Internasional
Indonesia Jajaki Potensi Impor Gandum dari Serbia
Investasi Indonesia ke Serbia lebih dari 11 juta dolar AS dan terus diperluas hingga memasuki pasar Uni Eropa.
JAKARTA – Indonesia akan menjajaki kemungkinan impor gandum dari Serbia. Hal itu diungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah melakukan pertemuan dengan Menlu Serbia Nikola Selakovic, Senin (23/5).
Retno mengungkapkan, Indonesia dan Serbia memiliki kekhawatiran yang sama atas dampak perang di Ukraina terhadap ketahanan pangan. Mereka secara khusus menyoroti meningkatnya harga bahan pangan.
Merespons hal tersebut, Retno mengatakan, Indonesia dan Serbia sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan dalam komoditas pangan atau agrikultur, terutama gandum.
“Terkait hal ini, BUMN Indonesia (yaitu) PT Berdikari dan mitra bisnisnya dari Serbia telah menunjukkan kesiapan untuk memfasilitasi ekspor gandum Serbia ke Indonesia. Menteri Selakovic juga akan bertemu PT. Berdikari untuk mendiskusikan hal ini secara lebih detail petang ini,” kata Retno dalam konferensi pers bersama Selakovic.
Retno mengungkapkan, dalam kerja sama perdagangan dan investasi, hubungan Indonesia-Serbia menunjukkan tren positif, walaupun pada masa pandemi. Tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara mencapai 26,8 juta dolar AS. “Saya berterima kasih atas kesediaan Serbia untuk meningkatkan pangsa pasar minyak kelapa sawit Indonesia hingga mencapai 30 persen,” ucapnya.
Menurut Retno, investasi Indonesia ke Serbia mencapai lebih dari 11 juta dolar AS dan terus diperluas, hingga memasuki pasar Uni Eropa. “Termasuk produksi dan distribusi mi instan serta perkebunan budidaya jamur,” katanya.
Sementara itu Selakovic mengungkapkan, dalam pertemuannya dengan Retno, dia membahas berbagai isu, antara lain dampak pandemi, ketahanan pangan, dan konsekuensi yang muncul akibat konflik di Ukraina. Ekspor gandum ke Indonesia turut dibahas dalam pertemuan.
“Kami akan membahas ini (ekspor gandum ke Indonesia) lebih lanjut bersama dengan berbagai pihak industri makanan di Indonesia,” ucapnya.
Selakovic mengatakan, Serbia siap meningkatkan kerja sama, tak hanya di bidang pangan atau agrikultur, dengan Indonesia. Menurutnya, ada banyak ruang untuk peningkatan hubungan bilateral, misalnya di bidang budaya, pendidikan, kepemudaan dan olahraga, serta pertahanan.
Teritorial dan kedaulatan
Selain membicarakan hubungan bilateral, mereka turut membahas isu internasional, yakni perihal konflik di Ukraina. Retno menegaskan kembali posisi Indonesia terkait pentingnya menegakkan prinsip penghormatan integritas teritorial dan kedaulatan.
“Saya juga menggarisbawahi seruan Indonesia kepada semua pihak untuk segera menghentikan peperangan dan menemukan solusi damai di meja negosiasi,” kata Retno.
Selain itu, Retno menekankan perlunya negara yang terlibat konflik membangun iklim kepercayaan strategis. Mereka, kata Retno, memikul tanggung jawab untuk sama-sama menciptakan lingkungan yang memungkinkan penyelesaian konflik secara damai.
Sementara itu, Selakovic mengapresiasi prinsip-prinsip Indonesia dalam penerapan hukum internasional, termasuk soal integritas teritorial dan kedaulatan suatu negara. “Termasuk kedaulatan dan integritas dari Serbia. Terkait Kosovo, kami sangat mengapresiasi dukungan dari Indonesia,” ucapnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Malapetaka Itu Berusia 74 Tahun
Nakba Palestina sudah berlangsung 74 tahun dan Israel menjadi negara kuat laksana Jalut Sang Raksasa.
SELENGKAPNYAWHO Prediksi Kasus Cacar Monyet Bertambah
Kasus dugaan cacar monyet ditemukan di 12 negara anggota WHO.
SELENGKAPNYABiden Luncurkan Rencana Ekonomi Indo-Pasifik
Biden meluncurkan rencana keterlibatan ekonomi AS yang lebih besar dengan Indo-Pasifik.
SELENGKAPNYA