
Nasional
Ekshumasi Siti dan Sosok Aki Banyu dalam Pembunuhan Berantai
Siti Fatimah diduga merupakan salah satu korban pembunuhan berantai Wowon cs.
GARUT – Tim dari Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya melaksanakan proses ekshumasi atau pembongkaran makam Siti Fatimah (31 tahun) di Tempat Permakaman Umum (TPU) Rancabadak, Desa Tugujaya, Pakenjeng, Garut, Jawa Barat, Selasa (24/1). Siti Fatimah diduga merupakan salah satu korban pembunuh berantai atau serial killer Wowon Erawan cs.
Kepala Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga, mengatakan, ekshumasi itu dilakukan untuk mengecek kondisi jenazah Siti Fatimah. Selain itu, proses tersebut juga bertujuan untuk memastikan penyebab kematian korban dan memastikan jenazah itu adalah korban atas nama Siti Fatimah.
“Kami juga mengambil DNA pembanding dari anak kandung dan adik kandung korban,” kata dia saat memberikan keterangan di Polres Garut, Selasa (24/1).
Menurut dia, kondisi jenazah saat diangkat masih dalam keadaan terbungkus plastik. Pasalnya, korban meninggal dan dimakamkan ketika kasus Covid-19 sedang tinggi. Indra mengatakan, timnya masih belum membuka plastik yang membungkus jenazah. Jenazah korban akan dibawa ke RS Polri Jakarta Timur.
“Jadi, masih utuh. Kami belum buka di sini, tapi nanti di RS Polri. Jenazah akan dibawa ke Jakarta untuk diautopsi oleh tim RS Polri, RSCM, dan UI,” ujar Indra.
Selain melakukan ekshumasi, Indra mengatakan, pihaknya juga memeriksa sejumlah saksi, seperti kakak ipar dan adik korban. Hal itu karena kakak korban adalah orang pertama menemui korban atas nama Noneng, sedangkan adik korban adalah orang yang pertama mengetahui kematian korban di media sosial. “Informasi kejanggalan dari keluarga masih didalami karena keluarga masih dalam pemeriksaan,” kata dia.
Sementara itu, perwakilan keluarga korban, Dadan Wandiansyah, mengakui, pihaknya telah mengizinkan autopsi untuk jenazah Siti Fatimah. Apalagi, pihak keluarga telah mendapatkan penjelasan dari kepolisian mengenai kematian Siti Fatimah. “Jadi, kalau sebelumnya kami tahunya Siti meninggal karena kecelakaan, kali ini kami yakin Siti adalah korban dari Wowon cs,” kata dia.
Menurut dia, keluarga berharap proses ekshumasi dapat memperlancar penyelidikan yang dilakukan aparat kepolisian. Dengan begitu, polisi dapat menuntaskan kasus tersebut. “Kami berharap pelaku diberikan hukuman mati,” ujar Dadan yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Garut.
Siti Fatimah diketahui merupakan salah satu dari sembilan korban pembunuhan Wowon Cs. Korban merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan bermodus investasi dengan keuntungan berlipat ganda.

Dadan mengakui, pihak keluarga awalnya tak tahu hubungan Siti Fatimah dengan Wowon. Namun, setelah berita itu ramai, pihak keluarga mencari tahu kepada teman-teman Siti Fatimah di Arab Saudi mengenai tempat almarhumah bekerja.
Menurut dia, Siti Fatimah melakukan investasi dengan Wowon. Korban diiming-imingi akan mendapatkan hasil yang banyak. “Kalau ada keterangan Siti adalah istri Wowon, itu tidak ada karena dia itu di Arab Saudi lima tahun dan baru pulang ada kejadian (meninggal, Red) pada pertengahan Februari 2021,” kata Dadan.
Sebelumnya, berdasarkan keterangan Polda Metro Jaya, pembunuhan itu bermula dari Siti yang menyerahkan uang kepada Wowon. Namun, ketika ditagih, Wowon tak juga mengembalikan uang korban.
Karena terus didesak, Wowon meminta ibu mertua dari istrinya yang bernama Wiwin, Noneng, untuk mengantar Siti ke Mataram, Nusa Tenggara Barat. Selain mengantar korban, Noneng juga diperintahkan untuk membunuh korban dengan cara mendorong Siti ke laut di perairan Surabaya.
Indrawienny mengatakan, polisi masih berusaha mencari para TKW lain yang menjadi korban Wowon dkk. “Beberapa korban juga sedang dalam perjalanan ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan,” kata dia.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan jumlah korban bertambah, Indra berharap itu tidak terjadi. Namun, polisi akan terus melakukan pencarian terhadap korban.

Petugas kepolisian juga akan membongkar makam Iim Halimah di TPU Islam, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Halimah diketahui merupakan salah satu korban Wowon dkk. Namun, polisi belum memastikan pembongkaran akan dilakukan pagi atau sore.
“Rencananya besok (hari ini, Red) dibongkar, tapi belum pasti jam berapa,” ujar Kepala Desa Karangtanjung, Rismawan.
Ia mengatakan, aparat kepolisian pun sudah melakukan pengecekan di lokasi makam korban. Beberapa orang juga sudah memasang tenda untuk persiapan pembongkaran. Pembongkaran makam dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban. Sebelumnya, keluarga korban menyatakan Halimah meninggal pada 2016 karena sakit.
Polda Metro Jaya kembali menemukan sejumlah fakta baru dalam penyelidikan kasus pembunuhan berantai Wowon cs. Salah satunya adanya sosok fiktif yang sangat disakralkan oleh para pelaku pembunuhan berantai bernama Aki Banyu.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut sosok Aki Banyu diperankan oleh Wowon. Uniknya, dua partner kriminal Wowon selama bertahun-tahun, yaitu Solihin alias Duloh dan Dede Solehudin, baru mengetahui bahwa sosok Aki Banyu adalah Wowon pada saat mereka ditangkap.
“Kita juga temukan modus lain, ini cukup unik. Ternyata tersangka Wowon ini berperan sebagai Aki Banyu, ini adalah figur fiktif,” ujar Hengki.
Beberapa TKW yang menjadi korban Wowon saat ini sedang dalam perjalanan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan.
Menurut Hengki, Wowon memang memiliki kemampuan menirukan suara orang lain. Duloh dan Dede pun tidak pernah bertatap muka dengan Aki Banyu selain hanya mendengar suara lewat telepon, yang diperankan oleh Wowon. Ternyata, Wowon juga pernah berprofesi sebagai dalang.
Dalam serangkaian aksi pembunuh berantai asal Cianjur, Jawa Barat ini, sosok Aki Banyu memiliki peran sentral. “Aki Banyu ini yang menyuruh (melakukan) pembunuhan,” ujar Hengki.
Namun, Hengki belum menjelaskan sejak kapan dan di mana Wowon bekerja sebagai dalang, termasuk apakah ia menikahi keenam istrinya tersebut dengan menggunakan nama Aki Banyu. Hengki mengatakan, penyidik masih terus melakukan pendalaman. “Semuanya masih kita dalami. Ini belum final,” ujar Hengki.
Terungkapnya kasus pembunuhan berantai berawal dari penemuan satu keluarga yang tidak sadarkan diri dalam rumah kontrakan di Bantargebang, Bekasi, pada Kamis (12/1). Sebanyak lima orang korban, satu di antaranya anak-anak, mengalami keracunan setelah meminum kopi yang sudah dicampur racun. Tiga orang yang tewas adalah Ai Maemunah (35), Ridwan Abdul Muiz (21), dan Muhammad Riswandi (16).
Cerita Salsa yang Selamat dari Racun Wowon
Salsa punya firasat buruk saat hendak diajak ke Bantar Gebang, Bekasi.
SELENGKAPNYAPembunuhan Berantai di Bekasi dan Memori Jagal Ryan Jombang
Ryan terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap 11 orang dan dihukum mati.
SELENGKAPNYAJejak Para Pembunuh Berantai di Tanah Air
Kasus pembunuhan berantai di Indonesia dimulai kasus Robot Gedek.
SELENGKAPNYA