Sains
Deretan Kota yang Diperkirakan Tinggal Cerita pada 2030
Permukaan air laut di Miami meningkat dengan laju tercepat di dunia.
Beberapa kota di seluruh dunia lebih rentan tenggelam dibandingkan kota lainnya karena berbagai alasan. Termasuk ketinggian rendah, lokasi pesisir, dan berisiko terdampak banjir parah akibat angin muson dan hujan lebat.
Perubahan iklim yang mencairkan es di kutub juga akan mengubah pola cuaca. Termasuk badai yang semakin brutal di wilayah yang sebelumnya tidak terpengaruh oleh bencana alam tersebut.
Meskipun banyak kota yang berisiko tenggelam telah mempersiapkan diri dan berinovasi dengan membangun langkah-langkah perlindungan seperti bendungan dan tanggul, mereka harus menghadapi konsekuensi dari tren pemanasan global yang terus berlanjut dan dampak alaminya, termasuk bencana yang semakin meningkat. Dilansir World Atlas, Senin (20/11/2023), berikut sembilan kota yang menurut perkiraan ilmuwan akan tenggelam pada 2030.
1. Miami, Amerika Serikat
View this post on Instagram
Permukaan air laut di Miami meningkat dengan laju tercepat di dunia. Sehingga bisa memicu peningkatan banjir yang mencemari air minum dan menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur kota yang berharga. Selain respons yang mendesak untuk menghentikan perubahan iklim, Miami mungkin harus memperkuat fondasinya dan meninggikan bangunan di pesisir.
Diperkirakan, kota yang panas dan cerah dengan pantai-pantai terkenal yang dihiasi kehidupan malam yang gemerlap ini akan segera lenyap. Perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut dapat berdampak pada Pantai Miami dengan konsekuensi yang serius pada 2050.
2. Bangkok, Thailand
View this post on Instagram
Menurut studi pada 2020, ibu kota Thailand ini berada di urutan pertama yang akan menerima dampak pemanasan global. Faktanya, kota ini "tenggelam" jauh lebih cepat dibandingkan kota-kota lain di dunia yang bernasib sama, dengan laju tahunan sekitar dua hingga tiga sentimeter.
Terlebih, Bangkok lebih rentan terhadap banjir. Para ilmuwan telah melaporkan bahwa pada 2030, sebagian besar wilayah pesisir Tha Kham dan Samut Prakan serta bandara utamanya, Suvarnabhumi International, dapat terendam air. Curah hujan yang terus-menerus, naiknya permukaan air, dan ekstraksi air tanah selama bertahun-tahun juga memiliki konsekuensi bahwa kota ini akan menemui ajalnya lebih cepat daripada yang diperkirakan.
3. Amsterdam, Belanda
View this post on Instagram
Sebagian besar wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut. Selama lebih dari satu abad, negara yang indah ini tetap bertahan dengan bantuan banyak bendungan yang mencegah banjir kota.
Banjir besar yang pernah terjadi dalam sejarah telah menewaskan puluhan ribu orang, ternak, dan hewan lainnya serta menenggelamkan banyak rumah, mobil, dan bangunan serta struktur lainnya. Terlepas dari upaya terbaik yang dilakukan oleh para ilmuwan Belanda yang menguasai seni pencegahan banjir, Amsterdam beringsut menuju garis langsung kenaikan permukaan air laut.
4. Basra, Irak
Kota Basra di Irak adalah kota pelabuhan utama di Irak, yang terletak di sepanjang Sungai Shatt al-Arab yang sangat lebar dan kuat. Ini adalah kota yang cukup miskin, di mana banyak orang berjuang untuk melawan penyakit yang ditularkan melalui air.
Penduduknya yang sudah sangat menderita dapat melihat perubahan yang cepat menjadi lebih buruk. Akibat ancaman peningkatan banjir yang akan membawa lebih banyak penyakit, konsekuensi serius, dan hasil yang merugikan. Dan para ilmuwan memperkirakan bahwa Basra dapat tenggelam sebagian atau seluruhnya dalam waktu sepuluh tahun.
5. Georgetown, Guyana
View this post on Instagram
Karibia adalah salah satu daerah yang paling rentan tenggelam, dengan ibu kota Guyana yang bersejarah termasuk di antara sembilan kota pesisir di dunia yang kemungkinan besar akan tenggelam pada 2030. Sementara daerah tropis tenggelam dengan kecepatan yang berbeda, ancamannya akan segera terjadi di beberapa daerah pesisir, termasuk Georgetown. Pantai Guyana membutuhkan pemeliharaan yang konstan dan solusi jangka panjang yang mendesak untuk mencegah tren yang merusak dan nasib buruk yang akan segera terjadi.
6. Ho Chi Minh, Vietnam
Kota yang terletak di sepanjang Mekong Delta ini terancam banjir dan badai tropis. Para ilmuwan memprediksi bahwa kemungkinan besar sebagian besar distrik timur di sekitar Sungai Mekong akan segera menjadi tidak layak huni karena banjir dan badai.
Daerah rawa yang datar dan banyak dibangun di Thủ Thiem sangat rentan terendam air sebelum 2030. Meskipun pusat Kota Ho Chi Minh mungkin akan terhindar lebih lama, kota ini dapat mengalami lumpuh total akibat musim hujan yang ekstrem.
7. Kolkata, India
View this post on Instagram
Ibu kota besar Kolkata di negara bagian Benggala Barat, India, diprediksi akan segera tenggelam. Terlebih, penduduknya yang miskin hanya dapat mengandalkan para ahli di bidang ilmiah India untuk melestarikan gaya hidup tradisional mereka dan, secara harfiah, kehidupan mereka dengan mencegah bencana yang nyata.
Tantangan yang berkembang dengan cepat ini dapat membuat kota ini tenggelam sebelum 2030 karena banjir besar yang tampaknya akan segera datang dan mengancam sebagian besar wilayah Kolkata.
8. New Orleans, Amerika Serikat
New Orleans, dengan kekayaan sejarah dan budayanya yang beragam, mengalami penurunan permukaan tanah dengan laju tercepat di dunia, dengan laju dua inci per tahun. Studi NASA pada 2016 memprediksi, seluruh kota ini akan tenggelam pada akhir abad ini. New Orleans berada 100 persen di atas permukaan laut pada saat pertama kali dibangun pada 1800-an.
Sekarang, lebih dari setengah luas wilayahnya berada di bawah permukaan laut, dengan beberapa bagian New Orleans tenggelam hingga 15 kaki. Bagian-bagian ini paling rentan terhadap krisis, di mana efek perubahan iklim dapat menenggelamkannya pada tahun-tahun mendatang.
9. Venesia, Italia
Kota Venesia yang indah tenggelam sekitar dua milimeter setiap tahunnya dan menghadapi banjir dan air pasang. Pada 2018, Kota Laguna ini dihantam serangkaian badai dahsyat yang menyebabkan banjir terburuk dalam satu dekade terakhir, dengan ketinggian air tertinggi dalam setengah abad terakhir pada tahun berikutnya.
Pada 2019, 90 persen wilayah Venesia terendam banjir, dengan situasi yang merugikan diperparah oleh erosi pantai dan pemompaan air tanah.
Efek langsung dari perubahan iklim di tempat ini berupa naiknya permukaan air laut, penurunan permukaan tanah dan frekuensi air pasang yang dapat menenggelamkan kota secara keseluruhan, membutuhkan lebih banyak tindakan perlindungan.
Venesia yang indah, tenggelam sekitar dua milimeter setiap tahunnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Perubahan Iklim dan Mengganasnya Nyamuk Demam Berdarah
Vaksinasi kini direkomendasikan oleh asosiasi medis dalam mencegah demam berdarah dengue.
SELENGKAPNYADari Petir Hingga Kemiskinan, Perubahan Iklim akan Mengubah Banyak Hal
Perubahan iklim dapat mendorong lebih dari 120 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan.
SELENGKAPNYAPerubahan Iklim Dipastikan Lebih Ngeri dari Film Horor
Dunia sedang berada di tengah-tengah kepunahan massal keenam,
SELENGKAPNYA