Nasional
Menteri Jangan Jalankan Agenda Politik Pribadi
Instruksi Jokowi mempertegas bahwa tak ada lagi wacana penundaan pemilu.
JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu meminta para menteri di Kabinet Indonesia Maju mengikuti instruksi dari Presiden Joko Widodo. Khususnya, para menteri yang diisukan akan maju sebagai calon presiden pada 2024.
"Menteri-menteri wajib memprioritaskan agenda pemerintahan Presiden Jokowi dan bukan menarsiskan diri menjalankan agenda politik pribadi ingin menjadi calon presiden," ujar Masinton, Rabu (11/5).
Ia mengatakan, para menteri bertugas dalam menanggulangi pandemi Covid-19, mengantisipasi gejolak ekonomi, dan memahami kondisi masyarakat. Ia juga mengingatkan para menteri untuk bertugas sesuai dengan bidangnya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai instruksi Jokowi mempertegas bahwa tak ada lagi wacana penundaan pemilu. Menurut dia, instruksi tersebut sekaligus mengingatkan agar anggaran pemilu segera dipersiapkan.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, menteri-menteri dari partainya akan mengikuti instruksi dari Presiden Joko Widodo. Ia juga menjelaskan, tak ada menteri dari partainya yang melakukan kampanye dan pencitraan.
Dua kader Partai Gerindra menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno sebagai menteri pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Soal Idul Fitri, saya pikir adalah wajar kalau Pak Prabowo mengadakan halal bihalal, bersafari ke tokoh masyarakat,” kata dia.
Menteri potensial
Selain nama Prabowo dan Sandiaga, menteri yang dianggap potensial maju pada Pilpres 2024, yakni Menteri BUMN Erick Thohir. Menurut survei sejumlah lembaga, Prabowo bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpotensi maju sebagai capres.
Sedangkan, Erick bersama Sandiaga dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki potensi besar sebagai cawapres. “Jika dibandingkan dengan Erick Thohir yang sampai saat ini tidak menggunakan jejaring parpol, figur Erick di mata publik sudah sangat kuat. Ini bukti Erick dan timnya bekerja cukup gencar untuk meningkatkan elektabilitas, mirip yang dilakukan Ganjar dan Ridwan Kamil," ujar dosen ilmu politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari.
Wawan berpendapat, Ganjar-Erick memiliki potensi kuat apabila berpasangan. Ia menjelaskan, tingkat kesukaan publik terhadap Ganjar dan Erick terlihat melalui munculnya kelompok relawan di sejumlah daerah.
Sementara pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, Erick dapat berpasangan dengan Anies. “Anies punya elektabilitas dan Erick punya modal kekuatan finansial. Partai yang bisa mengusung bisa saja Nasdem, PKS, dan PAN atau juga yang lainnya,” kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Menteri Hanya Bicara Pemilu Jika Relevan
Para menteri seharusnya tidak memiliki konflik kepentingan.
SELENGKAPNYAPemindahan ASN ke IKN tak Libatkan KASN
Pemindahan ASN ke IKN diharapkan menjadi momentum perubahan untuk peningkatan kualitas birokrasi.
SELENGKAPNYAKepribadian Pasangan Pengaruhi Pilihan Masyarakat
Masyarakat membutuhkan pemimpin yang tak sekadar memiliki motif berkuasa.
SELENGKAPNYA