Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Syukur dan Sabar

Supaya hidup terasa bahagia maka tanamkanlah dua sikap ini syukur dan sabar.

Oleh MUHAMMAD RAJAB

OLEH MUHAMMAD RAJAB

Dalam hidup, kenikmatan, kesenangan, kebahagiaan, musibah, kesengsaraan, dan kesusahan ibarat dua sisi mata uang yang datang silih berganti mengiringi perjalanan hidup manusia. Semua orang senang dan bahagia ketika mendapatkan kenikmatan. Tetapi, tak semua orang bisa menerima dan bersabar terhadap ujian dan cobaan.

Kunci utama menghadapi dua kondisi tersebut adalah syukur dan sabar. Rasulullah SAW memuji sikap orang beriman yang selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi situasi hidup.

“Sungguh indah dan menakjubkan urusan orang beriman. Sesungguhnya semua urusannya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang beriman. Bila tertimpa kesenangan ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya." (HR Muslim No 2999)

Syukur dan sabar merupakan faktor penyebab bagi pelakunya untuk dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah SWT karena iman dibangun di atas syukur dan sabar. Sesungguhnya pangkal syukur adalah tauhid dan pangkal sabar adalah meninggalkan hawa nafsu.

 
Sesungguhnya pangkal syukur adalah tauhid dan pangkal sabar adalah meninggalkan hawa nafsu.
 
 

Orang mukmin meyakini, semua urusan manusia berada dalam genggaman dan takdir Allah SWT. Dan semua takdir Allah bagi orang beriman adalah baik.

Jika mendapatkan kenikmatan, baik nikmat dunia maupun nikmat agama, ia bersyukur. Syukurnya diwujudkan dengan meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Selain itu, kenikmatan yang dimilikinya selalu dimanfaatkan untuk hal-hal positif yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Syukur merupakan pangkal keimanan dan dibangun di atas tiga rukun. Pertama, pengakuan hati bahwa semua nikmat Allah SWT yang dikaruniakan kepadanya dan kepada orang lain, pada hakikatnya semua dari Allah SWT.

Kedua, menampakkan nikmat tersebut dan menyanjung Allah SWT atas nikmat-nikmat itu. Ketiga, menggunakan nikmat itu untuk taat kepada Allah SWT dan beribadah dengan benar hanya kepada-Nya.

Syukur terhadap nikmat Allah SWT akan menambah keberkahan nikmat tersebut. Sebaliknya, kufur terhadap nikmat Allah SWT akan mendatangkan siksa-Nya.

Allah SWT berfirman, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS Ibrahim: 7).

Sebaliknya, jika ditimpa satu musibah dan kesulitan hidup orang mukmin akan bersabar. Di dalam Alquran telah dijelaskan bahwa Allah SWT memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian hidup. Yaitu orang-orang yang apabila mendapatkan musibah, mereka mengatakan “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami akan dikembalikan.” (QS al-Baqarah: 155-156).

Sabar akan mendatangkan keteguhan dalam hati untuk tetap tegak dalam iman, meskipun ujian dan cobaan datang menghampirinya. Sikap sabar inilah yang mengantarkan para sahabat Rasulullah SAW kepada kehidupan mulia di dunia dan akhirat.

Misalnya, sahabat Bilal bin Rabah yang bersabar atas siksaan yang diberikan oleh tuannya. Begitu pula dengan kesabaran keluarga Ammar bin Yasir yang mendapatkan penyiksaan dari kaum kafir Quraisy karena iman yang dibawanya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan, termasuk duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dari kesalahan- kesalahannya.” (HR Bukhari No 5641)

Oleh karena itu, supaya hidup terasa bahagia maka tanamkanlah dua sikap ini syukur dan sabar. Pasalnya sikap ini akan mengantarkan seseorang pada sikap keridhaan dan keikhlasan terhadap setiap ketetapan yang Allah SWT berikan kepadanya.

Wallahu a’lam.

Jejak Kerajaan Kanjuruhan di Candi Badut

Candi Badut ditemukan secara tidak sengaja oleh kontrolir Belanda, Maureen Brecher.

SELENGKAPNYA

Menikah di KUA Biar Hemat

Ada tuntunan yang harus dilakukan saat menikah di KUA menjadi pilihan.

SELENGKAPNYA

Masalah Pernikahan Beda Agama

Pernikahan dalam Islam bukan semata ikatan adat, tetapi ikatan agama dan dan akidah sekaligus.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya