
Keluarga
Saran Psikolog Atasi Anak Bermasalah
Banyak faktor yang bisa menyebabkan anak bermasalah.
Saat ini marak kasus anak-anak bermasalah di sekolah. Salah satunya yang viral adalah seorang murid yang merokok di kelas berkali-kali. Padahal, anak ini sudah diajak ngobrol oleh guru dan teman sekelas. Mereka sepakat kalau merokok lagi di kelas, ia akan ditindak.
Berita viral lainnya adalah siswa Samarinda yang membawa parang ke sekolah. Hal ini dilakukan karena merasa kesal dengan guru olahraga yang menyuruhnya push up. Anak ini pun sudah terkenal sebagai anak bermasalah, bahkan orang tuanya pun pernah dipanggil ke sekolah.
Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan banyak faktor yang bisa menyebabkan anak bermasalah. Di antaranya, pola asuh keluarga, pola komunikasi keluarga, pengaruh teman, pengaruh internet dan media sosial. Penyebab lainnya adalah sistem sekolah yang belum pas, misalnya belum ada edukasi dan sanksi yang jelas.
View this post on Instagram
Perempuan yang diakrab disapa Lia ini mengatakan biasanya terjadi dengan latar belakang kondisi anak yang BLAST, yaitu bored, lonely, angry, stress, and tired. "Yang menyebabkan kondisi anak seperti ini adalah rumah dan sekolah, misalnya karena tidak adanya kehangatan dalam keluarga dan tuntutan akademik di sekolah," ujarnya kepada Republika, Sabtu (4/3/2023).
Anak dengan kondisi BLAST ini, menurut Lia, akan mudah dipengaruhi oleh teman dan media. Masalah yang biasa dilakukan anak-anak dengan kondisi BLAST di sekolah, di antaranya pacaran dengan aktivitas berlebihan, pornografi, misalnya dengan menonton film porno, berbagi video porno antarteman, serta penyimpangan seksual seperti LGBT yang sudah mulai banyak ditemukan di sekolah-sekolah.
Selain itu, anak bermasalah juga seringkali bolos sekolah, melanggar aturan berpakaian, melanggar aturan waktu di sekolah, terkait aturan jam belajar, dan hal lain yang masih bisa ditoleransi.
Cara Mengatasi
Di setiap sekolah, ada saja anak yang bermasalah. Lalu bagaimana cara mengatasi anak bermasalah ini?

1. Peran sekolah
Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan, untuk mengatasi anak bermasalah yang pertama dilakukan adalah pastikan anak sudah tahu aturan-aturan di sekolah. "Jika belum tahu, peran sekolah untuk mengedukasi anak," ujarnya kepada Republika, Sabtu (4/3/2023).
Selain itu, sekolah, melalui guru BK, dapat melakukan pendekatan ke anak, mencari tahu mengapa anak melakukan hal itu, mengedukasi anak, membimbing, menegaskan konsekuensi yang akan diperoleh jika melanggar, dan membuat kesepakatan bersama anak untuk mematuhi aturan.
Pastikan juga bahwa sekolah sudah membuat aturan dan sanksi jika melanggar. Buat secara tertulis, sosialisasikan ke anak anak, terapkan dengan konsisten. "Dan jika anak melanggar kesepakatan, konsekuensi harus dijalankan dengan tegas dan konsisten."
2. Peran teman

Sementara itu, teman juga bisa mengingatkan anak bermasalah ini jika mereka mulai melakukan kenakalan. Jika memang hubungan tersebut cukup dekat, tentu sebagai temannya boleh untuk mengingatkan dan mengajak kepada hal-hal atau aktivitas yang baik.
Namun, menurut dia, jika hubungan tersebut tidak dekat, boleh sekadar berteman biasa atau menjauh. "Karena jika kondisi anak tidak kuat, mencoba memaksakan diri berteman dengan anak-anak seperti ini dapat memberi pengaruh buruk," ujarnya.
3. Peran orang tua
Perempuan yang akrab disapa Lia ini mengatakan untuk menghindari anak tidak membuat masalah disekolah, orang tua harus mengusahakan agar anak tidak dalam kondisi BLAST (bored, lonely, angry, stress, tired).
Nasihat orang tua pada anak hanya bisa masuk ke dalam hati dan pikiran anak jika telah tercipta hubungan baik dengan anak. "Maka hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah bangun attachment dengan anak," ujarnya.
Ia menyarankan untuk menciptakan kehangatan dalam sebuah keluarga. Lalu ciptakan komunikasi dua arah pada anak. Sering ajak anak remaja kita berdiskusi suatu kasus sambil menanamkan nilai nilai spiritual dan moral.

Bimbing anak untuk memiliki hobi dan cita-cita lalu arahkan kegiatan anak pada hobinya itu dan arahkan anak pada kegiatan yang dapat mendukung cita-citanya.
"Dan yang paling utama, doakan anak agar selalu berada di jalan yang lurus, doakan anak agar selalu dijaga dari bal buruk, baik sebagai pelaku maupun korban," kata Lia.
Orang tua dan sekolah perlu memfasilitasi anak dengan menyediakan sarana kegiatan kegiatan yang positif, seperti olahraga, musik, dan lainnya.
Hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah bangun attachment dengan anak.NUZULIA RAHMA TRISTINARUM, Praktisi psikolog keluarga
BUMN Pangan Perkuat Cadangan Pangan Pemerintah
ID Food membangun fasilitas distribusi dan logistik terintegrasi.
SELENGKAPNYAMengulik Serba-serbi Wagyu Halal
Minat terhadap daging berkualitas tinggi yang diproduksi secara etis, terus meningkat.
SELENGKAPNYAIndonesia Diminta Waspadai Manuver Cina di Laut Cina Selatan
ASEAN akan mengadakan pertemuan dengan Cina terkait sengketa Laut Cina Selatan pekan ini
SELENGKAPNYA