
Safari
Menyusuri Pecinan Siak
Satu hal yang wajib dilakukan di pecinan Siak adalah mencicipi kopi khasnya.
Tempat ini mengingatkan setting lokasi film Jet Lee dan Rosamund Kwan dalam film legendarisnya Once Upon a Time in China (1991). Kota Siak memiliki satu warna khas pecinan di salah satu sudut kotanya. Pecinan kota Siak berada di Jalan Tubagus Ismail, tak jauh dari Istana Siak.
Suasana Tionghoa yang kental, mulai dari pemukim hingga arsitektur bangunannya. Deretan kios para pedagang menjaga bentuk utuh sejak pertama kali permukiman ini dibangun pada penghujung abad ke-19. Tempat usaha sekaligus tempat tinggal, seperti kebanyakan pecinan di banyak kota di Indonesia. Namun, perpaduan gaya arsitektur Melayu dan Tionghoa, menjadi pemandangan yang paling khas ditemui di sudut kota ini. Belum lagi, kedai-kedai kopi khas Tionghoa yang menjamur di sebentang jalan sepanjang 500 meter.
Peranan Sungai Siak sebagai bagian kawasan inti dari kerajaan memang berpengaruh besar terhadap kemajuan perekonomian Siak Sri Indrapura. Lumbung ekonomi Siak tak terelakkan lahir dari pecinan yang memang berdampingan dengan Sungai Siak. Satu yang kini masih dapat ditengok, adalah sisa aktivitas perdagangan pecinan.

Konon pecinan Siak lahir berbarengan dengan keberadaan Istana Siak yang dibangun pada 1880-an. Berdasarkan cerita turun-temurun warga sekitar, pembangunan Istana Siak juga memberdayakan ratusan pemukim Tionghoa di daerah ini. Pecinan Siak membuktikan keberadaannya sebagai permukiman tertua dengan hadirnya Kelenteng Hok Siu Kiong yang konon telah berusia lebih dari 200 tahun.
Kedai-kedai kopi
Satu hal yang wajib dilakukan di pecinan Siak adalah mencicipi kopi khasnya. Bukan soal rasa, tapi suasana yang dibangun di tiap kedai kopinya. Menginspirasi dari nilai-nilai khas negara asalnya, kedai kopi di pecinan Siak rata-rata dibuat dalam ruangan yang luas dengan jarak bangku yang dibuat jarang-jarang. Ornamen-ornamen khas Cina, tentu mempermanis ruangannya.
"Dari dulu kita orang kecil dan besar di sini, leluhur kami memang pedagang," ujar Lau Wi Chie (40 tahun), salah satu pengusaha kedai kopi di pecinan Siak.

Lau Wi Chie yang akrab disapa Acie itu pengusaha kedai kopi yang usahanya diwarisi oleh sang ayah, La Yong Hwa sejak tahun 1970. Pecinan Siak, ujarnya, merupakan tempat ia lahir, besar, dan melanjutkan hidup. "Tapi setahun ini wilayah ini akan digusur," ujarnya.
Pecinan Siak di Jalan Tubagus Ismail memang telah menjadi satu wilayah yang akan dijadikan proyek pemerintah dalam pembangunan turap di sepanjang tepian Sungai Siak. Proyek yang akan berlangsung pada 2015 itu sebelumnya mendapat kritik dari para pemerhati sejarah dan pemukim setempat. Sebab, bagaimanapun juga pecinan Siak merupakan bagian dari sejarah panjang perjalanan Kota Siak, dan elemen penting keberadaan Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Disadur dari Harian Republika edisi 6 juli 2014 dengan reportase Angga Indrawan dan foto-foto Prayogi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Perkampungan Adat di Sijunjung
Bertamu ke Perkampungan Adat Sijunjung memberi pengalaman kaya,
SELENGKAPNYABermalam di Rumah Gadang
Jangan sekadar tidur bila menginap di rumah gadang tradisional Minangkabau.
SELENGKAPNYASisa Sebuah Taman Dunia
Berawal dari Gunongan, saya berupaya “merekonstruksikan” Kesultanan Aceh di alam modern ini.
SELENGKAPNYA