Tobat Sebelum Ramadhan (Ilustrasi) | Thoudy Badai_Republika

Tuntunan

Tobat Sebelum Ramadhan

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bertobat.

Oleh Rossi Handayani

Dua pekan menjelang Ramadhan, umat Islam tengah mempersiapkan diri, baik dari sisi zahir maupun batin. Salah satunya yakni bertobat dari segala dosa sehingga bisa maksimal saat menjalankan ibadah puasa.

Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah Zaen, Lc, MA, menjelaskan, bulan Ramadhan merupakan momentum agung dari ladang-ladang yang sarat dengan keistimewaan. Satu masa yang menjadi media kompetisi bagi para pelaku kebaikan dan orang-orang mulia.

 
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya.
QS AT-TAHRIM AYAT 8
 

Ustaz Abdullah melanjutkan, para ulama telah menggariskan beberapa kiat dalam menyongsong musim-musim limpahan kebaikan semacam ini. Salah satunya yakni tobat sebelum Ramadhan tiba. Banyak sekali dalil yang memerintahkan seorang hamba untuk bertobat, di antaranya firman Allah Ta’ala dalam QS at-Tahrim ayat 8.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا تُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ تَوۡبَةً نَّصُوۡحًا ؕ عَسٰى رَبُّكُمۡ اَنۡ يُّكَفِّرَ عَنۡكُمۡ سَيِّاٰتِكُمۡ وَيُدۡخِلَـكُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ يَوۡمَ لَا يُخۡزِى اللّٰهُ النَّبِىَّ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ‌ ۚ نُوۡرُهُمۡ يَسۡعٰى بَيۡنَ اَيۡدِيۡهِمۡ وَبِاَيۡمَانِهِمۡ يَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَاۤ اَ تۡمِمۡ لَـنَا نُوۡرَنَا وَاغۡفِرۡ لَـنَا‌ ۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."

Menurut Ustaz Abdullah, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bertobat.Tidak ada seorang pun di antara kita yang terbebas dari dosa-dosa. Sedangkan, dosa hanya akan mengasingkan seorang hamba dari taufik Allah ta'ala sehingga dia tidak kuasa untuk beramal saleh. Ini semua hanya merupakan sebagian kecil dari segudang dampak buruk dosa dan maksiat. "Namun, apabila ternyata hamba mau bertobat kepada Allah Ta’ala, maka prahara itu akan sirna dan Allah ta'ala akan menganugerahi taufik kepadanya kembali," ucap Ustaz Abdullah.

photo
Seorang laki-laki berdoa hingga menangis selepas melaksanakan shalat sunah Tobat untuk bencana gempa Lombok di Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Kamis (23/8).

Tobat menurut Imam al-Ghazali

Imam al-Ghazali mengungkapkan, tobat tersusun dari tiga hal: ilmu, keadaan, dan perbuatan. Tiga hal tersebut menjadi penyebab satu dari yang lain. Ilmu yang membuat seseorang menyadari dosa-dosa yang sudah diperbuatnya sudah meracuni dia. Pengetahuan itu akan meyakinkan hatinya dan mengobarkan kepedihan sebagaimana dia kehilangan kekasih. Dia pun merasa menyesal.

Penyesalan mendalam berasal dari kepedihan. Apabila kepedihan ini menguasai hatinya, bangkitlah sebuah keadaan lain yang disebut keinginan dan maksud untuk melakukan perbuatan yang terkait dengan masa sekarang, masa lalu, dan masa depan.

Perbuatan yang terkait dengan masa sekarang adalah meninggalkan semua dosa sebelumnya yang pernah diperbuat. Mengenai keterkaitannya dengan masa depan, dia bertekad untuk meninggalkan dosa yang membuatnya kehilangan kekasih sampai akhir umurnya.

Adapun keterkaitannya dengan masa lampau adalah menebus dan membayar apa yang telah lewat dengan kebajikan. Ilmu, penyesalan, dan maksud untuk meninggalkan dosa ini yang disebut tobat secara lengkap. Dengan pengertian ini telah timbul sebuah atsar. Penyesalan tidak kosong dari ilmu yang menghasilkan dan membuahkannya serta dari tekad yang mengikuti dan mengiringinya.

Al-Ghazali menjelaskan, tobat harus dilakukan terus-menerus pada setiap keadaan. Maksiat bagi iman layaknya makanan yang berbahaya bagi badan. Makanan berbahaya dapat mengubah komposisi badan manusia. Zat-zatnya yang merusak berkumpul untuk merusak badan manusia. Dia pun mati tiba-tiba. Demikian cara racun-racun dosa bekerja terhadap ruh keimanan. Pekerjaannya membuktikan kebenaran perkataan atas pelakunya jika ia termasuk orang celaka.

 
Setiap manusia tidak lepas dari maksiat terhadap anggota badannya.
 
 

Setiap manusia tidak lepas dari maksiat terhadap anggota badannya. Jika ia terlepas dari keadaan maksiat, ia tidak kosong dari keinginan dengan dosa di dalam hati. Jika ia kosong dari keinginan itu, ia tidak kosong dari bisikan setan yang mendatangkan lintasan-lintasan agar menyelewengkannya dari zikir. Jika ia tidak pula kosong dari itu, dia tak kosong dari kelalaian dan kekurangan dalam ilmu tentang Allah serta sifat-sifat perbuatan-Nya.

Rasulullah SAW, lelaki yang dosanya diampuni pun memohon ampun kepada Allah 70 kali dalam sehari semalam. Allah pun memuliakan Rasulullah dengan berfirman, "Supaya Allah mengampuni dosamu yang terdahulu dan dosamu yang belakangan" (QS al-Fath: 2). Apabila Nabi SAW dengan sifatnya yang maksum bertobat 70 kali sehari, bagaimana dengan kita? Siapakah kita ini?

Petani Cemas Harga Gabah Terus Turun

Petani berharap HPP baru segera ditetapkan.

SELENGKAPNYA

Lelaki dengan Syahwat Tinggi, Sunahkah untuk Poligami?

Sebelum Islam hadir poligami kerap dilakukan dengan kuantitas yang tak terbatas.

SELENGKAPNYA

Bom Waktu Hedonisme Kaum Muda

Tujuan dari jenama-jenama mahal memang mendorong sifat hedonisme.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya