Seorang wanita membawa jenazah seorang anak ke rumah sakit Al-Ahli menyusul serangan udara Israel semalaman di Jalur Gaza, di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Setelah Dilaparkan, Israel Bombardir Gaza 

Sebagian besar korban serangan Israel perempuan dan anak-anak.

GAZA –  Sumber medis Palestina mengatakan bahwa serangan brutal Israel sejak Selasa pagi ke Jalur Gaza telah membunuh sedikitnya 400 orang di Gaza. Patut dicatat bahwa serangan keji itu dilakukan setelah lebih dua pekan Israel memutus bantuan apapun ke Gaza serta memutus aliran listrik.

Setidaknya 404 warga Palestina telah syahid dan 562 lainnya terluka dalam gelombang serangan Israel terbaru di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di daerah kantong tersebut. Kabar terbaru menyebutkan sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan, dan upaya untuk memulihkan mereka sedang dilakukan.

Kementerian Kesehatan dan semua rumah sakit di Jalur Gaza menyerukan warga Palestina untuk mendonorkan darahnya. Hal ini disebabkan tingginya jumlah korban luka dan kekurangan pasokan darah.

Fasilitas kesehatan juga kekurangan pasokan medis dasar yang diperlukan untuk merawat korban luka, seperti kain kasa dan obat penghilang rasa sakit. Selama 17 hari, pihak berwenang Israel telah melarang masuknya truk bantuan apa pun. Dokter mengatakan bahwa ini adalah tantangan yang sangat besar.

photo
Para pelayat berkumpul di sekitar jenazah warga Palestina yang terbunuh akibat serangan udara tentara Israel saat mereka dibawa ke Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Selain itu, kekurangan bahan bakar membuat seluruh fasilitas medis berisiko kolaps. Otoritas kesehatan menyerukan komunitas internasional untuk menekan pihak Israel agar membiarkan pasokan ini memasuki Jalur Gaza.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyebutkan empat pejabat tinggi pemerintah syahid dalam pemboman Israel semalam. Diantaranya Issam al-Dalis, kepala pekerjaan umum pemerintah, Ahmed al-Hatta, wakil menteri kehakiman, Mahmoud Abu Watfa, wakil menteri dalam negeri dan Bahjat Abu Sultan, direktur jenderal dinas keamanan dalam negeri.

“Semoga Tuhan mengampuni mereka, bersama dengan ratusan syuhada dari rakyat Palestina akibat kejahatan yang berkelanjutan sejak fajar hari ini,” kata pernyataan itu.

Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza kewalahan dengan banyaknya korban jiwa yang berdatangan.Terkadang seluruh keluarga tiba sebagai korban, termasuk sebuah keluarga beranggotakan 26 orang, yang terdiri dari perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia. Ada seorang ibu menangisi jenazah kedua putrinya.

photo
Seorang pria Palestina memegang jenazah keponakannya yang berusia 11 bulan, yang syahid akibat serangan udara tentara Israel di Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Serangan semalam kembali membuktikan bahwa tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza. Orang-orang kembali ke rumah-rumah dan pusat-pusat evakuasi yang dibom, mengira tempat itu akan aman karena adanya gencatan senjata, namun kenyataannya tidak demikian. Mereka dibunuh di tempat-tempat ini.

Gaza kembali berubah menjadi kotak pembunuhan. Sampai sekarang, tidak jelas apa yang akan dilakukan orang-orang selain mencoba bertahan hidup. Banyak yang mencari perlindungan di Rumah Sakit al-Ahli dan fasilitas kesehatan lainnya yang masih ada.

Muhammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa, mengatakan kepada Al Jazeera Arab bahwa rumah sakit tersebut tidak siap menangani masuknya korban gelombang serangan terbaru Israel. “Setiap menit, orang yang terluka meninggal karena kurangnya sumber daya,” kata Abu Salmiya.

Hanya empat tempat tidur perawatan intensif yang tersedia di Kota Gaza dan Gaza utara dan sistem kesehatan kekurangan kebutuhan dasar, tambahnya. Mencapai daerah sasaran untuk mengevakuasi para korban dari bawah reruntuhan juga masih “sangat sulit”.

photo
Seorang wanita bereaksi terhadap jenazah seseorang yang syahid akibat serangan udara tentara Israel semalaman di Jalur Gaza, di rumah sakit Al-Ahli di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Kementerian Kesehatan Palestina mengeluarkan pernyataan yang menyerukan donor darah segera setelah stok yang tersedia di bank darah habis.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa sebagian besar korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua, dengan beberapa "seluruh keluarga" syahid. "Pembantaian brutal yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel ini menegaskan kembali bahwa pendudukan ini hanya mengerti bahasa pembunuhan, penghancuran, dan genosida," kata kantor media tersebut dilansir Aljazirah.

Serangan itu terjadi setelah Israel memblokade bantuan ke Jalur Gaza sejak 17 hari lalu. Sehari sebelum Israel melancarkan serangan, pemerintahan di Gaza melansir bahwa wilayah itu menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Dalam pernyataan pers, kantor media mengatakan blokade Israel "telah menyebabkan kemerosotan situasi kemanusiaan yang dahsyat di Jalur Gaza," dengan 80 persen penduduk kehilangan akses ke sumber makanan karena penangguhan masuknya bantuan.

photo
Seorang wanita bereaksi terhadap jenazah seseorang yang syahid akibat serangan udara tentara Israel semalaman di Jalur Gaza, di rumah sakit Al-Ahli di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Krisis tersebut telah memaksa 25 persen toko roti tutup di tengah kekurangan bahan bakar yang parah, dengan lebih banyak penutupan diantisipasi dalam beberapa hari mendatang. Kekurangan bahan bakar juga telah mengganggu pengoperasian sumur dan pabrik desalinasi, menyebabkan 90 persen penduduk Gaza tidak memiliki akses berkelanjutan ke air minum bersih.

Sektor kesehatan juga berada di ambang kehancuran, dengan kekurangan pasokan yang parah memperburuk penderitaan sekitar 150.000 orang yang sakit dan terluka. Kasus kekurangan gizi dan anemia meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua, pernyataan tersebut mencatat.

Kantor media Gaza meyakini bahwa tindakan Israel itu merupakan "taktik perang untuk mematahkan keinginan rakyat Palestina". Meskipun demikian, rakyat Gaza "tidak akan terintimidasi oleh kejahatan ini dan akan melanjutkan keteguhan dan perjuangan yang sah sampai pendudukan Israel disingkirkan dari tanah kami", katanya.

Kantor media tersebut meminta masyarakat internasional, termasuk PBB, kelompok hak asasi manusia, dan organisasi bantuan, untuk segera mengambil tindakan untuk menentang "kejahatan" Israel dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel. "Dunia tidak bisa terus berdiam diri," katanya.

photo
Eyad Abu Jazar memegang jenazah keponakannya yang syahid akibat serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada Selasa, 18 Maret 2025. - (AP Photo/Mohammad Jahjouh)

Aljazirah melansir pada Selasa siang, lebih banyak jenazah ditemukan dari bawah reruntuhan di Kota Gaza dan dipindahkan ke Rumah Sakit Arab al-Ahli. Namun, masih ada orang yang hilang, tidak dapat diidentifikasi, dan orang-orang masih mencari anggota keluarga mereka.

Serangan udara terkoordinasi Israel menargetkan bangunan tempat tinggal, sekolah, dan fasilitas umum yang telah berubah menjadi pusat evakuasi. Banyak warga Palestina masih tinggal di pusat evakuasi karena rumah mereka hancur atau berada di wilayah yang masih diduduki militer Israel. Jadi, sekali lagi, kita melihat pusat evakuasi ini berubah menjadi perangkap kematian.

Intensitas pengeboman di Kota Gaza bagian barat begitu dahsyat sehingga banyak orang yang meninggal terlempar keluar dari gedung mereka – daging mereka dikumpulkan dari jalan-jalan dan halaman rumah-rumah lainnya. Serangan Israel mengejutkan dan mengagetkan warga di Jalur Gaza. Sebagian besar warga sebenarnya sedang tidur dan terbangun karena suara pemboman besar-besaran.

Gencatan senjata ini sangat rapuh, dengan sedikitnya 150 warga Palestina syahid selama dua bulan terakhir. Namun, warga Palestina tetap tidak menyangka hal ini. Sekarang bulan Ramadan, dan semua orang berpuasa. Harapannya, warga setidaknya akan menghabiskan hari-hari terakhir Ramadan tanpa serangan udara.

Banyak orang hilang dan terjebak di bawah reruntuhan. Sementara itu, Aljazirah telah menerima informasi bahwa otoritas Israel membatasi semua evakuasi medis warga Palestina yang biasa dilakukan setiap hari melalui penyeberangan Rafah. Warga Palestina putus asa, dan orang tua ketakutan

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mesir Ajukan Proposal Kehadiran Pasukan Internasional di Gaza dan Tepi Barat

UE dukung rencana rekonstruksi Gaza yang dipimpin negara-negara Arab.

SELENGKAPNYA

Petani Perempuan Gaza, Bercocok Tanam Saat Gencatan Senjata

Mereka bertekad untuk menghidupkan kembali lahan pertanian di Al-Fakhari.

SELENGKAPNYA

Israel Lancarkan Serangan di Seantero Gaza, Belasan Syahid

Israel terus melakukan pembunuhan sementara gencatan senjata dibicarakan.

SELENGKAPNYA