ILUSTRASI Nabi Muhammad SAW memberikan contoh sikap dalam hadapi para pembenci Islam. | Republika/Agung Supriyanto

Dunia Islam

Teladan Nabi Muhammad Hadapi Pembenci Islam

Dalam menghadapi para pembenci Islam, Nabi Muhammad SAW menunjukkan akhlak mulia.

Gejala-gejala Islamofobia sesungguhnya tampak sejak awal Nabi Muhammad SAW menyebarkan risalah kebenaran. Sikap fobia itu ditunjukkan para musuh Islam, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Allah SWT dalam Alquran telah menegaskan bahwa dakwah selalu menghadapi pihak-pihak yang ingin memadamkan syiar Islam. Misalnya, dua kaum yang selamanya tidak suka dengan tegaknya kalimat tauhid.
وَلَنۡ تَرۡضٰى عَنۡكَ الۡيَهُوۡدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡؕ قُلۡ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الۡهُدٰىؕ وَلَٮِٕنِ اتَّبَعۡتَ اَهۡوَآءَهُمۡ بَعۡدَ الَّذِىۡ جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِۙ مَا لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا نَصِيۡرٍ

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).' Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah."

Salah satu bentuk Islamofobia adalah penghinaan terhadap Rasulullah SAW. Alquran telah banyak menceritakan caci-maki yang dilakukan orang-orang musyrik terhadap beliau. Tuduhan-tuduhan itu sangat tidak masuk akal karena dilandasi hanya oleh kebencian terhadap dakwah.

Misalnya, orang-orang kafir menuduh Rasulullah SAW sebagai penyair (QS al-Anbiyaa’:5), dukun (QS al-Haaqqah:42), tukang sihir (QS adz-Dzaariyaat:52), dan orang gila (QS al-Hijr: 6). Ada pula hinaan terhadap status beliau sebagai anak yatim dan orang miskin (QS az-Zukhruf:31).

Kemudian, hinaan bahwa Nabi SAW tidak perlu makan dan menikah (QS al-Furqaan:7). Beliau pun pernah disakiti dengan kata-kata bahwa dirinya tidak akan memiliki keturunan, terutama pascawafatnya putra beliau, Ibrahim (lihat QS al-Kautsar).

Menghadapi Islamofobia

Maka muncul pertanyaan. Bagaimana cara Nabi SAW menghadapi para pembenci Islam? Jawaban terkait itu mungkin dapat dipetik dari kisah berikut ini.

Pada suatu hari, ‘Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, pernahkah engkau mengalami hari yang lebih buruk daripada Perang Uhud?”

Salah seorang ummul mu'minin itu tentunya bukan tanpa alasan menyebut Perang Uhud. Sebab, dalam palagan itulah kaum Muslimin mengalami kekalahan telak.

Rasulullah SAW ikut terluka parah seusai dari pertempuran tersebut. ‘Aisyah pun bertanya-tanya, adakah momen yang lebih menyedihkan hati sang suami daripada hari kelam itu.

Beliau pun menuturkan, “Ya. Pada suatu hari, aku pernah menemui suatu kaum yang sangat kejam. Belum pernah kutemui kaum yang seperti itu. Mereka tinggal di Desa Aqobah (Thaif). Aku ingin menemui pemimpin mereka, Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulal, tetapi ia menolak kedatanganku. Maka aku pulang dalam keadaan wajahku berdarah (karena perlakuan warga setempat melempari beliau dengan batu –Red).”

“Kemudian, ketika aku berhenti sebentar di Qarnul Tsa’alib,” sambung Rasulullah SAW, “aku melihat ke atas dan awan memayungiku sehingga aku merasa teduh. Aku melihat Jibril memanggilku seraya berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan (hinaan) mereka dan penolakan mereka kepadamu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu.’

Berkatalah malaikat penjaga gunung itu, ‘Ya Muhammad, angkatlah kedua tanganmu ke langit (untuk berdoa). Jika engkau mau, aku bisa mengangkat dua gunung ini (dekat Thaif) dan menjatuhkannya di atas mereka.’

Aku kemudian mengangkat tangan (berdoa) dan berharap, mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun'."

Dari kisah di atas, kita dapat becermin pada sikap Rasulullah SAW ketika beliau merasakan cacian dan perlakuan yang tidak manusiawi. Yang dikedepankan oleh beliau bukanlah mencaci balik, tetapi menunjukkan sikap yang baik.

 
Jelaskanlah seterang-terangnya Islam kepada para pembenci. Sebab, boleh jadi mereka membenci Islam karena belum tahu hakikat agama ini.
 
 

Akhlak luhur beliau tunjukkan. Syiar Islam terus menerus Nabi SAW dan para sahabatnya tebarkan. Hasilnya, para pembenci menjadi tahu akan keagungan ajaran Islam.

Maka dari itu, salah satu opsi yang bisa diambil untuk menghadapi Islamofobia adalah jelaskanlah seterang-terangnya Islam kepada para pembenci. Sebab, boleh jadi mereka membenci Islam karena belum tahu hakikat agama ini.

Kalau Rasulullah dahulu suka memberikan surat-surat yang ditujukan kepada para raja, maka sekarang pun kita bisa berdakwah lewat buku, dengan menerjemahkan karya-karya Islam, misalnya, ke dalam bahasa yang diakrabi orang-orang penyebar Islamofobia. Yang juga perlu ditekankan, tidak ada paksaan dalam beragama.
لَاۤ اِكۡرَاهَ فِى الدِّيۡنِۙ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشۡدُ مِنَ الۡغَىِّۚ فَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِالطَّاغُوۡتِ وَيُؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسۡتَمۡسَكَ بِالۡعُرۡوَةِ الۡوُثۡقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Terakhir, alangkah baiknya bila kita pun mendoakan para pelaku anti-Islam untuk mendapatkan hidayah Illahi. Rasulullah SAW pun menunjukkan, ikhtiar adalah berdakwah. Hasil akhir adalah urusan Allah SWT. Sebab, cahaya petunjuk memang berada dalam kekuasaan Allah Ta’ala seutuhnya.

‘Amerika Serikat Eksportir Islamofobia Global’

Profesor dari University of Arkansas ini soroti peran Amerika Serikat terkait Islamofobia.

SELENGKAPNYA

Sejak Kapan Islamofobia Menggejala?

Islamofobia mungkin adalah sebuah istilah baru, tetapi gejalanya merentang jauh ke belakang.

SELENGKAPNYA

Dakwah Masjid Kampus yang Kian Redup

Lembaga dakwah kampus tidak siap untuk beralih dari sistem offline ke sistem online.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya