Hikmah
Puasa dan Ukhuwah Kebangsaan
Semangat ukhuwah ini memberi pemantik agar sesama Muslim mampu menjaga keamanan dan ketertiban bersama.
Oleh Abdul Muid Badrun
OLEH ABDUL MUID BADRUN
Ukhuwah secara etimologis berarti persaudaraan. Istilah ini menjadi tidak asing bila dikaitkan dengan hubungan sosial sesama Muslim yang ingin hidup bersama.
Persoalan ukhuwah Islamiyah ini sudah diterangkan oleh Allah dalam Alquran surah al-Hujurat ayat 10, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
Berdasarkan ayat di atas, Allah menggunakan kata ikhwah atau saudara seketurunan untuk menjelaskan hubungan sesame Muslim. Hal ini untuk mempertegas jalinan hubungan antarsesama Muslim.
Hubungan tersebut tidak hanya terjalin karena keimanan, tetapi terikat dalam persaudaraan seketurunan. Sebab, menjalin hubungan yang harmonis bagi sesama Muslim menjadi kewajiban bagi tiap-tiap muslim itu sendiri. Tanpa kecuali.
Dari sinilah, jalinan ukhuwah menemukan momentumnya pada Ramadhan 1443 H. Semangat ukhuwah ini memberi pemantik agar sesama Muslim mampu menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Sehingga, bangsa ini bisa terus melanjutkan cita-cita kebangsaannya.
Dalam Islam terdapat tiga macam ukhuwah, yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah Basyariyah atau Insaniyah (persaudaraan umat manusia).
Ukhuwah Wathaniyah yakni orang saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu, misalnya bangsa Indonesia. Dari pemahaman inilah, kita ingin menyampaikan pesan profetik bahwa ukhuwah kebangsaan bisa subur pada bulan puasa.
Caranya, dengan mengendalikan diri untuk tidak menyakiti, membenci sesama manusia sebangsa, menebarkan berita bohong (hoax), dan mengujar kebencian.
Hilangkan rasa permusuhan dan tebarkan energi positif dan kedamaian. Puasa inilah madrasah kendali agar rem pakemnya mampu menahan segala hal yang menimbulkan perpecahan sesama umat sebangsa dan setanah air di sebelas bulan berikutnya.
Ini perlu exercise atau riyadhah (latihan). Sehingga, tujuan puasa membentuk insan takwa itu pun tidak jauh panggang dari api.
Untuk memperkuat ukhuwah kebangsaan, diperlukan tiang penyangga agar bisa tetap berdiri kokoh. Ada empat penyangganya.
Pertama, ta’aruf yang artinya saling mengenal. Kedua, tafahum yang artinya saling memahami kelebihan dan kekurangan. Ketiga, ta’awun yakni saling menolong satu sama lain. Keempat, takaful yakni saling memberikan jaminan.
Inilah hakikat dari hadis Nabi yang artinya: “Orang mukmin itu akrab dan bersatu. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak bersatu dan tidak akrab." (HR Ahmad, Ath-Thabarani dan Al Hakim). Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Lepas Subuh, Israel Kembali Serang Al-Aqsa
Sedikitnya 90 warga Palestina luka-luka akibat serangan militer Israel ke Masjid al-Aqsa.
SELENGKAPNYATol Japek Krusial Hadapi Puncak Arus Mudik Lebaran
Tol Japek dan penyeberangan Merak-Bakauheni diprediksi padat signifikan saat puncak arus mudik.
SELENGKAPNYARamadhan dan Keberkahan Ekonomi Umat
Keberkahan berkaitan dengan penguatan aspek ruhiyah mereka yang puasa, juga berdampak ekonomi umat.
SELENGKAPNYA