Medika
Hati-Hati, Diabetesi Lebih Rentan Alami Pneumonia
Seseorang dengan diabetes akan selalu dalam risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia.
Diabetes adalah salah satu penyakit yang banyak dialami orang Indonesia. Diabetes merupakan penyakit dengan risiko kesehatan yang tinggi, dari data yang diperoleh pada tahun 2021 jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta.
Penyakit ini memicu berbagai komplikasi, salah satunya pneumonia. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam dan travel health expert Eka Hospital BSD, dr Rudy Kurniawan, SpPD, MM, MARS, Dip TH, Dip SN, DCD, FRSPH.
Seperti diketahui, diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai oleh kadar gula darah tinggi (> 200 mg/dL). "Kondisi ini tidak hanya memengaruhi sistem metabolik tubuh, tetapi juga dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit lainnya, termasuk pneumonia yang bisa menjadi lebih serius pada individu dengan diabetes," ujarnya di sela acara health talk, "Usir Khawatir Risiko Pneumonia pada Penyandang Diabetes" yang diselenggarakan oleh Eka Hospital Group dan PT Pfizer Indonesia, Selasa (28/11/2023).
Pneumonia atau biasa disebut dengan radang paru-paru atau lebih dikenal juga sebagai paru–paru basah adalah kondisi medis di mana paru-paru mengalami infeksi. Kondisi ini, bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus dan berpotensi menyebabkan paru-paru terisi cairan lendir atau nanah yang dapat mengancam nyawa.
“Baik diabetes tipe satu atau diabetes tipe dua, seseorang dengan diabetes akan selalu dalam risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia akibat sistem kekebalan tubuh yang menurun, maka dari itu mereka harus lebih ekstra waspada dalam menjaga kesehatannya”, ungkap dr Rudy.
Ia menjelaskan, pneumonia bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, terutama orang-orang yang memiliki faktor risiko gaya hidup, seperti merokok, alkoholisme, dan paparan terhadap asap, gas, juga bahan kimia berbahaya. Termasuk juga faktor komorbid dan penyakit bawaan seperti penyakit kronis paru-paru, jantung, ginjal, diabetes, serta asma. "Oleh sebab itu, orang–orang yang memiliki risiko penyakit pneumonia yang tinggi direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin pneumonia," ujarnya.
Vaksin Pneumonia
Dijelaskan dr Rudy bahwa semua orang memiliki risiko terkena penyakit pneumonia, dan risiko tersebut meningkat pada bayi di bawah dua tahun dan orang dewasa di atas 50 tahun. Oleh karena itu, vaksin pneumonia sangat dianjurkan karena bertujuan untuk memberikan stimulus pada tubuh guna memproduksi antibodi yang dapat melawan bakteri dan virus.
Pemberian vaksin pneumonia sudah menjadi standar yang dikeluarkan oleh International Diabetes Federation sebagai salah satu jenis vaksin yang direkomendasikan untuk penyandang diabetes di seluruh dunia. Selain vaksin pneumonia, vaksin influenza juga menjadi vaksin yang direkomendasikan untuk penyandang diabetes.
Hal itu karena tak jarang juga pneumonia terjadi karena infeksi penyakit influenza. Vaksin juga biasanya direkomendasikan untuk para travelers yang berencana ingin melakukan perjalanan.
Vaksin pneumonia konjugat dapat diberikan pada orang dewasa mulai dari usia 18 tahun ke atas dan diberikan satu kali seumur hidup. Vaksin pneumonia sendiri bisa didapatkan di fasilitas layanan kesehatan seperti klinik dan rumah sakit.
Secara terpisah, Policy & Public Affairs Director Pfizer Indonesia dan Filipina Bambang Chriswanto menyampaikan bahwa Pfizer sepenuhnya mendukung health talk yang diselenggarakan oleh Eka Hospital Group dan berharap kegiatan ini dapat membantu edukasi masyarakat tentang potensi risiko pneumonia.
Menurut dia, sebagai perusahaan yang berfokus pada pasien, Pfizer berkomitmen turut menjalin kemitraan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang berbagai isu kesehatan, termasuk pneumonia, berkolaborasi dengan pemerintah, asosiasi kesehatan, figur publik, fasilitas kesehatan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Diabetesi harus lebih ekstra waspada dalam menjaga kesehatannyaDR RUDY KURNIAWAN SPPD, Dokter spesialis penyakit dalam dan travel health expert Eka Hospital BSD
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mengapa Kasus Diabetes Tipe Dua di Indonesia Begitu Cepat Melesat?
Ada sekitar 14 juta orang di Indonesia yang hidup dengan diabetes namun tidak menyadarinya
SELENGKAPNYAKeajaiban Puasa bagi Penderita Diabetes Tipe Dua
Penyandang diabetes tipe dua yang obesitas bisa memperoleh manfaat yang besar dengan menurunkan berat badan.
SELENGKAPNYAMenakar Akurasi Deteksi Diabetes Via Suara
Tim mengidentifikasi perbedaan fitur vokal antara pria dan wanita dengan diabetes tipe dua.
SELENGKAPNYA