Petugas Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri mengambil sampel dari rumah lokasi pembunuhan di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (16/1/2023). | ANTARA/Fakhri Hermansyah

Nasional

Jejak Para Pembunuh Berantai di Tanah Air

Kasus pembunuhan berantai di Indonesia dimulai kasus Robot Gedek.

Kasus pembunuhan berantai di Bantar Gebang, Bekasi memicu lagi soal keberadaan para pembunuh berantai. Sejak kapan para psikopat ini beraksi di Tanah Air?

Robot Gedek

Kasus pembunuhan berantai perdana yang ramai mendapat sorotan dilakukan oleh Siswanto alias Robot Gedek sepanjang 1995-1996.

Robot Gedek didakwa melakukan perbuatan cabul dengan orang lain yang sejenis, yang diketahui atau patut diduga belum cukup umur. Korban-korban Robot Gedek ini disodomi di kawasan Proyek Pasar Senen dan selanjutnya dibunuh di bekas Bandara Kemayoran Jakarta Pusat.

Tercatat ada delapan bocah lelaki korban pembunuhan oleh Robot Gedek. Enam bocah dibunuh di wilayah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dua di wilayah Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Kendati demikian, Robot Gedek mengakui telah membunuh 12 anak laki-laki, dua di antaranya dilakukan di luar Jakarta.

photo
Robot Gedek - (Dok Republika)

Pada mulanya kasus tersebut kurang menarik perhatian, karena korbannya 'hanya' anak jalanan. Baru setelah jatuh korban yang keempat di mana pemeriksaan kedokteran forensik mengindikasikan adanya kemiripan pola kelainan/pola perlakuan; pihak Polda Metro Jaya mengintensifkan penyidikan dan Robot Gedek berhasil diringkus dan dimejahijaukan.

Dukun AS

Pada Mei 1997, terjadi pembunuhan terhadap seorang perempuan di di Desa Sei Semayang, Deli Serdang, Sumatra Utara bernama Sri Kumaladewi. Mulanya, kepolisian menduga suami yang bersangkutan sebagai pelaku. Terbongkar kemudian Sri Kumaladewi adalah korban terkini dari seorang dukun bernama Ahmad Suradji (AS) alias Datuk.

Tak jauh dari lokasi ditemukannyVery Idhama jenazah Sri Kumaladewi di areal perkebunan milik PTP Nusantara II, ditemukan kerangka dari 23 orang lainnya. Dukun AS kemudian mengaku bahwa ia telah membunuh sebanyak 42 perempuan dari 1986.

Seluruh korban dibunuh dengan cara mencekik dan menanamnya dalam lubang, setelah sebelumnya air liurnya dihisap. Itu dilakukan berkaitan dengan ilmu hitam yang tengah dituntutnya. Tersangka mengatakan, ia harus membunuh 70 wanita untuk menyempurnakan ilmunya tersebut. Dukun AS dieksekusi mati pada Juli 2008.

 
Tersangka mengatakan, ia harus membunuh 70 wanita untuk menyempurnakan ilmunya tersebut.
 
 

Jagal Jombang

Pada 12 Juli 2008, polisi menemukan mayat yang sudah dimutilasi dibuang di sekitar Jalan Kebagusan, Ragunan, Jakarta Selatan. Jasad tersebut milik lelaki yang diketahui dibunuh di sebuah apartemen di Jalan Margonda, Depok.

Sang pembunuh yang berhasil ditangkap kemudian adalah seorang pria homoseksual bernama  Henyansah alias Ryan. Ia didapati telah membunuh sedikitnya 11 orang sejak 2006.

Selain korban di Depok, sepuluh lainnya ia bunuh menggunakan linggis di kediaman orang tuanya di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang, Jawa Timur. Seluruhnya ia kubur di pekarangan belakang rumah orang tuanya tersebut.

 
Selain korban di Depok, sepuluh lainnya ia bunuh menggunakan linggis di kediaman orang tuanya di Desa Jatiwates.
 
 

Babe Baekuni

Pada 8 Januari 2010 polisi menemukan potongan-potongan jenazah seorang anak di Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur. Kepala anak itu ditemukan di jembatan Warung Jengkol, Pulogadung, Jakarta Timur.

Polisi kemudian mengungkap bahwa pelaku pembunuhan adalah Baekuni (49) tahun yang merupakan anak asuh bocah tersebut. Pembunuhan dilakukan karena sang bocah menolak disodomi.

Dalam pemeriksaan, Babe mengakui ada enam anak tidak berdosa lain yang telah ia hilangkan nyawanya. Pria yang dijuluki Babe itu mengakui dia sudah menghabisi nyawa tujuh anak sejak 1995. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa yang dibunuh Babe mencapai 14 orang anak jalanan. Babe mengaku membunuh untuk memenuhi hasrat seksualnya

 
Babe mengakui ada enam anak tidak berdosa lain yang telah ia hilangkan nyawanya.
 
 

Dukun Bantar Gebang

Sedangkan kasus yang terkini terungkap dari kasus keluarga keracunan di sebuah rumah kontrakan Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Polisi tak hanya menemukan fakta baru bahwa keluarga tersebut dibunuh dengan racun tapi juga ada tindak kejahatan yang lebih besar yang dilakukan para tersangka.

Sejauh ini penyidik telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka, yaitu Wowon Erawan alias Aki (60 tahun), Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin. Adapun jumlah korban secara keseluruhan hingga saat ini tercatat sebanyak sembilan orang dari berbagai usia termasuk seorang balita.

Dari pemeriksaan para tersangka diketahui mereka sengaja menghabisi nyawa keluarga dekatnya, karena dianggap membahayakan. Sebab, korban mengetahui tindak kejahatan lain yang dilakukan para tersangka.

Adapun tindak kejahatan lain yang dilakukan oleh tersangka yang diketahui oleh korban adalah adalah penipuan dengan modus dapat memberikan kekayaan atau pesugihan. Karena Wowon alias Aki dianggap oleh para korbannya memiliki kemampuan spiritual atau dukun.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat