan kepada saya untuk membawa sepeda itu kembali ke Australia, dan Anda akan melihat saya mengendarai sepeda bambu satu-satunya di Canberra. Tapi itu adalah pengalaman yang luar biasa dan setiap kali saya naik sepeda, saya akan ingat persahabatan dengan Presiden Widodo,” kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Hindutva Pop, Aliran Musik Fenomena Baru India
Bentuk musik ini dinilai mirip dengan yang diproduksi di bawah rezim Nazi pada 1930-an.
SELENGKAPNYAForum Honorer Khawatirkan Kebijakan Kemenpan
Keluarnya SE terkait honorer membuat guru dan tenaga honorer harap-harap cemas.
SELENGKAPNYA