Nasional
Menanti 'Karpet Merah' untuk Pertashop di Daerah
Pertashop dinilai sangat bermanfaat di daerah kepulauan.
MALUKU – Sore hari itu, Afriani sibuk. Antrean sepeda motor mengular di Pertashop 8P.97505 tempatnya bertugas. “Memang sore begini lagi rame-ramenya,” kata dia saat ditemui di Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (27/9/2024).
Lokasi berdiri Pertashop yang ia jaga tergolong strategis. SPBU lain yang terdekat masih sekitar dua kilometer di Tulehu. Ini membuat Pertashop tersebut tergolong laris “Sehari, sekitar satu ton (liter) habis,” ujar Afriani.
Wawan, seorang anggota TNI AD yang mampir di Pertashop itu mengaku ia pelanggan rutin. “Kami kebanyakan beli di sini karena lokasinya. Jauh kalau harus ke Tulehu,” ujarnya. Harga pertamax per liter di Pertashop juga menurutnya lebih murah, bisa lebih rendah sekitar Rp 300.
Di wilayah kepulauan seperti Maluku, keberadaan Pertashop seperti itu tergolong membantu. Utamanya bagi nelayan yang memerlukan persediaan Pertamax dengan lekas.
Will Hetharia, Checker Pertashop di Sales Area Maluku Pertamina Patra Niaga mengamini hal tersebut. “Pertashop ini di kepulauan kan di jalan pesisir. Contoh di Seram yang pulaunya besar tapi semua di pesisir. Nah, itu banyak nelayan yang lebih memilih Pertashop,” kata dia.
Misalnya saat para nelayan hendak mengambil telur ikan, jika tak lekas melaut bisa diserobot nelayan lain. Jadi ketimbang mengantre di SPBU mereka lebih memilih ke Pertashop. “Itu bisa jadi faktornya,” ujarnya.
Para nelayan biasa datang membeli dengan membawa drum dengan cara memesan lebih dulu. Selain di Seram, Pertashop yang banyak digunakan nelayan juga tersebar di Saumlaki, Tanimbar, dan Tual. Menurut Will Hetharia, para mitra di daerah-daerah itu kebanyakan pelanggannya nelayan. “Kalau omset di daerah pesisir itu bisa di atas satu kilo liter per hari. Ini di atas rata-rata.”
Lekas habisnya pasokan ini jadi persoalan tersendiri. Dengan dibatasi memeroleh tiga kilo liter sekali pengisian, tiga hari persediaan di Pertashop sudah habis. “Pertashop dibatasi sekali distribusi tiga kilo liter. Jadi kalau cepat habis masih menunggu distribusi lagi. Itu jadi persoalan juga.
Herie Saksono, Peneliti Madya Bisnis dan Manajemen Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri, BRIN menambahkan, pertamax yang digunakan oleh perahu motor bermesin tempel jauh lebih baik untuk keterpeliharaan mesin dan keselamatan penumpang.
“Jadi lebih praktis kalau pakai pertamax. Selain itu, dari pada antri ke SPBU, lebih baik ada Pertashop-Pertashop itu. Kalau untuk wilayah kepulauan saya lebih menyarankan Pertashop,” kata dia. Selain itu, harga pertamas di Pertashop juga lebih murah karena pengusaha mengambil per quota besar sehingga ada marjin.
kendala-kendala
Pertashop di Suli di atas, adalah satu di antara 61 yang terdata di Provinsi Maluku. Namun, dalam monitoring dan evaluasi tentang percepatan perizinan Pertashop di Maluku yang dilakukan di Kantor Gubernur Maluku, ternyata hanya 14 yang sudah berizin lengkap. Ini mencerminkan kendala administratif untuk mengoptimalisasikan Pertashop.
“Yang administratif itu terkait dengan kebijakan dan sistem. Ternyata kebijakan sudah turun tapi sistemnya belum backup di lapangan. Seperti tadi, kok orang bisa ngurus pakai IMB. Bagi saya itu kan pelayanan publik. Ternyata juga tidak ada operator tersertifikasi.”
Selanjutnya dalah kendala teknis. Dari monitoring dan evaluasi terkait perizinan Pertashop di Maluku yang dilaksanakan pada Jumat, ternyata masih banyak pejabat daerah yang belum paham soal regulasi utamanya terkait surat edaran bersama (SEB) tiga menteri terkait percepatan perizinan Pertashop. Tiga menteri yang terkait adalah menteri dalam negeri, menteri PUPR, dan menteri investasi/BKPM. Surat itu sedianya sudah terbit dan disebarkan ke daerah-daerah pada Desember 2023.
“Kenapa ini terjadi, karena kurangnya sosialisasi. Ironisnya ada daerah yang mengeklaim belum terima surat edarannya. Jadi sosialisasi dari gubernur selaku kepala daerah harus diintensifkan.”
Yang ketiga adalah kendala operasional. “Ini ada di dua sisi. Sisi penyedia jasa layanannya termasuk Pertamina dengan konsumen yang menerima layanan dan manfaat.” Keempat soal manajerial. “Motivasi dalam manajerial ini berbahaya jika pengurusan (perizinannya) lama karena calon pelaku usaha bisa hilang motivasi.”
Sementara, Asisten 2 Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang menyambut baik inisiatif Pertashop. “Yang pertama saya kira Pertashop ini solusi jitu dari teman-teman di Pertamina. bahwa kalau selama ini kan kesannya SPBU itu padat modal. Dengan Pertashop ini membuka keran usaha buat UMKM di daerah-daerah,” ujarnya.
Kemudian ia memaparkan, kota-kota seperti Ambon memiliki antrean di SPBU yang tergolong panjang. “Dengan Pertashop ini minimal bisa memperpendek antrean. Dengan solusi itu kami pemerintah daerah harus kasih karpet merah dong buat Pertashop, ujarnya.
Ia mengakui, masih terdapat kendala terkait perizinan pendirian Pertashop di Maluku. “Ternyata tadi waktu kita rapatkan masih banyak kendala. Nah ternyata kalau kita selesaikan kendala Pertashop kendala ijin-ijin yang lain juga bisa terurai.”
Untuk mengatasi masalah perizinan itu, menurutnya yang bisa dilakukan adalah mengintegrasikan Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG) dengan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS). “Yang kedua kita segera menyiapkan tenaga-tenaga ahli bersertifikat. Yang ketiga kita provinsi akan melakukan tugas kita sebagai perpanjangan tangan pemerintah di pusat di daerah dengan memberikan pembinaan kepada teman-teman kabupaten/kota yang kurang-kurang,” kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.