
Kabar Utama
50 Tenaga Medis Tertular
Pemprov DKI sediakan penginapan bagi tenaga medis.
JAKARTA -- Ketua II gugus tugas Covid-19 Provinsi DKI Jakarta, Catur Laswanto mengungkapkan, sedikitnya 50 tenaga medis di Jakarta saat ini diketahui positif Covid-19. Hal tersebut terkait peran mereka sebagai garda terdepan penanganan wabah Covid-19.
"Lima puluh orang tenaga medis yang terpapar Covid-19 tersebut tersebar di 24 rumah sakit," kata Catur dalam konferensi pers di Balai Kota, Kamis (26/3). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menambahkan, tenaga medis merupakan garda terdepan dalam menghadapi wabah Covid-19 ini.
Karena berada paling depan, pekerjaan mereka paling keras dan berat. Risikonya pun paling besar. "Jadi, angka itu menggambarkan betapa besarnya risiko mereka, ditambah ada dua yang meninggal dan ini terjadi di 24 rumah sakit di seluruh Jakarta," kata Anies.
Anies berjanji akan memberi dukungan terhadap tenaga medis di Jakarta. Sebab, dukungan ini mutlak dibutuhkan. Untuk perlindungan warga dan tenaga medis, semua alat pelindung diri (APD) yang lengkap akan disiapkan. Selain itu, akan ada rapid test yang diprioritaskan untuk seluruh tenaga medis. "Sehingga, mereka, para tenaga medis di Jakarta, memiliki rasa tenang, juga bila ada gejala awal, mereka cepat bisa tertangani," ujar Anies.
Terkait dengan pembaruan data terkini Covid-19, sampai hari ini pasien yang positif Covid-19 di Jakarta mencapai 495 orang. Mereka yang dinyatakan sudah sembuh sebanyak 29 orang, sedangkan yang dinyatakan meninggal sebanyak 48 orang. Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan sampai hari ini mencapai 1.850 orang.
Adapun yang masih dipantau berjumlah 457 orang, sedangkan yang selesai dipantau berjumlah 1.393 orang. Sementara itu, pasien dalam pengawasan atau PDP berjumlah 895 orang. Pasien yang masih dirawat berjumlah 291 orang, sedangkan yang sudah pulang atau dinyatakan sembuh sebanyak 604 orang.
Anies Baswedan juga menyatakan, akan memberi fasilitas istirahat hotel bintang 4 bagi tenaga medis di Jakarta yang merawat pasien suspect atau positif Covid-19. Hotel bintang 4 yang disiapkan adalah Hotel Grand Cempaka milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jaktour.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tugas tenaga medis saat ini sangat berat dan melelahkan karena mereka menjadi garda terdepan penanganan Covid-19, khususnya bagi tenaga medis di Jakarta. Sebagian dari mereka juga, menurut Anies, merasa perlu untuk tidak pulang ke rumah. Mereka khawatir kalau pulang, ada risiko menularkan Covid-19 ke keluarga yang rentan.
Sejak Kamis pagi, ratusan tenaga medis dari dua rumah sakit (RS) di Jakarta RSUD Pasar Minggu dan RSUD Tarakan sudah mulai menempati kamar di Hotel Grand Cempaka ini. Setidaknya ada 138 tenaga medis yang sudah memanfaatkan tempat di kamar yang disediakan ada 220 kamar dengan 414 tempat tidur. "Jadi kapasitasnya cukup besar," kata Anies.
Gubernur Anies juga mengungkapkan, karena perkiraan tenaga medis yang menginap juga akan lama, melihat situasi perkembangan Covid-19, Pemprov DKI membuka bantuan, kerja sama, dan kolaborasi untuk membantu para tenaga medis ini. "Saya berharap langkah yang kita lakukan ini bisa jadi kolaborasi, semuanya terlibat," ujarnya.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sebelumnya menyarankan kepada tenaga medis di seluruh Indonesia untuk menyiapkan "senjata", berupa alat medis yang dibutuhkan sebelum menangani pasien penderita Covid-19. Tentunya agar terhindar dari kemungkinan penularan.
"Artinya, kalau enggak ada APD ya mau enggak mau jangan mengorbankan diri," kata Ketua Bidang Ilmiah dan Penelitian PDPI, Andika Chandra Putra, melalui sambungan telepon kepada Antara di Jakarta, Selasa (24/3).
Dokter spesialis paru yang juga bekerja di Rumah Sakit Persahabatan itu mengakui, saat ini persediaan alat medis di rumah sakit itu semakin menipis seiring dengan semakin banyaknya pasien yang datang untuk memeriksakan diri.
Tidak hanya di Rumah Sakit Persahabatan, tetapi juga rumah sakit-rumah sakit di daerah juga, menurut dia, saat ini sangat membutuhkan tambahan APD dan alat medis lain guna menunjang penanganan wabah virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19. "Mereka sudah teriak-teriak kekurangan APD. Nah, itu juga menjadi alasan kenapa banyak tenaga medis yang meninggal atau sakit," kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.