Petugas memantau suhu tubuh penumpang dari Kuala Lumpur yang telah mendarat di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/5/2019). Pemantauan kala itu guna memindai penumpang yang berpotensi terjangkit virus cacar monyet (mo | ANTARA FOTO

Internasional

WHO Prediksi Kasus Cacar Monyet Bertambah

Kasus dugaan cacar monyet ditemukan di 12 negara anggota WHO.

JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan ada lebih banyak kasus cacar monyet muncul di negara-negara yang biasanya tak menemukan penyakit tersebut.

Hingga Sabtu (21/5), sudah terdapat 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus dugaan cacar monyet di 12 negara anggota WHO, termasuk di negara yang tidak biasanya tidak memiliki kasus tersebut. "Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang menunjukkan gejala,” kata WHO dalam pernyataan, Sabtu.

Pejabat WHO yang juga seorang spesialis penyakit menular, David Heymann, mengungkapkan, cacar monyet tampaknya mulai menyebar seperti penyakit menular seksual.

"Apa yang tampaknya terjadi sekarang bahwa ia telah masuk ke populasi sebagai bentuk seksual, sebagai bentuk genital, dan menyebar seperti infeksi menular seksual, yang telah memperkuat penularannya di seluruh dunia," ucapnya saat diwawancara Reuters.

Kendati demikian, Heymann menjelaskan, kontak dekat adalah jalur penularan utama cacar monyet. Alasannya, lesi khas penyakit tersebut sangat menular.

Orang tua yang merawat anaknya yang terinfeksi atau petugas kesehatan dengan pasien adalah contoh kasus perpindahan virus sangat dimungkinkan. Banyak dari kasus yang telah dilaporkan ke WHO saat ini teridentifikasi di klinik kesehatan seksual.

Oleh sebab itu, beberapa negara mulai menginokulasi tim yang merawat pasien cacar monyet dengan menggunakan vaksin cacar. Heymann mengatakan, komite ahli internasional telah menggelar diskusi virtual untuk melihat apa yang perlu dipelajari tentang wabah dan dikomunikasikan kepada publik.

Hal itu termasuk apakah ada penyebaran tanpa gejala, siapa yang paling berisiko, dan berbagai rute penularan.

Heymann mengungkapkan, pertemuan itu diadakan "karena situasi mendesak". Kendati demikian, komite ahli bukan kelompok pengusul bagi WHO untuk menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Itu merupakan bentuk kewaspadaan tertinggi WHO, yang berlaku untuk pandemi Covid-19.

 
Wabah cacar monyet tidak menyerupai masa-masa awal pandemi Covid-19.
 
 

Heymann menekankan, wabah cacar monyet tidak menyerupai masa-masa awal pandemi Covid-19. Ia yakin, cacar monyet tidak akan berubah menjadi pandemi berikutnya.

“Ini tidak akan menjadi pandemi seperti pandemi yang kita ketahui, tapi tentu saja mungkin penyakit ini telah menyebar di berbagai belahan dunia dan kami baru mulai mengidentifikasinya,” kata Heymann kepada PA News Agency.

Dia pun yakin, cacar monyet tidak menular lewat udara. “Jadi ini bukan infeksi pernapasan seperti SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19). Jadi tidak akan menyebar dengan cara yang sama,” ucapnya.

Mereka yang menduga mungkin telah terpapar atau yang menunjukkan gejala, termasuk ruam bergelombang dan demam, harus menghindari kontak dekat dengan orang lain.

“Ada vaksin yang tersedia, tetapi pesan yang paling penting adalah, Anda dapat melindungi diri sendiri,” ucap Heymann.

Cacar monyet atau Monkeypox adalah penyakit menular yang biasanya ringan. Ia endemik di bagian barat dan tengah Afrika. Virus menyebar melalui kontak dekat, sehingga relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku mengkhawatirkan perkembangan penemuan kasus cacar monyet di sejumlah negara. Biden mengungkapkan telah menjalin diskusi dengan penasihat-penasihatnya tentang virus tersebut.

“Kami sedang bekerja keras untuk mencari tahu apa yang kami lakukan dan vaksin apa yang mungkin tersedia untuk (penyakit) itu,” kata Biden sebelum bertolak dari Seoul, Korea Selatan (Korsel) menuju Tokyo, Jepang, Ahad, dilaporkan Bloomberg

photo
Petugas menggunakan mesin thermal scanner untuk memantau suhu tubuh penumpang dari Kuala Lumpur yang telah mendarat di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/5/2019). Bandara Husein Sastranegara mulai memasang alat thermal scanner di pintu kedatangan penumpang internasional guna memantau penumpang dari Singapura dan Malaysia yang berpotensi terjangkit virus cacar monyet (monkeypox). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc. - (ANTARA FOTO)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Lahirnya Kekhalifahan Baru di Kordoba

Abdurrahman III memaklumkan dirinya sebagai khalifah Umayyah di Kordoba.

SELENGKAPNYA

Sejarah Awal Kekhalifahan Kordoba

Munculnya Daulah Abbasiyah bukanlah akhir bagi Bani Umayyah. Di Eropa, mereka menjadi khalifah baru.

SELENGKAPNYA

Masjid Kapsarc, Wajah Futuristik Saudi

Masjid Kapsarc dipuji sebagai bangunan ramah lingkungan dan hemat energi.

SELENGKAPNYA