
Inovasi
Meraba Lanskap Kapital Ventura di Indonesia
Tiap perusahaan modal ventura biasanya mempertimbangkan enam kriteria.
Dinamika di dunia digital, tak lepas dari pasang surutnya pertumbuhan perusahaan rintisan alias startup. Pada masa pandemi, ekosistem digital sempat mengalami masa-masa sulit yang biasa disebut startup winter.
Hal ini pun mau tak mau ikut mengubah lansekap industri pendanaan usaha rintisan di Tanah Air. Venture Partner di Skystar Capital, Gabriella Thohir, pun menjelaskan lanskap modal ventura di Indonesia.
Meski sering mendengar tech winter dan beberapa venture capital mungkin merasa sedikit pesimistis tentang industri perusahaan rintisan sekarang, dia berpendapat, Indonesia sebenarnya adalah negara yang kaya dengan peluang. Menurut dia, kita harus mengingat bahwa Indonesia memiliki populasi empat terbesar di dunia.
“Populasi kami itu mayoritas sangat muda dan sangat dinamis. Usia rata-rata adalah sekitar 30 tahun, yang berarti banyak orang masih banyak yang kerja, masih banyak yang suka belanja, dan masih sangat dinamis,” kata Gabriella dalam acara CEO Speak Startup Day di Binus Business School, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Selain itu, Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat banyak. Dia mengatakan beberapa industri terkini, contohnya kendaraan listrik, mereka memerlukan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
“Jadi sebenarnya, peluang di Indonesia sangat besar dan banyak sekali peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para pendiri startup. Ambil kesempatan ini untuk benar-benar mengembangkan bisnis mereka dan berinovasi, berbeda dari sebelumnya,” kata Gabriella.
View this post on Instagram
Namun, Gabriella melanjutkan, memang beberapa hal harus berubah. Contohnya adalah kerangka berpikir atau mindset growth at all cost. Skystar Capital sering mendengar perusahaan rintisan di dunia, saat ini sudah tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus ada, tetapi justru para investor yang kini menjadi lebih selektif.
Mereka, lanjut dia, malah berekspektasi bahwa perusahaan rintisannya bisa menjanjikan ataupun menunjukkan menuju profitabilitas. “Jadi sebenarnya lebih ke cara pemikiran pengembangan startup-nya yang harus berubah. Ini tidak lagi growth at all cost, tetapi ini adalah bagaimana saya dapat mengembangkan perusahaan secara berkelanjutan,” katanya.
Bagi Gabriella, venture capital adalah alat bagi perusahaan rintisan untuk membantu mengembangkan perusahaan mereka lebih cepat, yang seharusnya fundamental dan daftar ide perusahaan rintisan seharusnya sudah lumayan terbukti.

Dia pun melihat fungsi dari uang venture capital sebenarnya adalah sebagai landasan peluncuran bagi perusahaan rintisan, yang bisnis modalnya sendiri seharusnya tanpa tambahan modal itu sudah bisa berkembang.
“Jadi jika teman-teman merasa bahwa bisnis kalian itu sesuatu yang cukup kokoh, cukup terbukti dengan besar, sejujurnya lakukanlah. Fund raise, tunjukkan kepada investor bahwa kalian memiliki apa yang diperlukan dan kalian tahu, manfaatkan kesempatan ini malahan untuk benar-benar bernegosiasi karena kalian tahu nilai perusahaan kalian, dan kalian tahu, tumbuh secara berkelanjutan,” ujarnya.
Kriteria Penentu
Skystar Capital adalah pemodal ventura yang memang fokus pada perusahaan rintisan tahap awal. Biasanya Skystar Capital investasi di perusahaan-perusahaan rintisan di tahap seed hingga series A. Ticket size Skystar Capital biasanya berkisar sekitar 200 ribu hingga dua juta dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Kopital Ventures adalah venture capital yang fokus pada perusahaan rintisan di tahap awal. Mereka memiliki investasi sebesar 50 ribu hingga 300 ribu dolar AS dan selalu menjadi investor pertama di banyak perusahaan rintisan.
Saat ditanya bagaimana memilih perusahaan rintisan tahap awal yang potensial untuk diinvestasi, Gabriella menjawab mungkin setiap venture capital memiliki kriteria sendiri. Tetapi cenderung semua venture capital pasti akan melihat enam hal.
Pertama, masalah apa yang sedang dicoba untuk dipecahkan oleh perusahaan rintisan tersebut dan apa nilai jual yang unik dari mereka. Kedua, ukuran pasar adalah salah satu hal yang investor pasti lihat.
Misalnya, Gabriella menjelaskan, masalah yang sedang dipecahkan oleh perusahaan rintisan tersebut adalah masalah yang nyata. Tetapi orang-orang yang merasakan masalah ini mungkin satu, dua, tiga orang. “Itu mungkin bukan bisnis yang bisa berkembang dengan cukup cepat gitu. Jadi ukuran pasar juga adalah satu hal yang kami sebagai investor pasti akan melihat,” kata Gabriella.
Ketiga, hal yang pasti dilihat oleh Skystar Capital adalah model bisnis. Karena walaupun masalah yang sedang dipecahkan dan pasarnya cukup besar, namun, misalnya, cara bisnisnya berjalan tidak cocok dengan pasarnya, perusahaan rintisan juga tidak akan berjalan. “Jadi, model bisnis sangat penting, kemudian ukuran ekonomis juga sangat penting,” ujarnya.
Keempat, tim dan founder. Di tahap awal, venture capital bisa membuat 40 persen keputusan karena founder. Sebab, yang bisa dilihat di tahap awal perusahaan rintisan yang baru berjalan satu, dua, tiga bulan adalah pengalaman tim, keterampilan tim, dan visi founder-nya.
Jadi, Gabriella menyampaikan, itu sebenarnya adalah aspek yang cukup penting bagi investor tahap awal. Kelima, traksi. Gabriella menyebutkan traksi inilah yang membuktikan bahwa modal bisnis perusahaan rintisan itu bekerja.
Dengan adanya traksi, Skystar Capital bisa melihat bahwa ada validasi pasar, juga model bisnis yang terbukti. Keenam, hal yang tentunya pasti Skystar Capital akan lihat adalah fundraising-nya sendiri.
Contohnya, berapa jumlah dana yang dicari oleh perusahaan rintisan? Akan digunakan untuk apa dana tersebut? Mencarinya dengan valuasi seperti apa? “Hal-hal ini sebenarnya bisa juga dinegosiasi sama investor, tetapi cenderung enam hal inilah yang kami lihat dan kami perhatikan saat teman-teman saat pitching. Jadi idealnya, sih kalau teman-teman lagi pitching di investor, pastikan mengingat untuk menyebutkan setidaknya enam item ini, karena ini kalau enggak disebutkan pasti ditanya sama investor,” kata Gabriella.
Sedangkan hal yang paling penting untuk Kopital Ventures dalam mencari perusahaan rintisan yang potensial untuk diinvestasi adalah niat founder. Karena kebanyakan yang diinvestasi oleh mereka masih tahap ideasi.
Contoh dari niat founder adalah mengapa mereka membuat perusahaan rintisan itu? Termasuk juga, apakah mereka benar serius mengembangkan bisnis itu?
Jadi, Fandy kira lebih bersifat psikologis dibandingkan finansial. “Tentu saja masih ada aspek finansial dalam kita melihat, unit ekonomi dan sebagainya, tapi di luar itu yang paling penting dari kita adalah orang itu. Kayak orangnya kita punya due diligence adalah reference check dari berbagai pihak kayak riwayat kerja, riwayat masa lalunya kayak pengalaman, dan sebagainya,” kata Founding Partner Kopital Ventures, Fandy Cendrajaya
Untuk anak-anak muda yang belum banyak pengalaman, Fandy mengungkapkan sebenarnya dilihat dari cara pola pikirnya. Misalnya, seberapa dewasa dan apa tujuannya. Menurut dia, biarpun mereka masih muda bukan berarti harus mengabaikan mereka.
“Jadi dari cara pola pikir, kedewasaan, apakah dia long-term thinker. Sebenarnya yang paling penting itu long-term thinker dan self awareness-nya. Apakah minta valuasi terlalu tinggi, apakah, jadi dari mana gitu dapat angka valuasi, angka funds yang diperlukan, gitu-gitu sih,” ujarnya.
Peluang di Indonesia sangat besar dan banyak sekali peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para pendiri startup.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Optimalisasi Potensi Negeri Melalui Literasi Digital
Optimalisasi pemanfaatan internet, dapat membuka berbagai peluang pencapaian baru.
SELENGKAPNYASulitnya Bank di Asia Membangun Platform Digital
Banyak perbankan berada pada kondisi silo.
SELENGKAPNYAMencegah Agresi Teknologi Digital
Agresi saat ini bisa dalam bentuk agresi teknologi digital yang sangat perlu kita waspadai.
SELENGKAPNYA