Hikmah
Misi Pendidikan Nabi Ibrahim
Misi pendidikan Nabi Ibrahim menjadi langkah strategis dan nyata.
Oleh IMAM NAWAWI
Sebagai sosok bapak Anbiya (para Nabi), Nabi Ibrahim mewariskan satu misi pendidikan utama dalam Islam, yakni lingkungan yang aman (baik) dan peneguhan nilai-nilai tauhid.
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala'.” (QS Ibrahim [14]: 35).
Setelah menempatkan Ismail dan ibunya (Hajar) di lembah Makkah, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah Ta’ala agar tempat itu aman (dalam segala hal), bahkan dalam penanaman nilai-nilai tauhid, sehingga lahir generasi yang menolak menyembah berhala.
Doa Nabi Ibrahim yang Allah SWT abadikan dalam Alquran tentu harus menjadi petunjuk bagi seluruh kaum Muslimin dalam hal pendidikan anak-anak dan keluarga agar mereka hanya meng-Esa-kan Allah dan menjauhi berhala.
Doa Nabi Ibrahim yang Allah SWT abadikan dalam Alquran harus menjadi petunjuk bagi seluruh kaum Muslimin dalam hal pendidikan anak-anak dan keluarga agar mereka hanya meng-Esa-kan Allah dan menjauhi berhala.
Berhala dalam konteks sejarah, tentu saja patung yang dibuat oleh orang jahiliyah dari batu lalu disembah. Namun segala hal yang membuat akal manusia kehilangan daya nalarnya karena cinta berlebihan kepada selain Allah (cinta dunia), bisa disebut berhala. Berhala modern: seperti harta, takhta, dan wanita. Dan, itulah penyembah berhala bernama hawa nafsu.
“Maka apakah engkau telah melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jatsiyah: 23).
Jika kita perhatikan secara saksama, maka sungguh orang-orang yang melakukan tindak kejahatan, baik berupa korupsi, kezaliman, dan pengkhianatan, sebagian besar dari mereka adalah orang yang memiliki ilmu dalam arti akademis.
Mereka mempunyai intelektual bagus, wawasan luas, bahkan global. Namun, ketika tauhidnya rendah dan bermasalah, mereka rela melupakan Allah SWT dan menyembah berhala-berhala modern itu, bahkan menuhankan hawa nafsunya sendiri.
Dalam sejarah perlu ditelusuri secara mendalam, bahwa masyarakat jahiliyah di Makkah pada era Nabi Muhammad SAW bukan berarti masyarakat tunabaca atau pandir dalam hal ilmu pengetahuan. Mereka bahkan sangat pandai menulis karya dengan nilai puisi yang bagus.
Jahiliyah menjadi label mereka kala itu karena gagal memaknai Tuhan dan kemanusiaan. Seperti membanggakan diri sendiri karena keturunan dan nenek moyang. Memandang kemuliaan manusia hanya pada kekuatan fisik atau kekayaan, sehingga orang miskin dan papa diperbudak secara brutal.
Pendidikan tauhid memberantas semua nilai dan cara pandang yang mengedepankan apapun yang sifatnya bathil, merusak nilai kemanusiaan, dan menghancurkan tatanan nilai hidup yang memanusiakan manusia.
Pendidikan tauhid memberantas semua nilai dan cara pandang yang mengedepankan apapun yang sifatnya bathil, merusak nilai kemanusiaan, dan menghancurkan tatanan nilai hidup yang memanusiakan manusia.
Dengan cara seperti itu orang hanya memandang kemuliaan dari sisi takwa. Mendahulukan kebahagiaan akhirat daripada kesenangan sesaat di dunia.
Ketika menjadi seorang pemimpin, ia akan berjuang menegakkan keadilan. Saat menjadi seorang suami, ia akan bertanggung jawab memelihara diri dan keluarganya dari api neraka.
Dan, itulah misi pendidikan Nabi Ibrahim. Misi pendidikan ini yang harus menjadi langkah strategis dan nyata seluruh keluarga Muslim bahkan lembaga pendidikan Islam.
Sebagai upaya agar generasi bangsa ke depan menjadi orang-orang yang mampu berbuat adil, jujur, tulus, ikhlas, bijaksana dan progresif dalam memajukan tatanan kehidupan umat manusia yang beradab. Bukankah Indonesia memerlukan generasi yang seperti ini?
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Bank Syariah Lebih Mahal dari Bank Konven?
Bagaimana penjelasan ada kesan bahwa bank syariah lebih mahal ketimbang konven.
SELENGKAPNYABerhaji Itu Harus di Makkah
Nabi SAW telah mencontohkan pelaksanaan ibadah haji tersebut di Tanah Suci Makkah, bukan di tempat lain.
SELENGKAPNYAMenelusuri Konteks Turunnya Wahyu
Dalam buku ini, as-Suyuthi memaparkan asbabun nuzul ayat-ayat Alquran.
SELENGKAPNYA