Warga mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia di Taman Refugia, Desa Penanggungan, Trawas, Kabupataen Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (17/8/2021). Selain meningkatkan semangat rasa cinta tanah air, upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut juga bertujuan memperkenalkan wisata pertanian kepada masyarakat. | ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Opini

Kemerdekaan dalam Beragama

Islam memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan dalam keyakinan.

Oleh IMAM NUR SUHARNO;Penulis Buku Arti Kemerdekaan (ku) dan Pendidik di Pesantren Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat.

REPUBLIKA.ID, Bangsa Indonesia akan kembali memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan merupakan nikmat terbesar bagi bangsa Indonesia. Ungkapan rasa syukur tersebut diungkapkan dalam pengakuan yang tulus dan jujur, sesungguhnya kemerdekaan itu merupakan berkat rahmat Allah SWT.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya (Pembukaan UUD 1945).

photo
Opini - Kelanjutan Merdeka Belajar - (Daan Yahya/Republika)

Hal itu menggambarkan pengakuan keimanan, bahwa kemerdekaan dapat terwujud karena rahmat dan pertolongan Allah SWT. Tanpa pertolongan-Nya, tidak akan pernah ada kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini dipertegas dalam firman-Nya, “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.” (QS an-Nashr [110]: 1).

Dengan kemerdekaan itu, ada jaminan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya adalah kemerdekaan dalam beragama. Sesuai dalam kandungan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini menegaskan, setiap warga negara wajib memeluk salah satu agama yang diakui oleh negara, dan wajib menjalankan syariat agama yang diyakininya.

 
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)
QS AL-BAQARAH AYAT 256
 

Setelah beragama yang diyakini dan menjalankan syariat agamanya maka seseorang dapat dikatakan sebagai orang beragama dengan baik sekaligus sebagai warga negara yang baik, karena telah menjalankan sila pertama Pancasila.

Sebaliknya, setelah beragama yang diyakini tetapi tidak menjalankan syariat agamanya maka seseorang belum dikatakan sebagai orang beragama yang baik dan belum dikatakan sebagai warga negara yang baik, karena belum menjalankan sila pertama Pancasila secara baik.

 
Komitmen beragama 

Islam memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan dalam keyakinan. Berikut beberapa ayat Alquran memberikan kebebasan untuk beragama yang diikuti kewajiban berkomitmen atas pilihan tersebut dengan menjalankan syariat agama.

Pertama, tidak ada paksaan dalam beragama.  Allah SWT berfirman, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” (QS al-Baqarah [2]: 256).

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, rakyat diberikan kebebasan (kemerdekaan) untuk memilih agama dan menjalankan syariat agama yang dianutnya. Bagi seorang muslim, menjalankan ajaran Islam berarti telah sesuai dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan, negara wajib memberikan perlindungan umat Islam yang menjalankan agamanya.

Kedua, agama tidak membebankan dan tidak menjadikan suatu kesempitan. Allah SWT berfirman, “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan…” (QS al-Hajj [22]: 78).

Kita terpilih memeluk agama ini (Islam). Karenanya, kita dituntut komitmen mengikuti dan menjalankan setiap aturan yang diberikan. Setiap perintah yang dijalankan mengandung maslahat dan manfaat bagi kehidupan, dan setiap larangan yang ditinggalkan itu dalam rangka menjaga kehidupan dari mafsadat (kerusakan) yang ditimbulkan. 

Ketiga, agama adalah kesempurnaan dalam kenikmatan. Allah SWT berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS al-Maidah [5]: 3).

Beragama (Islam) adalah nikmat yang tiada ternilai. Harta, jabatan, dan popularitas bersifat sementara, dan tidak mengantarkan kesempurnaan kenikmatan hakiki jika tidak ada keimanan.

Keempat, agama Islam adalah kesempurnaan yang patut disyukuri. Allah SWT berfirman, “Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (QS al-Hujurat [49]: 17).

Kesehatan, harta, anak sukses, dan kedudukan adalah nikmat yang diberikan kepada semua manusia. Sedangkan iman dan Islam adalah nikmat terbesar yang hanya diberikan kepada orang yang mendapatkan hidayah. Wajib bagi seorang Muslim mensyukurinya dengan meningkatkan komitmen dalam berislam. 

 
photo
Sejumlah santri mengaji kitab kuning Nashoihul Ibad (Kumpulan Nasihat bagi Para Hamba) di Masjid Pondok Pesantren Al Musthofa Tebuireng 16 Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (19/3/2024). - (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Kelima, kepasrahan (Islam) melahirkan keimanan. Allah SWT berfirman, “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS an-Nisa [4]: 65).

Di antara makna Islam adalah kepasrahan. Hal ini menggambarkan, seorang Muslim adalah orang yang senantiasa memasrahkan diri terhadap apapun yang digariskan oleh-Nya. Kepasrahan melahirkan keimanan, dan keimanan melahirkan (berbuah) keberkahan dalam hidup.

Allah SWT berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf [7]: 96).

Semoga Allah menjadikan negeri ini baldatun thayyibatun warabbun ghofur. Amin. Dirgahayu Republik Indonesia, jayalah negeriku, jayalah bangsaku, jayalah Indonesiaku. Merdeka! Allahu Akbar!

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Menitipkan Anak dan Bisnis Daycare, Bagaimana Ketentuannya?

Bagaimana ketentuan syariah terkait menitipkan anak dan bisnis daycare?

SELENGKAPNYA

Pascapembunuhan Pilot di Mimika, TNI Gelar Operasi Pengejaran

Jenazah pilot yang dibunuh di Mimika telah dievakuasi.

SELENGKAPNYA

Ricuh Anti-Islam, Benarkah Inggris akan Jadi Negara Muslim?

Islam akan jadi pemain signifikan dalam lanskap beragama di Inggris.

SELENGKAPNYA