Internasional
Menlu Rusia Tepis Rumor Kesehatan Putin
Kabar sakitnya Putin muncul di tengah upaya Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.
MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah rumor dan spekulasi yang menyebut kondisi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang memburuk, termasuk menghadapi kanker. Sebelumnya Putin pun sempat dikabarkan menderita parkinson akut.
Dia mengungkapkan, Putin masih tampil di muka publik setiap hari. "Anda dapat melihatnya di layar, membaca dan mendengarkan pidatonya. Saya menyerahkannya kepada hati nurani mereka yang menyebarkan desas-desus seperti itu," kata Lavrov saat diwawancara stasiun televisi Prancis, TF1, Ahad (29/5), dikutip the Moscow Times.
Menurut dia, orang yang berpikiran sehat tentu tidak akan menilai Putin menunjukkan tanda-tanda sakit.
Sebelumnya, laman BBC menyebutkan, beberapa media sempat mengutip informasi yang bersumber dari intelijen Inggris. Sumber itu mengatakan bahwa Putin mengalami sakit parah pekan lalu. Kabar demikian telah muncul secara berkala selama bertahun-tahun.
Kabar sakitnya Putin muncul di tengah upaya Rusia melancarkan serangan ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022. Rusia beralasan, serangan itu adalah operasi keamanan untuk melucuti denazifikasi di Ukraina.
Rusia juga menuntut Ukraina tidak bergabung dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pada sisi lain, saat ini Ukraina mendapat dukungan dari puluhan negara lain termasuk negara-negara besar anggota NATO.
Saat ini Moskow sedang memfokuskan pertempurannya di Donbas, sabuk pertambangan yang terdiri dari wilayah Luhansk dan Donetsk. Pasukan Rusia sudah menguasai sebagian besar Luhansk. Jika kemajuan terus diraih Rusia, Ukraina telah menyatakan akan menarik pasukannya dari wilayah tersebut.
UE gagal sepakat
Dalam perkembangan berbeda, Uni Eropa berencana menyepakati sanksi embargo impor minyak Rusia sebagai ganjaran atas tindakannya menyerang Ukraina. Karena masih ada beberapa negara Benua Biru yang bergantung pada pasokan minyak Rusia, pengecualian bakal diberikan untuk pengiriman melalui pipa.
"Dewan Eropa setuju bahwa paket keenam sanksi terhadap Rusia akan mencakup minyak mentah, serta produk minyak bumi, dikirim dari Rusia ke negara-negara anggota (Uni Eropa), dengan pengecualian sementara untuk minyak mentah yang dikirim melalui pipa," demikian bunyi konklusi draf terbaru untuk pertemuan puncak Uni Eropa yang sempat dilihat Reuters, Senin (30/5).
Dewan Eropa mendesak agar rancangan sanksi segera diselesaikan dan diadopsi tanpa penundaan. Mereka pun menyerukan solidaritas di antara negara anggota Uni Eropa jika terjadi gangguan pasokan secara tiba-tiba.
Dewan Eropa mengatakan, seluruh anggota Uni Eropa akan mengatasi masalah pengecualian pengiriman minyak Rusia melalui pipa sesegera mungkin. Dengan demikian, Eropa bisa sepenuhnya mengembargo impor minyak Moskow.
Sebelumnya, seorang pejabat senior Uni Eropa mengungkapkan, para negosiator di perhimpunan Benua Biru gagal mencapai kesepakatan mengenai embargo minyak Rusia. Namun mereka akan melanjutkan upaya agar kesepakatan bisa dicapai sebelum KTT Uni Eropa dimulai pada Senin.
Adapun yang dibahas oleh para negosiator yakni tentang larangan negara anggota Uni Eropa mengimpor minyak Rusia melalui jalur laut atau kapal tanker. Pengecualian bakal diberikan kepada Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko yang menerima pasokan minyak Rusia melalui pipa Druzhba sepanjang 4.000 kilometer.
Hungaria adalah salah satu negara Eropa yang sangat bergantung pada pasokan minyak Rusia. Sebesar 65 persen kebutuhan minyak di negara tersebut ditutup lewat suplai minyak mentah Rusia yang dikirim lewat pipa Druzhba.
Pada 2021, Rusia mengirimkan sekitar 720 ribu barel minyak mentah per hari ke kilang-kilang Eropa melalui pipa utamanya ke wilayah tersebut. Angka itu hampir separuh jumlah minyak yang dikirim Rusia per harinya lewat laut dari pelabuhan Baltik, Laut Hitam, dan Arktik, yakni sebesar 1,57 juta barel.
Jerman dan Polandia adalah dua negara Eropa yang paling banyak menerima pasokan minyak Rusia yang dikirim lewat pipa. Kini kedua negara tersebut berkomitmen mengurangi ketergantungan energinya pada suplai Rusia. Tahun lalu, Rusia meraup 86 miliar dolar dari total ekspor minyaknya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Lili Dicecar Soal Dugaan Gratifikasi MotoGp
Lili diduga mendapatkan fasilitas menonton MotoGP per tanggal 18 sampai 20 Maret 2022 pada Grandstand Premium Zona A-Red.
SELENGKAPNYAMenkeu: Daerah Berminat Bangun Kawasan Industri Halal
Wapres berpesan agar KIH yang telah dibangun di sejumlah daerah dioptimalkan.
SELENGKAPNYACina Gagal 'Ikat' 10 Negara Pasifik
Mikronesia mengingatkan, kehadiran Cina di Pasifik dapat meningkatkan ketegangan geopolitik dan mengancam stabilitas.
SELENGKAPNYA