Gaya Hidup
Erick Thohir: Orang Tua Harus Mendekatkan Diri pada Anak
Satu dari tiga anak remaja mengalami masalah kejiwaan.
Dalam sebuah video yang baru-baru ini diunggah, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir membagikan pesan penting tentang pentingnya keluarga dan kesehatan mental. Video tersebut menunjukkan momen emosional Erick yang berbicara tentang masa depannya yang paling berharga.
Erick, yang dikenal sebagai seorang pemimpin bisnis dan menteri, pertama-tama membagikan foto-foto lawas dirinya bersama anak-anaknya yang masih kecil. Kemudian, video menunjukkan momen saat Erick bersama salah satu anaknya dalam upacara pemberian ijazah.
Dalam video tersebut, Erick berbicara tentang isu-isu yang sering muncul mengenai kesehatan mental. Dia menekankan, sebagai orang tua, kita harus benar-benar mendekatkan diri kepada anak-anak kita. Ini penting agar kita dapat mendukung mereka ketika menghadapi tekanan sosial atau masalah pribadi.
View this post on Instagram
Ia mengakui pentingnya mendengarkan anak-anak dan bersedia berbicara dengan mereka. Dia percaya bahwa anak muda adalah masa depan dan sebagai orang tua, kita harus memberikan perhatian yang cukup. “Ketika mereka ada tekanan hal-hal yang sosial, kita bisa bertukar pikiran dan bisa mendampingi mereka. Karena anak muda itu masa depan,” kata Erick dalam video, dilansir Instagram @erickthohir, Rabu (11/10/2023).
Erick juga berbagi momen pribadi ketika dia pulang dari kantor. Dia berusaha untuk menemui anak-anaknya di kamar tidur mereka dan sederhana saja dengan mengucapkan, “Hi.” Dia juga menekankan ketersediaannya untuk berbicara dan mendukung anak-anaknya, jika mereka memerlukan pertukaran pikiran. Erick mengatakan, masa depannya adalah keluarganya sendiri dan dia merasa penting untuk menjaga kesejahteraan mereka.
“Masa depan saya adalah keluarga saya itu sendiri. Kita menyesal sebagai orang tua, ketika kelurga kita sendiri tidak dalam keadaan baik-baik,” ujar Erick. Pesan yang dibagikan oleh Erick dalam video tersebut adalah pesan penting tentang pentingnya kesehatan mental.
View this post on Instagram
Dia pun mengajak semua orang untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi kesehatan mental, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk generasi masa depan Indonesia. Erick juga membagikan momen saat dia terlihat sedang berbicara dengan anaknya yang lain di meja makan.
Ini adalah contoh dari upaya dia untuk mendekatkan diri dengan keluarganya. Selanjutnya, video menunjukkan Erick menghadiri acara pemutaran film Sherina 2 bersama dua anaknya. Dalam keterangan Instagramnya, Erick menutup pesannya dengan mengatakan, "Selamat Hari Kesehatan Mental Dunia."
Pesannya adalah pengingat bahwa kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dunia yang mendukung kesejahteraan mental kita dan generasi masa depan.
Anak muda itu adalah masa depan.ERICK THOHIR, Menteri BUMN
Kesehatan mental para Gen Z
Tanggal 10 Oktober 2023 diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Masalah kesehatan mental masih menjadi topik yang ramai dibicarakan hingga saat ini. Terlebih, itu dikaitkan dengan generasi Z, mereka yang lahir mulai 1997 hingga 2012.
Banyak orang melabelkan gen Z sebagai generasi lembek atau generasi stroberi, generasi yang kurang tangguh dalam menghadapi tekanan. Jika sudah terkena masalah, mereka langsung terkena mental breakdown.
Sejalan dengan ini, laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan memang terjadi lonjakan masalah atau gangguan kesehatan jiwa di kalangan anak remaja. “Satu survei yang dilakukan di UGM, Yogyakarta, menyebut, satu dari tiga anak remaja mengalami masalah kejiwaan, masalah kesehatan mental. Memang kita perlu concern terhadap masalah ini,” kata psikiater Lahargo Kembaren kepada Republika, Selasa (10/10/2023).
Salah satu fenomena yang banyak terjadi di kalangan gen Z adalah self harm, yaitu melukai diri dengan berbagai cara. Ini bisa terjadi karena ketidakmampuan orang tersebut dalam mengelola emosi dengan baik. Karena mau menyelesaikan masalah secara instan, self harm pada akhirnya dilakukan.
Selain itu, pengaruh pola asuh orang tua juga bisa berkontribusi pada masalah kesehatan mereka. Alih-alih menjadi orang yang bisa dipercaya anak, orang tua malah sering kali bersikap cuek.
“Banyak anak-anak sekarang yang tidak mendapat apresiasi, penghargaan, informasi, dan komentar dari dunia nyata sehingga mereka menerimanya dari dunia maya. Tombol like, love, dan comment, dibuat untuk memenuhi kebutuhan itu,” ujarnya.
Lahargo menyoroti fenomena role play yang masih menjadi tren. Menurut dia, ini menunjukkan anak remaja sekarang membutuhkan relasi dan interaksi dengan orang-orang di dunia nyata. Keabsenan mereka membuat para remaja pada akhirnya mencari di dunia maya.
Mereka tidak sadar ada konsekuensi yang harus ditanggung. Menurut dia, dalam menghadapi gen Z, orang tua perlu upgrade diri. Sama halnya dengan ponsel, orang tua juga perlu meng-upgrade diri jika berhadapan dengan gen Z.
Zaman, dia melanjutkan, telah berubah dan pola asuh lama tidak bisa lagi diterapkan. Lahargo mengatakan, pola asuh yang baik adalah saat orang tua bisa menjadi mitra atau sahabat bagi anaknya. Orang tua bisa berdiskusi dengan anak tentang masalah atau rencana ke depan.
Apalagi, gen Z juga memiliki wawasan luas, tapi mereka perlu jangkar di mana mereka bisa berpijak dan di mana mereka bisa tahu nilai-nilai penting dalam hidup mereka. "Itu hanya bisa didapatkan dari orang tua yang sudah meningkatkan pola asuh dengan baik,” ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Tetap Berkarya di Tengah Pergelutan Masalah Mental
Gangguan bipolar merupakan masalah kesehatan mental yang bisa menyebabkan mood swing.
SELENGKAPNYAAtasi Masalah Kesehatan Mental tanpa Stigma
Kita sudah harus mulai menormalisasi konsep curhat kepada profesional.
SELENGKAPNYATantangan Kesehatan Mental dari Zaman ke Zaman
Di generasi baby boomers, isu kesehatan mental belum menjadi perhatian.
SELENGKAPNYAButuh Perjuangan untuk Raih Kesehatan Mental
Penting untuk selalu mengatasi kekhawatiran yang mengganggu.
SELENGKAPNYA