
Internasional
Israel Kembali Serang Sekolah, Anak-Anak Syahid
Israel bunuh 39 warga Gaza dalam 24 jam terakhir.
GAZA – Setidaknya 10 orang syahid dalam serangan Israel yang memicu kebakaran di sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di Kota Gaza. Korban termasuk seorang anak yang syahid terbakar dalam kobaran api tersebut.
Pertahanan Sipil Palestina mengatakan pekerja daruratnya menemukan 10 jenazah pada Rabu pagi setelah serangan terhadap sekolah, tempat para pengungsi terpaksa berlindung. Sejumlah besar orang juga terluka, katanya dalam sebuah postingan di platform pesan Telegram.
“Anak-anak dibakar saat mereka tidur di tenda pengungsi,” tulis koresponden Aljazirah di media sosial setelah serangan tersebut. "Tidak ada wilayah yang aman, dan tidak ada yang selamat dari genosida ini. Kota Gaza dan wilayah utaranya telah menjadi sasaran penembakan dan tembakan artileri Israel selama berjam-jam," katanya.
Rekaman video yang dibagikan di media sosial setelah serangan terhadap sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan menunjukkan api yang melalap struktur tenda dan penutup kanvas meleleh ke sisa-sisa kursi yang terbakar dan apa yang tampak seperti rangka tempat tidur.

Pertahanan sipil juga mengeluarkan permohonan bantuan mendesak dari Komite Palang Merah Internasional untuk membantu menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan setelah pemboman Israel terhadap dua rumah di lingkungan Tuffah di Kota Gaza.
“Orang-orang yang terperangkap meminta bantuan untuk menyelamatkan mereka dari reruntuhan rumah,” kata pertahanan sipil dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pekerja darurat tidak dapat mencapai daerah tersebut karena terlalu berbahaya, karena daerah tersebut ditetapkan sebagai “zona terlarang” oleh pasukan Israel.
Aljazirah Arab dan media lokal Palestina juga melaporkan bahwa seorang anak termasuk di antara dua orang yang tewas pada Rabu pagi dalam serangan Israel terhadap tenda penampungan di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.
"Tiga sepupu saya – tiga anak – hilang. Mereka ditarik keluar, hangus seluruhnya," kata warga Palestina Ahmed Basal yang terluka. Israel melanjutkan kampanye militernya di Gaza pada 18 Maret, menyusul gagalnya gencatan senjata selama dua bulan yang sebagian besar menghentikan pertempuran di wilayah Palestina yang terkepung.

"Kami tertidur ketika tiba-tiba kami melihat cahaya seperti cahaya Hari Kiamat – api di mana-mana. Saya menarik putri-putri saya dan berlari. Mereka terluka, dan ayah mereka ada di kamar mandi. Gadis-gadis itu berteriak memanggilnya, dan kami kehilangan satu sama lain," kata Bisan al-Kafarneh, seorang pengungsi Palestina dari Beit Hanoon yang mencari perlindungan di dalam sekolah.
"Saat kami melarikan diri, mereka kembali mengebom sekolah. Orang-orang berteriak, perempuan menangis dan mencari kerabat mereka. Saya tidak tahu harus berkata apa, orang-orang di sini dibakar – dibakar hidup-hidup," kata al-Kafarneh.
Kedua putrinya terluka, wanita itu menjelaskan, satu di punggung dan satu lagi di kaki. Namun petugas medis di Rumah Sakit al-Shifa hanya bisa membantu dengan mensterilkan lukanya karena tidak ada perban yang bisa digunakan. “Mereka juga kotor dan orang-orang tergeletak di tanah.”
Satu orang juga dilaporkan syahid dan beberapa lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap tenda perlindungan di apa yang disebut “zona aman” al-Mawasi, di selatan Khan Younis di Gaza selatan. Tembakan artileri dan serangan udara Israel yang intens dilaporkan terjadi di Jalur Gaza pada dini hari.
Several civilians burned to death after Israeli forces targeted displacement tents inside Yafa School, east of Gaza City. pic.twitter.com/ABNRWdFjSf — Quds News Network (QudsNen) April 23, 2025
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan setidaknya 39 jenazah dan 105 orang terluka tiba di rumah sakit di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir. Sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan raya, tidak dapat dijangkau oleh ambulans dan kru pertahanan sipil.
Sejak 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 51.305 orang dan melukai 117.096 orang. Sejak 18 Maret, ketika Israel kembali melakukan pengeboman di daerah kantong tersebut dan melanggar gencatan senjata, setidaknya 1.928 orang telah tewas.
Di Tepi Barat
Sementara 50 warga Palestina, termasuk anak di bawah umur, wanita dan tahanan yang sebelumnya telah dibebaskan, telah ditahan oleh pasukan Israel dalam 24 jam terakhir, menurut laporan Aljazirah Arab.
Sumber mengatakan kepada Aljazirah bahwa kampanye penangkapan dipusatkan di kota Kobar, utara Ramallah, di mana sedikitnya 24 orang ditangkap. Sekitar 16 diantaranya telah teridentifikasi, termasuk mantan narapidana Hanan Barghouti dan mantan narapidana lainnya.

Rumah Nael Barghouti – narapidana Palestina yang paling lama mendekam di penjara Israel, yang dibebaskan pada akhir Februari dan dideportasi ke Mesir – diubah menjadi barak militer dan pusat interogasi bagi puluhan warga Palestina, kata mereka.
Pasukan Israel juga menyerbu kota ad-Dhahiriya, selatan Hebron, saat fajar hari ini, menggeledah rumah-rumah warga Palestina dan menangkap 10 warga Palestina, termasuk tiga anggota dewan kota.
Di antara lokasi lainnya, penangkapan terjadi di kota Azzun dan Bethlehem, serta kota Beit Furik, sebelah timur Nablus. Hingga April tahun ini, Israel telah memenjarakan sekitar 9.792 warga Palestina, 3.498 di antaranya ditahan tanpa dakwaan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pejuang Palestina Kembali Sergap Tentara Penjajah di Utara Gaza
Serangan dilakukan di lokasi dekat Netanyahu sebelumnya berkunjung.
SELENGKAPNYAIsrael Ingin Musnahkan Umat Kristen di Gaza dan Tepi Barat
Pernyataan Pendeta Isaac muncul saat kehadiran orang Kristen di Gaza dihancurkan.
SELENGKAPNYA