Inovasi
Teknologi, Jalan Bagi Disabilitas Meraih Inklusivitas
Sudah banyak sekali aplikasi yang membantu para disabilitas.
Kita kadang berpikir bahwa penggunaan teknologi untuk disabilitas nyaris tidak memungkinkan, tetapi itu ternyata keliru. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia (PTI) Hemasari Dharmabumi seusai acara penandatanganan MoU Program Disabilitas Berdaya DANA dan PTI di Jakarta, Ahad (3/12/2023).
Wanita yang disapa Hema ini mengungkapkan, menurut pendapat PTI, kemajuan teknologi sekarang itu sebetulnya semakin inklusif. Contohnya, orang tunanetra dapat menggunakan aplikasi-aplikasi, misalnya Whatsapp.
“Kemajuan teknologi sekarang itu makin inklusif karena ternyata ditemukan banyak sekali aplikasi yang membantu disabilitas untuk terlibat dalam perekonomian, termasuk inklusi keuangan,” ujar Hema.
PTI juga tidak menutup mata terkait kesulitan para penyandang disabilitas untuk mendapatkan hak keuangan mereka. “Kita juga tidak menutup mata banyak sekali bank, perbankan misalnya yang kalau melihat disabilitas kan, bahkan buka rekening saja enggak bisa. Apalagi disabilitas mental. Padahal di Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, itu kan harus sudah menjadi hak keuangan,” kata dia.
Sekarang hal tersebut, Hema menyampaikan, tidak memungkinkan. Oleh karena itu, PTI berpikir DANA menjadi opsi untuk para penyandang disabilitas sebab DANA hanya memerlukan aplikasi.
“Tidak memerlukan orang lagi (penyandang disabilitas-Red) pergi ke bank kemudian di-harassed, dibully karena kesulitan untuk bikin tanda tangan, segala macam. Jadi, kami sudah sepakat di PTI untuk mempermudah karena inklusi keuangan ini kan penting, terutama dengan menggunakan teknologi. Jadi, salah satunya menggunakan dompet DANA sebagai salah satu opsi,” ujar Hema.
Hema kemudian menyebutkan anak-anak pelatihan PTI sudah memiliki dompet DANA. Pembayaran menjadi mudah karena hanya mengunduh aplikasi. “Tidak perlu pergi ke bank kemudian mereka ‘Oh, ini enggak bisa nih karena kamu tidak bisa ngomong, karena kamu enggak bisa apa’, gitu” katanya.
View this post on Instagram
Hema berharap, perbankan konvensional lama-kelamaan akan bersaing dengan alternatif inklusi keuangan seperti ini. Dia berpendapat dengan menggunakan teknologi, seperti DANA, perbankan konvensional akan terpaksa untuk membuat kebijakan-kebijakan non-diskriminatif terhadap penyandang disabilitas.
“Ya harus dipaksa. Karena kalau enggak, tetap kita masih sangat diskriminatif. Terutama juga ya kalau misalnya mereka butuh permodalan, diskriminatif,” ujarnya.
Dikutip dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), secara umum, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Mayoritas dari penyandang disabilitas tersebut berwirausaha atau menjalankan usaha sendiri.
Hal tersebut menunjukkan bahwa diperlukannya intervensi dari berbagai pihak untuk bisa menyediakan fasilitas dan kesempatan setara bagi teman-teman disabilitas untuk tetap dapat berdaya sebagai masyarakat yang produktif. Berangkat dari komitmen untuk mendukung perkembangan UMKM dengan asa inklusivitas dan inovatif bagi seluruh masyarakat tak terkecuali penyandang disabilitas, DANA menjalin kerja sama dengan PTI untuk menghadirkan inisiatif sosial bertajuk Disabilitas Berdaya.
Inisiatif sosial ini difokuskan untuk memberikan akses dan memperbesar kesempatan bagi penyandang disabilitas. Tujuannya, mengoptimalkan potensi dirinya hingga mewujudkan kemandirian ekonomi.
Penandatanganan kerja sama program Disabilitas Berdaya oleh DANA dan PTI dilaksanakan bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada setiap 3 Desember. Pengukuhan kerja sama ini merupakan bagian dari rangkaian pameran ‘Karya Tanpa Batas’ yang Berlangsung dari 3-5 Desember 2023. Rangkaian Pameran ini menampilkan beragam karya seni buatan penyandangan disabilitas.
Chief Legal & Compliance Officer DANA Indonesia Dina Artarini mengatakan, DANA melihat potensi UMKM secara menyeluruh dan inklusif termasuk dalam perkembangan UMKM yang dikelola teman-teman disabilitas. Dina mengutip dari Databoks, saat ini terdapat 720 ribu lebih pekerja disabilitas di Indonesia pada 2022.
Jumlah ini meningkat lebih dari 160 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Perkembangan ini tentu luar biasa, dan harus terus didukung, sebagaimana juga pemerintah telah menempatkan fokusnya terhadap peningkatan kesejahteraan dan aksesibilitas yang inklusif bagi teman-teman disabilitas. "Melalui kerja sama ini, kami ingin mendorong teman-teman disabilitas untuk mendapatkan kesempatan yang setara dan layak guna mencapai kebebasan finansial pada masa depan,” ujar Dina.
Perkuat Kolaborasi
View this post on Instagram
Sementara itu, Myra Winarko, ketua umum Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia (PTI) menjelaskan, penyandang disabilitas saat ini masih harus kita kawal dan dukung bersama untuk mencapai kesetaraan dalam memperoleh kesempatan bekerja, berkarya, dan berdaya.
“Kami yakin, kerja sama antara DANA dan PTI menjadi awal yang baik untuk mengakselerasi tujuan mulia kita bersama dalam menyelenggarakan kesempatan bagi teman-teman disabilitas pada sektor pengembangan bisnis UMKM dan memperoleh informasi guna mencapai literasi finansial yang baik untuk kehidupan mereka," ujarnya. Myra pun menyambut positif kerja sama ini, dan berharap langkah ini menjadi langkah awal baik untuk PTI maupun DANA untuk menjalin keeratan hubungan.
Terutama, dalam upaya merangkul teman-teman disabilitas memperoleh kesetaraan di masyarakat, khususnya dalam bidang bisnis dan ekonomi. Melalui kerja sama ini, DANA menargetkan ratusan UMKM yang dikelola oleh PTI maupun dimiliki oleh penyandang disabilitas untuk mendigitalisasi usahanya melalui DANA Bisnis.
Diharapkan, intervensi ini dapat meningkatkan inklusi keuangan digital, serta mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh teman-teman disabilitas dalam meningkatkan kapasitas bisnisnya sebagai UMKM unggul di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, kami ingin mendorong teman disabilitas untuk mencapai kebebasan finansial.DINA ARTARINI, Chief Legal & Compliance Officer DANA Indonesia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Nyala Semangat Pekerja Disabilitas di Tengah Gemuruh Stigma
Usia batasan kerja, kerap menutup peluang bagi penyandang disabilitas untuk bisa bekerja.
SELENGKAPNYAMewujudkan Dunia Kerja yang Inklusif untuk Penyandang Disabilitas
Perusahaan perlu tahu bahwa difabel memiliki berbagai jenis serta tingkatan.
SELENGKAPNYA