Edson Arantes do Nascimento atau lebih akrab disapa Pele. | EFE

Sepak Bola

Saat Magis Pele Pukau Hong Kong

Tak ada tepuk tangan untuk Newcastle, semua ingin melihat Pele bermain di Hong Kong.

OLEH MUHAMMAD IKHWANUDDIN

Tak bisa dimungkiri bagi seorang Edson Arantes do Nascimento atau yang akrab disapa Pele memiliki cap paspor yang banyak, seperti gol dalam karier sepak bolanya. Selain di Brasil, ia juga sukses mencuri perhatian saat bertanding di belahan benua lain. Ia mencetak total 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan sepanjang karier profesionalnya.

Berseragam klub raksasa Brasil, Santos, Pele sudah menjelajah ke berbagai negara dalam kurun waktu 1950-an sampai 1970-an dalam tur laga persahabatan. Salah satu perjalanan Pele yang berkesan terjadi hampir 48 tahun lalu, tepatnya Juni 1972. Ketika itu, pemegang tiga trofi Piala Dunia bersama Brasil berkunjung ke Hong Kong menghadapi Newcastle United.

"Kami diminta (menempuh berbagai perjalanan), memakai baju yang bagus untuk mendapatkan uang," kata Pele dalam autobiografinya, dikutip South Morning China Post (SMCP), Kamis (4/6).

SMCP mencatat, ada tiga gol Pele yang sangat berkesan. Pele mencetak hattrick ke gawang the Magpies hanya dalam waktu 15 menit pada babak kedua. Mantan bek Newcastle United, Frank Clark, bercerita kepada the Chronicle pada 2014 silam tentang kehebatan Pele. Waktu itu, kata Clark, Newcastle berkunjung ke Teheran, Bangkok, dan Hong Kong. Di Hong Kong, Newcastle menghadapi Santos yang diperkuat Pele.

photo
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva (kiri) dan Edson Arantes do Nascimento Pele yang lebih dikenal sebagai Pele (kanan) memegang kaus bertuliskan nama Pele, di Planalto Palace di Brasilia, Brasil, 26 June 2008 - (EFE)

Babak pertama, Pele seolah tak ada di lapangan. Newcastle memimpin 2-1 pada babak pertama berkat gol John Tudor dan Tony Green. "Kami bermain lebih baik sebelum jeda, tetapi ada hal berbeda setelah itu. Pele tiba-tiba memberi kejutan. Ia mencetak tiga gol fantastis dalam 15 menit," kata Clark bercerita.

Baginya, Pele tidak hanya mahir, tapi juga tangguh. Setelah menit ke-65, Pele keluar lapangan dan Newcastle akhirnya takluk 2-4. "Itu pengalaman menarik saat berada di lapangan yang sama dengan pemain terbaik di dunia. Saya menyimpan foto di dinding ketika menekel Pele," katanya.

Sementara, Tony Green yang saat itu sempat merasa gugup sudah bisa menebak nama Pele begitu dielu-elukan di Hong Kong. Ia mengenang, tidak ada tepuk tangan untuk Newcastle. Sebab, semua orang datang untuk melihat Pele. "Ia benar-benar super. Saya pernah melawan pemain, seperti Denis Law, George Best, dan Bobby Charlton. Tapi, Pele berada di level yang berbeda," kata Green.

Di satu sisi, dalam autobiografinya, Pele juga menceritakan pengalamannya ketika tidak mampu mencetak gol dalam kemenangan pihaknya atas Cina Selatan dan Syu Fong sebelum melawan Newcastle. Namun, setelah menundukkan Newcastle, Pele kembali mencetak hattrick dalam kemenangan 4-0 kontra Caroline Hill tiga hari kemudian.

Gol di Hong Kong ternyata bukan yang pengalaman pertama bagi Pele. Mundur dua tahun pada Desember 1970, Pele tampil dalam empat pertandingan melawan Hong Kong dan tim lokal setempat, berhasil memenangkan seluruhnya, plus mencetak delapan gol.

Pesona Pele di Hong Kong juga ditunjukkan oleh sikapnya yang sederhana. Dalam sebuah berita lokal, Pele disebutkan menolak diberi kamar mewah untuk menginap di hotel Hilton. "Saya tidak ingin diperlakukan spesial," kata Pele.

 
Pesona Pele di Hong Kong juga ditunjukkan oleh sikapnya yang sederhana.
 
 

Pele pun berjanji untuk kembali ke Hong Kong dan benar-benar membuktikannya. Ia datang bersama Santos pada 1972 dalam laga persahabatan dan menjadi pelatih tim lokal pada 1974.

Sang legenda sempat hampir kembali ke Hong Kong ketika singgah ke Negeri Tirai Bambu untuk menghadapi timnas Cina di Beijing dan Shanghai pada 1977. Pele kemudian memutuskan pensiun dua tahun kemudian setelah mengalahkan Cina Selatan dengan skor 6-0 pada 1979.

Mantan pesepak bola asal Hong Kong, Dale Tempest, menceritakan pengalamannya mendapatkan tanda tangan Pele di kostumnya. "Sangat menakjubkan. Hal yang membuat lebih diingat adalah kehadiran Pele yang saat itu menandatangani baju saya ketika mengunjungi sesi latihan kami di Institut Olahraga Hong Kong," ujar Tempest.

Pele datang lagi ke Hong Kong pada 2011 dalam sebuah kunjungan New York Cosmos. Namun, hingga saat ini, legenda berusia 79 tahun itu belum bisa kembali ke sana. Pele tengah berjuang untuk tetap sehat.

Pada April 2019, Pele menjalani operasi pengangkatan batu ginjal di Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paulo, Brasil. Sebelumnya, ia juga pernah dirawat karena menderita infeksi saluran air kencing di sebuah rumah sakit di Paris, Prancis.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat