Medika
Urgensi Kolaborasi Mengatasi Polusi
Dengan mengadopsi pencegahan sederhana, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang yang kita cintai.
PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) menyadari krisis kesehatan masyarakat yang kini tengah terjadi, akibat fenomena polusi udara di Jakarta. Holding Rumah Sakit (RS) BUMN ini mengambil langkah untuk memberikan wawasan mendalam mengenai dampak polusi udara terhadap paru-paru dan gangguan pernapasan.
Direktur Medis IHC, Lia Gardenia Partakusuma, menyoroti perlunya kolaborasi di antara berbagai pihak terkait untuk secara efektif mengatasi dampak kesehatan akibat polusi udara. "Melalui keterlibatan masyarakat, edukasi publik, dan penelitian yang berkelanjutan, kami berharap masyarakat Jakarta dapat lebih memahami risiko kesehatan yang diakibatkan oleh polusi udara dan mengadopsi perilaku sehat yang berkontribusi pada perlindungan diri mereka sendiri,” ujar Lia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Menurut dia, hal ini merupakan bagian melibatkan diri dalam diskusi yang lebih luas mengenai tantangan kesehatan masyarakat. "Dengan merawat kesehatan pernapasan, melakukan pemeriksaan berkala, dan mengadopsi langkah-langkah pencegahan sederhana, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan orang yang kita cintai," ucap Lia.
View this post on Instagram
Berbicara tentang kesehatan paru-paru dan isu polusi udara di Jakarta, dokter spesialis paru dari RS Pusat Pertamina, Dian Prastiti Utami, mengatakan kualitas udara juga dapat memengaruhi kesehatan paru-paru secara serius. Dian menyampaikan partikel-partikel mikro yang terbawa oleh polusi udara dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan.
Beberapa di antaranya penyakit pernapasan kronis, seperti asma dan bronkitis, serta meningkatkan risiko infeksi pernapasan. Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat, Dian berbagi saran praktis untuk melindungi kesehatan paru-paru.
"Ketika indeks kualitas udara buruk, pertimbangkan untuk membatasi aktivitas luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia. Menggunakan masker juga dapat membantu mengurangi paparan polutan, sekaligus membantu untuk melindungi paru dari pajanan partikel berbahaya di udara," ucap Dian.
Dian menyampaikan saat berolahraga atau beraktivitas di area yang berpolusi, tentu akan semakin banyak zat polutan yang terhirup dan memberikan dampak negatif terhadap paru. Pada saat itu, frekuensi napas seseorang akan meningkat sehingga akan lebih banyak udara yang terhirup.
Ia melanjutkan, bila ingin melakukan olahraga atau aktivitas fisik di luar ruangan, terutama di daerah padat polusi, upayakan tetap menggunakan masker. Bila memungkinkan, pilih area yang banyak pepohonan dan jauh dari polusi udara.
Selain itu, menurut Dian, sistem kekebalan tubuh memiliki peran yang sangat penting untuk melindungi paru kita dari efek buruk polusi udara. Tubuh mempunyai berbagai cara perlindungan, termasuk mekanisme batuk, produksi dahak, serta mekanisme kerja sel-sel darah putih untuk mengeluarkan partikel-partikel yang masuk ke dalam tubuh kita. “Lengkapi juga dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan tambahan konsumsi vitamin atau suplemen," ujar Dian.
Alergi atau Polusi?
Lalu bagaimana cara membedakan antara gejala pernapasan yang disebabkan oleh alergi atau infeksi, dengan gejala yang mungkin disebabkan oleh pajanan polusi udara?
Menurut Dian, secara umum gejala pernapasan yang disebabkan oleh alergi atau infeksi dan pajanan polusi udara hampir sama. Cara untuk membedakannya, yaitu melihat riwayat pajanannya. Contohnya pasien dengan masalah pernapasan akibat polusi udara biasanya ada riwayat terpajan dengan zat polutan udara dalam waktu dan jumlah tertentu. Sebagai contoh para pejalan kaki, pengendara sepeda motor, pekerja pabrik yang tidak menggunakan masker dengan baik.
Sedangkan, gejala pernapasan akibat alergi umumnya didahului pajanan pencetus yang spesifik, seperti debu, udara dingin, kapuk, bulu binatang, ataupun makanan tertentu, seperti produk makanan dari laut, kacang, telur, coklat, air es, susu, dan nanas.
"Gejala pernapasan akibat infeksi umumnya dapat terjadi secara akut ataupun kronik, umumnya batuk berdahak, dapat disertai pilek ataupun nyeri tenggorok, demam dan sebagainya," kata Dian.
Secara umum, gejala pernapasan yang disebabkan oleh alergi atau infeksi dan pajanan polusi udara hampir sama.DIAN PRASTITI UTAMI, Dokter Spesialis Paru dari RS Pusat Pertamina.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Jangan Lupakan Kesehatan Mata di Tengah Deraan Polusi Udara
Asap merupakan bahan pengiritasi yang ketika bersentuhan dengan mata, partikel kecilnya dapat meleleh ke dalam air mata Anda,
SELENGKAPNYAStudi: Masyarakat tidak Berencana Melindungi Diri dari Polusi
Mengonsumsi antioksidan yang merupakan senjata untuk melawan radikal bebas
SELENGKAPNYAKurangi Polusi Emisi Kendaraan, Pemprov DKI Berlakukan WFH
Pemprov DKI Jakarta menerapkan kebijakan WFH atau bekerja dari rumah untuk 50 persen ASN.
SELENGKAPNYAUpaya Menekan Polusi Jakarta Masih Samar
Kualitas udara di Jabodetabek dalam kategori tidak sehat.
SELENGKAPNYA