![](https://static.republika.co.id/uploads/images/xlarge/013756800-1714643128-1280-856.jpg)
Internasional
Israel Mundur Penuh dari Koridor Netzarim
Hamas mengumumkan mundurnya Israel sebagai kemenangan pejuang.
GAZA – Tentara Israel mengumumkan hari ini, Minggu, bahwa mereka telah menyelesaikan penarikan pasukannya dari poros Netzarim di Jalur Gaza. Langkah ini sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata dengan kelompok Hamas), setelah mendudukinya selama lebih dari 15 bulan.
“Pasukan kami telah sepenuhnya ditarik dari Netzarim,” kata Radio Angkatan Darat Israel, setelah perintah dikeluarkan kemarin pagi agar pasukan Israel mundur dari poros yang memisahkan bagian utara Jalur Gaza dan bagian selatannya.
Media Israel menyiarkan klip video yang menunjukkan seorang perwira tentara pendudukan Israel mengeluarkan instruksi kepada tentaranya untuk mundur secara permanen dari poros tersebut.
Surat kabar Haaretz sebelumnya mengumumkan bahwa tentara diperkirakan akan menyelesaikan penarikannya dari poros Netzarim pagi ini, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata. Pasukan Israel melakukan penarikan sebagian pertama dari poros Netzarim pada hari ketujuh perjanjian yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa lokasi yang akan dievakuasi terletak di sebelah timur Jalan Salah al-Din, yang berarti tentara Israel tidak akan mempertahankan kehadiran apa pun di Jalur Gaza tengah dan utara, kecuali pasukan Divisi 162, yang dikerahkan di sepanjang zona penyangga dekat perbatasan.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/infografis/titik-masuk-pasukan-israel-ke-jalur_231031202503-119.jpg)
Menurut surat kabar tersebut, kehadiran militer Israel untuk sementara waktu akan tetap terbatas di Koridor Philadelphi di Jalur Gaza selatan. Surat kabar tersebut menunjukkan bahwa poros Netzarim mewakili titik strategis bagi manuver militer Israel, selain pentingnya bagi para pemukim yang ingin kembali ke pemukiman di Jalur Gaza utara.
Menanggapi pengumuman pendudukan tentang penarikan diri dari Netzarim, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan bahwa penarikan penuh pasukan pendudukan dari porosnya adalah "penyelesaian kegagalan tujuan perang pemusnahan terhadap rakyat kami."
Menurut Hamas, kembalinya para pengungsi, kelanjutan pertukaran tahanan, dan penarikan diri dari Netzarim membantah kebohongan Netanyahu tentang pencapaian kemenangan penuh. “Upaya pendudukan untuk memperluas kendalinya atas Jalur Gaza dan membaginya telah gagal di hadapan keberanian perlawanan dan ketabahan rakyat kami… Apa yang tidak dicapai oleh pendudukan dalam 15 bulan kelaparan, genosida, dan penghancuran sistematis dengan menggusur rakyat kami, (Presiden AS) Donald Trump tidak akan dapat mencapainya melalui kesepakatan.”
Sebelum penarikan pasukan, kelompok Hamas telah membebaskan tiga tawanan Israel sebagai ganti Israel membebaskan 183 warga Palestina dari penjaranya. Pertukaran tersebut menyebabkan perayaan dan reuni emosional di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.
Bus-bus mengembalikan para tahanan yang dibebaskan ke Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, sementara para tawanan diterbangkan kembali ke Israel, untuk dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/_240927210718-934.png)
Merujuk Aljazirah, Koridor Netzarim diciptakan oleh militer Israel pada masa-masa awal perang di Gaza. Ini membagi Jalur Gaza di tengah dari garis pemisah Israel-Gaza di timur hingga pantai Mediterania di barat.
Bagi Israel, ini adalah langkah militer yang strategis – memberinya akses, kendali, dan pengawasan. Bagi warga Palestina, ini adalah sebuah perampasan lahan – sebuah koridor yang penuh dengan sesak napas, serangan, dan kematian. Tentara Israel dituduh menembak dan membunuh tanpa pandang bulu siapa pun yang berani mendekat.
Sepanjang agresi, pemerintah Israel dituduh tidak memiliki rencana jangka panjang untuk menghadapi Hamas – bahkan oleh anggota militernya sendiri. Meskipun ada retorika bahwa Israel akan tetap berada di Koridor Netzarim, dan bahkan menduduki kembali Gaza utara – hal tersebut hanyalah retorika politik dan bukan kebijakan nyata.
Senin lalu, koridor tersebut dibuka bagi ratusan ribu warga Palestina yang terputus dari rumah mereka untuk kembali ke utara – rumah dan lingkungan mereka telah hancur total. Sekarang, tiga minggu memasuki fase pertama, penarikan dari Netzarim harus diselesaikan.
Members of Al-Qassam Brigades are deployed in Deir Al-Balah in the central Gaza Strip to organize the release of three Israeli detainees as part of a prisoner exchange deal between the resistance and Israel. pic.twitter.com/ybDa3DGa0x — The Palestine Chronicle (@PalestineChron) February 8, 2025
Media Israel mengutip tentara yang mengatakan bahwa mereka merasa penarikan diri adalah sebuah kegagalan – meninggalkan koridor yang telah menjadi simbol kekuasaan, kendali, dan kemenangan mereka.
Kementerian Dalam Negeri di Gaza mengatakan “mekanisme” pergerakan melalui jalan Salah al-Din dan al-Rashid di Gaza – dua jalan utama yang melewati Koridor Netzarim – tetap sama, tanpa perubahan apa pun.
Pengumuman tersebut muncul di tengah laporan bahwa militer Israel mulai menarik diri dari koridor tersebut, sejalan dengan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Kementerian mengatakan kendaraan masih harus diperiksa sebelum melewati Jalan Salah al-Din, sedangkan Jalan al-Rashid masih diperuntukkan bagi pejalan kaki saja, tambahnya.
“Jika kedua jalan tersebut dibuka penuh dan normal, hal ini akan diumumkan secara resmi, oleh karena itu kami mengimbau warga untuk berhati-hati dan tetap bergerak sesuai mekanisme yang diizinkan saat ini demi keselamatan mereka,” kata kementerian.
Orang-orang Palestina biasa menyebut Netzarim sebagai “koridor kematian”. Sejak pasukan Israel mengambil alih wilayah tersebut. Mereka memaksa warga Palestina untuk mengungsi ke selatan dan mendirikan pos pemeriksaan di koridor, tempat mereka mencari dan memindai orang serta menangkap beberapa dari mereka. Mereka juga membunuh banyak orang yang baru saja mencoba melintasi daerah tersebut.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/_250129160123-810.png)
Warga Palestina yang memiliki rumah di daerah tersebut akan memeriksa bangunan-bangunan tersebut dan warga Palestina kini dapat bergerak bebas antara wilayah selatan dan utara. Fakta bahwa tidak akan ada lagi warga Israel yang ditempatkan di sana juga akan membuat warga Palestina merasa lebih aman.
Mouin Rabbani, peneliti non-residen di Dewan Urusan Global Timur Tengah, mengatakan kepada Aljazirah bahwa Israel selalu menganggap apa yang disebut Koridor Netzarim sebagai hal yang memiliki kepentingan strategis.
“Netzarim mengacu pada pemukiman Israel yang didirikan di Jalur Gaza pada tahun 1972 oleh pemerintahan Partai Buruh saat itu. Seperti banyak pemukiman pada periode itu, awalnya didirikan sebagai perkemahan pemuda paramiliter dan kemudian berkembang menjadi pemukiman sipil,” kata Rabbani.
Koridor itu membagi dua Jalur Gaza, memisahkan wilayah utara yang berpenduduk padat – Kota Gaza, Jabalia, Beit Lahiya, Beit Hanoun; dari wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza. Ariel Sharon, ketika pertama kali menjabat perdana menteri pada awal tahun 2000-an, terkenal dengan mengatakan nasib Netzarim adalah nasib Tel Aviv.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/_250129155852-294.png)
“Dengan kata lain, mempertahankan Netzarim bagi Israel sama pentingnya secara strategis dengan mempertahankan Tel Aviv, karena itu adalah titik sempit di mana Israel pada dasarnya dapat melumpuhkan pergerakan antara Jalur Gaza utara dan wilayah tengah dan selatan,” katanya.
Saat Intifada Kedua, Israel menutupnya begitu saja. Ada banyak serangan terhadap wilayah tersebut dan pada titik tertentu, bahkan ada politisi dan perwira Israel yang secara terbuka mengakui bahwa satu-satunya alasan mereka mempertahankan Netzarim adalah karena mereka memiliki kemampuan untuk membagi dua Jalur Gaza. “Dan karena alasan yang sama, ini adalah pemukiman terakhir di Jalur Gaza yang dievakuasi selama pelepasan tahun 2005.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Bukti IDF Terapkan Protokol Hannibal Menguat
Mantan menhan Israel akui penggunaan Protokol Hannibal.
SELENGKAPNYAGaza Darurat Tenaga Medis
Keberadaan tim medis sangat penting dalam melakukan operasi khusus.
SELENGKAPNYA